Dea berjalan sambil mengusap air matanya. Dia benar benar sakit hati hari ini. Tak peduli sebanyak apa dia mendapatkan hinaan, setidaknya Ibunya yang telah meninggal dunia tidak terlibat dengan hal konyol ini.
Gadis itu hanya bisa menangisi nasibnya. Dia masuk ke dalam bangsalnya dan mengurung diri di sana sambil menangis sesenggukan.
"Bukan salahku Ibuku meninggal setelah melahirkan ku, tapi kenapa kalian semua menghinaku seperti aku bukan manusia!? Hiks hiks hiks... Menyebalkan, arrhhhkk dasar tuan muda Sagara menyebalkan, kau menuduhku bukan!!? Lihat saja mulai besok kau tidak akan tidur nyenyak di tanganku!!!" Kesal Dea.
Gadis itu sangat marah. Sepanjang malam dia hanya mondar mandir di dalam bangsalnya memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan untuk membalas perbuatan pelayan dan juga membuat Sagara segera mengusirnya dari tempat itu.
"lihat saja, akan ku buat perhitungan denganmu Sagara!!" Kesal Dea sambil mengepalkan kedua tangannya.
Rasa kesalnya semakin bertambah, menikah terpisah, ditinggal saat malam pernikahan, di kurung di rumah, di ikat peraturan dan sekarang dia bahkan direndahkan oleh pelayan, tetapi Sagara sama sekali tidak membantunya dan malah hanya menyudutkan dirinya.
Krak!! Krak!!
"sebelum aku keluar dari tempat ini, akan kupastikan kau bermimpi buruk setiap malam, dasar keparat sialan, dasar kau Sagara monster jahat!!!" Gadis itu mengumpat, di menarik boneka di kamarnya dan memukuli benda itu seolah itu adalah wajah Sagara yang membuatnya kesal bukan main.
Bugh.. bugh.. bagh.. bugh...
"Earrkhhh.... Mampus kau!! Mampus kau!!!" Kesal Dea memukuli boneka itu, meluapkan emosinya yang sudah membara.
"dasar Sagara Monster. Ku doakan kau tidak bisa melakukan itu pada wanita manapun!! Kudoakan kau jatuh cinta pada satu wanita yang akan membuatmu tidak tidur dengan tenang!!! Semoga kau mimpi buruk dasar keparat sialan!!!" Dea sampai ngos-ngosan, berteriak di dalam kamarnya tanpa sadar kalau seseorang yang berdiri di depan bangsalnya mendengar semua ucapannya.
Sagara terdiam membisu di depan bangsal istrinya sambil menghela nafas tak percaya dengan kutukan istrinya tadi.
"Tu... Tuan... Apa perlu saya panggilkan nyonya?" Tanya Lin dengan wajah gugup. Dea yang marah marah tapi Lin yang dibuat panas dingin karena berdiri di samping tuannya.
Sagara hanya menatap bangsal itu, lalu tiba tiba berbalik "jangan ganggu dia, " ucapnya singkat sambil melangkah menuju ke bagian Selatan kediamannya yang luas.
Lin menatap bangsal sang nyonya, " nyonyaa... Mohon kecilkan suara anda, mampus aku nyonyaa...." Batin Lin berteriak kencang.
Lin mengikuti langkah kaki Sagara, lalu mereka masuk ke dalam ruang latihan Sagara yang terletak di bagian belakang.
Sagara berjalan dengan cepat, tetapi ekor matanya jelas menangkap sosok pelayan yang mengikuti dia dan Lin dari kejauhan.
"Dia bergerak dengan ceroboh, " batin Sagara sambil tersenyum tipis. Pria itu masuk ke dalam ruangan latihannya, seolah dia akan melakukan latihan seperti biasanya tetap kedua netranya terus mengawasi Yaya, pelayan yang juga turut mengganggu Dea di taman belakang tadi.
Tak beberapa lama, gadis bernama Yaya itu segera pergi setelah mengamati Sagara dari paviliun milik nona muda Lucy yang tinggal di bagian rumah itu tepat diseberang ruang latihan Sagara.
Pelayan berambut panjang yang sering dikepang dua itu berjalan mengendap-endap sambil melirik ke sana kemari, lalu berjalan dengan pelan ke dalam dapur mansion yang letaknya terpisah.
"Aku harus cepat, ini kesempatan terakhir untuk membunuh bajingan itu, tuan kedua pasti akan puas dengan hasil kerjaku!!' batin gadis itu.
Cepat-cepat dia mengeluarkan sebuah kertas kecil dari dalam kantongnya dan menaburkan bubuk putih seperti garam ke dalam bahan bahan makanan yang khusus disiapkan untuk Sagara.
Setalah melakukan aksinya, dia keluar dari pintu belakang dapur agar tidak ketahuan oleh siapapun.
Gadis pelayan itu menyelinap keluar lalu menghubungi seseorang di belakang bangunan kecil di kediaman itu.
"Tuan saya sudah melakukan tugas saya, kapan anda akan menjemput saya!?" Ucap gadis itu dengan suara pelan sambil menatap ke sana kemari memastikan tidak ada yang mengawasi dia.
"Jika kau ketahuan, jangan pernah sebut namaku, tenang saja, aku akan memastikan keluargamu baik-baik saja!" Ucap orang itu dari seberang sana.
"Baik tuan muda!!" Ucap gadis itu.
Yaya memutus panggilan teleponnya, lalu berjalan dengan cepat meninggalkan area itu menuju kamar pelayan.
Dia berjalan sangat cepat, tetapi di saat yang sama rasa gugup menghantuinya. Berkali kali dia melihat ke belakang seolah ada yang sedang mengawasi dan mengikutinya sejak tadi.
Dia berjalan dengan tangan gemetaran, sambil menggigit ujung jarinya dia melangkah dengan kaki gemetar.
Hingga tiba-tiba...
Grep!!
"Hemphkk!!!!"
Sosok pria berpakaian serba hitam dengan masker yang menutupi wajahnya menarik gadis itu dan membekuknya sampai pingsan.
Tubuh Yaya diseret dari sana lalu dibawa keluar melalui pintu belakang kediaman besar itu.
Yaya tidak sadarkan diri, tubuhnya diseret oleh orang asing itu. Malam yang sepi berujung tragis bagi Yaya, pelayan yang berkhianat dan menusuk tuannya dari belakang hanya demi sebuah janji manis dari orang besar yang memerintahkan dirinya.
Sagara menatap kepergian pria berpakaian hitam itu. Sejak tadi dia mengawasi Yaya dan segala tindakannya yang mencurigakan.
"Tuan apa kita tidak sebaiknya mengejar mereka?" Tanya Lin yang berdiri di belakang Sagara.
Sagara berbalik," buat apa? Dia sudah dibereskan oleh pelakunya, jangan mengotori tanganmu untuk hal hal tidak berguna seperti ini Lin," ucap Sagara.
"Perintahkan pelayan untuk membuang seluruh bahan makanan di dapur, dia sepertinya melakukan sesuatu di sana, lalu untuk pelayan yang melayani Lucy, pecat dia dan jangan berikan upah apa pun padanya, segera persiapkan kepindahan Lucy, begitu dia tiba, dia akan pindah dari rumah ini!" Titah Sagara.
"Baik tuan muda!!" Balas Lin dengan tegas.
Kejadian hari ini bukan untuk pertama kalinya dialami oleh Sagara. Mata-mata masuk ke dalam kediamannya, bekerja selama beberapa bulan dan menunjukkan kesetiaan padanya, tetapi tak lama sifat asli mereka keluar.
Begitu banyak yang ingin mencelakai Sagara, terutama karena dia adalah seorang pebisnis yang unggul di banyak bidang. Belum lagi, Sagara diperkirakan akan menjadi penerus seluruh kerajaan bisnis keluarga Maureer. Karena hanya dia yang sanggup jika dibandingkan dengan kakak kakaknya.
"Adam, apa ini ulahmu? " Pikir Sagara.
Pria itu berjalan sambil menatap langit yang gelap bertabur bintang. Matanya tertuju ke arah bangsal Dea yang tertutup rapat, bahkan para pelayan pun tidak dibiarkan masuk ke sana.
Sagara berjalan ke arah bangsal itu dengan kepala penuh pertanyaan," kenapa kalian tidak di dalam melayani nyonya kalian!?" Tanya Sagara pada dua pelayan perempuan yang berdiri di depan bangsal.
"maaf tuan, nyonya tidak mau diganggu, kami sudah berkali-kali memanggil, tetapi beliau tidak menyahut sama sekali," jelas Sisak dengan wajah gugup.
"Da.. dan kejadian tadi tuan sama sekali bukan salah Nyonya, Friska dan Yaya terang terangan membenci nyonya, mereka mengatakan bahwa nyonya adalah putri yang tidak diinginkan, bahkan tidak akan bisa merebut tuan dari nona muda," jelas Siska.
Sagara melirik Siska, "tinggalkan bangsal ini, kalian beristirahat lah, biarkan nyonya kalian tenang!' ucap Sagara.
"Baik tuan!!"
Kedua pelayan itu pergi, sedangkan Sagara hanya berdiri di depan pintu depan bangsal Dea sambil menatap ke bawah pintu.
Bibirnya tersungging saat melihat bayangan seseorang tampak mondar mandir di balik pintu itu.
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
jngn jangn istrinya Sagara atau pacarnya
2023-06-06
0
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
Lucy siapa sih itu
2023-06-06
0
Ririn Alfathunisa
siapakah lucy?
lanjut lagi kak makin penasaran
2023-05-09
1