Dea dan beberapa pelayan langsung berlari ke ruangan hukuman di mana Friska, pelayan yang merendahkan bahkan menghina Dea begitu keji dikurung dan dihukum oleh Sagara.
" Buka pintunya cepat cepat!!! Kalian bawakan air hangat!!!'" teriak Dea khawatir.
Dia berlari dengan wajah khawatir sambil menerobos pintu itu begitu saja. Siska, Ruka dan semua pelayan terdiam melihat nyonya muda mereka yang begitu khawatir dan peduli dengan seorang pelayan biasa.
Sampai mereka semua berdiri dengan wajah bengong di depan pintu masuk.
"Yaakk apa yang kalian pikirkan!? Kenapa bengong, ini bukan drama, dasar lelet, cepat bergerak!!' pekik Dea.
" Ma..maaf nyonya," ucap mereka yang tersadar dari lamunan mereka.
Dea berlari masuk, ingatan akan masa lalu membuat gadis itu ketakutan.
Kejadian yang sama pernah dia alami, Amira pelayan yang dia anggap sebagai adiknya juga pernah dihukum begitu parah oleh saudara-saudara nya karena tidak sengaja memecahkan guci kesayangan tuan Eldrich.
Saat itu Amira dipukuli punggungnya dengan kayu sampai lima puluh kali. Menyebabkan tulang punggungnya bergeser dan retak, dia tak bisa berjalan selama berbulan-bulan dan dikurung di kamar pelayan.
Dea takut hal yang sama melukai pelayan yang bekerja di rumah itu.
"Friska!!Friska bangun Friska!!" Teriak Dea yang langsung menghampiri Friska yang terbaring lemah di atas tempat tidur.
Wajahnya pucat dan tubuhnya sangat panas.
"Dia Demam tinggi, ini tidak baik ruangan ini sangat dingin, dia bisa semakin parah nanti!!" Batin Dea.
"apa ada pelayan laki-laki di luar!" Teriak gadis itu.
" Saya nyonya!"
Seorang pelayan laki-laki masuk ke ruangan itu.
" Cepat angkat dia, bawa ke ruangan perawatan!!" Ucap Dea.
"Tapi nyonya, pelayan tidak diijinkan masuk sembarangan, kami juga sedang di hukum!!" Jelas Pria itu.
' Siapa namamu!?" Tanya Dea.
" Luhan nyonya," jawabnya.
" Luhan, nyawa manusia lebih penting daripada aturan si Sagara jahat itu!!' teriak Dea sambil berkancah pinggang menatap Luhan dengan wajah menyeramkan.
" Cepat bawa dia!' titah Dea.
" Ba.. baik nyonya!" Jawabnya
Luhan langsung menggendong tubuh Friska dan berlari keluar atas perintah nyonya mudanya.
Dea geleng-geleng kepala " dasar orang sok jagoan, sok ngatur, sok hebat, dasar pria kejam, pantas semua menjauhimu, meski aku bersalah padamu,mulai hari ini aku tidak akan segan padamu dasar Sagara bodoh!!" Omel gadis itu sambil menatap langit-langit.
"Nyonya air nya sudah siap, apa yang harus kami lakukan?' tanya Siska.
Dea keluar dari kamar itu, dia menatap para pelayan sambil menghela nafas," apa dokter sudah dihubungi?" Tanya Dea.
" Ma... Maaf nyonya, dokter Barak sedang melakukan operasi besar,tidak bisa dihubungi, asisten beliau memberitahu saya," jelas kepala pelayan.
Dea mendengus kesal," tidak bisa begini, baiklah ayo kita rawat dia!" Ucap Dea sambil menyingsingkan lengan bajunya.
Gadis itu berjalan menuju ruang perawatan. Friska dibaringkan di sana, keadaannya semakin drop.
"Ruka, minta tolong ambilkan kotak obat di kamarku, aku punya obat demam mujarab di sana!" Ucap Dea sambil mengompres tubuh Friska.
" emm.. Siska tolong ambilkan pakaian hangat dan selimut tebal yang bersih!"
"Dan Kau Luhan, tolong minta pelayan dapur memasakkan sup ayam, katakan untuk menambahkan jahe ke dalamnya, segera!!" Titah Dita.
" Minta... Tolong!?" Mereka bertiga terdiam bengong, demikian pelayan yang lain, semuanya malah termangu mendengar kata kata Dea yang sangat memanusiakan mereka.
Biasanya mereka diberi perintah begitu saja, tapi nyonya mereka bahkan dengan tulus meminta tolong pada mereka.
" hei kenapa bengong lagi, cepat bergerak!!!" Ucap gadis itu.
"Eh.. iya..bergerak.. baik Nyonya!!"sontak mereka berlari terbirit-birit melakukan perintah nyonya mereka.
Pelayan lain di mansion itu juga dibuat terkagum-kagum dengan sifat Dita yang tidak seperti rumor jahat yang disebarkan oleh Friska.
"Lihatlah betapa baiknya nyonya muda, padahal Friska sudah mengatakan hal yang tidak baik tentang beliau, tapi dia masih mau merawat Friska!".
"Kita juga sama, nyonya begitu baik seharusnya kita melayaninya dengan sepenuh hati!" Ucap yang lain.
"Benar benar. Ayo cepat bantu nyonya!!"
Para pelayan kembali bersemangat untuk bekerja, meski dikurung, di dalam mansion itu mereka memiliki seseorang yang hangat seperti Nyonya mereka, sudah lebih dari cukup.
Dea mengompres Friska, memijit tubuhnya agar Friska merasa nyaman.
"Friska bangunlah, kau tidak boleh sakit, jika kau sakit siapa lagi yang akan mengejekku, kau sangat cerewet dan sangat melindungi nonamu itu, tak bisakah kau bangun demi nonamu itu!?" Celetuk Dea
" Di mana mulutmu yang pedas seperti cabe rawit itu, kau harus mengoceh agar bisa hidup, dasar lemah!" Celetuk Dea.
Friska terbangun, dia sadarkan diri, kepalanya terasa sangat berat dan sakit. Dia menggigil kedinginan, rasanya sangat menderita.
" Di..dimana aku.. uhuk.. uhuk!!"
" Hah.. akhirnya si tukang gosip bangun!" celetuk Dea dengan wajah bahagia..
" SISKA RUKA DIMANA BARANGNYA!!" Pekik Dita dengan suara bahagia.
Dari ujung pintu jelas terlihat Ruka dan Siska berlari tergesa gesa sambil membawa barang yang diminta nyonya mereka.
" Ini nyonya!" Ucap Mereka serentak .
" Hahh bagus bagus, kalian bisa dapat piala kalau bertanding lari maraton, sangat cepat!!" Celetuk Dea.
" Sini sini pasang selimutnya, si ratu gosip sudah bangun, " celetuk Dea.
Dengan begitu perhatian dia menyelimuti Friska dan memperhatikan gadis pelayan itu.
" Nyonya...a..anda.. ke..kenapa anda ...
"Sshhhtt!" Dea menaruh jarinya di bibir Friska.
"Diamlah, kau sedang sakit, tidak baik banyak bertanya," ucap Dea dengan senyuman cerahnya secerah mentari.
"Nyonya ini sup nya!" Seru Luhan sambil membawa sup yang dimaksud Dea.
"Hah bagus bagus, kalian bekerja sangat cepat ini bagus. Terimakasih Ruka, Siska, Luhan dan semuanya!!" Ucap Dea menerima sup itu sambil tersenyum manis.
Dea mengambil sup itu, menyendokinya dan mengipasnya agar cepat dingin untuk segera diminum oleh Friska.
" Sini, ayo minum dulu, supaya kau sehat," ucap Dea.
"Ti..tidak.. saya salah nyonya,saya tidak seharusnya..."
"Ck.. Friska menurut dan jadi anak baik!" Ucap Dita dengan kesal.
"Minum sekarang!" Titah gadis itu.
Friska terdiam, tentu saja dia terkejut melihat seorang nyonya muda yang mau repot-repot mengurusnya ketika sakit, bahkan nona muda yang dia layani pun tak pernah sedekat itu padanya.
"Nyonya...." Friska menatap Dea dengan mata berkaca-kaca. Teman temannya yang lain juga demikian, mereka semua dibuat jatuh hati dengan perhatian sederhana dari nyonya mereka.
" Cepat di minum," ucap Dea .
Friska akhirnya menerima suapan itu. Dengan penuh perhatian Dea menyuapi Friska bahkan membersihkan sisa makanan di bibirnya, dia terlihat seperti seorang kakak perempuan yang sedang menjaga adiknya.
" Anak baik," ucap Dea sambil menepuk pucuk kepala Friska.
Mereka semua masih sangat muda, tetapi sudah bertarung dengan kerasnya hidup. Hati Dea tentu menjadi iba.
Friska memakan obatnya dengan baik hingga dia terlelap di kamar perawatan.
"Huhfft... Akhirnya selamat," ucap Dea.
" Jaga dia,aku mau keluar dulu " ucap Dea sambil meregangkan tubuhnya dan tersenyum puas.
Dia hendak bangkit berdiri tetapi tiba-tiba...
Jrukk!
"Ehh..." Dea menatap gaunnya yang tersangkut, tapi nyatanya Friska menahan gaunnya seolah tak ingin Dea pergi dari sana.
Gadis itu tersenyum," dasar gadis nakal," gumam Dea.
Dia kembali duduk di samping Friska.
"Kalian kembalilah bekerja, biar aku di sini dulu," ucap Dea.
"Tapi anda nyonya...
"Sudah sana, teman sedang sakit, kalian harus pengertian," ucapnya lagi.
"Baik nyonya, kami undur diri!" Ucap mereka.
"Terimakasih atas kerjasamanya, bilang yang lain untuk istirahat siang ini, jangan bekerja terlalu keras, bilang semuanya beristirahat," ucap Dea.
"Nyonya.. tapi.."
"Ck!!"
"Baik nyonya!" Jawab mereka serentak dengan penuh rasa haru.
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🐊⁰³
nyonya yg baik
2023-06-07
0