Datang

Aku menarik napas ku setelah meneguk air dingin yang dia berikan.

Usia nya jauh lebih muda dari ku namun dia memiliki kedudukan yang berbeda jelas dengan ku.

Awalnya aku tidak percaya bagaimana mungkin bisa anak berusia 23 tahun menjadi CEO dari perusahaan besar.

Namun setelah ku lihat sendiri dia memang seperti memiliki kemampuan untuk itu.

Tapi kenapa dengan tangan nya?!

Aku yakin itu bukan luka yang di dapat dari terjatuh, itu seperti goresan dengan benda tajam yang sengaja di buat.

Entahlah...

Aku tidak mau tau apapun selain tugas ku sebagai pengajar nya, lagi pula aku akan segera kembali kan?

Dia juga tidak memiliki wajah yang asing, seperti nya aku pernah lihat tapi aku lupa di mana.

"Ed? Aku akan pulang, kamu bisa berlatih dengan buku yang aku beri tadi ya."

Ucap ku sebelum aku akhirnya beranjak pergi dari apartemen mewah itu.

Dia tidak mengatakan apapun, terkadang aku takut melihat mata nya di balik senyuman nya.

Tidak ada yang aneh dari senyuman yang cerah dan mata yang indah itu tapi aku merasa seperti sedang di di awasi dan lihat hingga ke dalam.

Mungkin saja perasaan ku terlalu berlebihan karna bagaimana pun juga dia terkadang menunjukkan sisi nya yang seperti remaja beranjak dewasa.

"Ed?"

Aku memanggil nya ulang, dia tidak memberikan respon saat ku katakan aku ingin kembali.

"Ya? Anda akan kembali?"

Lagi-lagi dia berbicara secara formal pada ku padahal dia sendiri melarang ku untuk demikian.

"Ya," jawab ku singkat dengan di barengi satu anggukan.

Tentu aku tidak akan mempersalahkan bagaimana dia bicara pada ku, terkadang formal dan terkadang tidak.

"Akan ku antar,"

Dia menawarkan bantuan namun aku tak nyaman jika atasan ku sendiri yang mengantar aku untuk kembali.

"Tidak, aku membawa mobil. Terimakasih tawaran nya." tolak ku dan segera pergi.

Mungkin dia merasa sedikit bertanggung jawab karna membuat ku pulang larut akibat menunggu jadwal nya.

Tak ada jawaban, sekali lagi hanya senyuman yang indah namun terkadang membuat ku gelisah.

...

Suara alunan piono yang beradu satu sehingga membuat melodi yang cantik terdengar memenuhi apartemen yang luas dan mewah itu.

Edgar menghentikan permainan nya, ia tentu sudah berada di level yang tak perlu di ajari lagi namun bersikap seperti tak tau apapun agar bisa dekat dengan wanita yang sudah ia cari sejak lama.

"Miller Abellard, Rayvan Dianggra dan..."

"Keinan Dianggra..."

Edgar menarik napas nya lirih setelah menyebutkan nama-nama yang berkaitan dengan wanita yang ia incar.

Ia masih belum tau kenapa bisa wanita itu berada di sini meninggalkan suami nya dan pulang ke rumah ayah nya.

"Dia harus keluar dari rumah itu dengan cepat..."

Pria tampan itu bangun, ia tentu tak setuju jika wanita yang ingin ia kencani tinggal dengan ayah nya karna akan sulit untuk mengendalikan nya.

Senyuman simpul terutai di wajah tampan itu, ia ke kamar nya sembari membuka kemeja yang terlihat ketat dengan kancing yang ingin terbuka karna otot dada nya yang bidang.

Sebentar lagi...

Suara guyuran air terdengar, membasahi tubuh atletis yang indah itu dan membuat rambut ikal berwarna hitam itu jatuh karna shower yang menyala kencang dari atas.

......................

Indonesia

Diana yang menatap ke arah putra nya sembari membuang napas dengan kesal.

"Kamu jemput Livanya sana! Bukan nya ngejar perempuan ga jelas itu!" ucap Diana yang melihat tajam ke arah putra nya.

Ia merasa marah karna kehilangan menantu yang sering ia banggakan.

Namun tentu saja jika ia bisa memilih pun ia tetap akan membela putra nya.

"Livanya nanti bakal balik Ma, tapi Rasha? Mama keterlaluan ya? Dia lagi hamil Ma!" ucap Rayvan yang menjawab sang ibu.

"Loh? Salah sendiri mau di hamilin sama suami orang? Udah tau dong resiko nya bakal kayak apa?" sahut Diana yang menjawab dengan fakta telak.

Rayvan tak menjawab apapun, ia tak bisa membantah dan juga tidak bisa berdebat panjang dengan ibu nya sendiri.

"Mama ga mau tau! Livanya harus udah balik ke sini lagi waktu Mama datang!" ucap Diana sekali lagi sebelum ia pergi dari rumah putra nya.

Rayvan tak menjawab namun suara pintu apart yang di banting terdengar memecah kesunyian di apartemen yang dulu nya selalu ceria itu.

"Sial!"

Decak pria tampan itu dengan penuh kekesalan.

Sang kekasih marah dan tak pulang ke apart nya sedangkan istri nya juga masih belum mengabari nya sama sekali.

Rayvan pun beranjak mengambil ponsel nya, menelpon berulang kali bahkan mungkin malam itu ia sudah menelpon berulang kali.

"Livanya..."

"Liv..."

Gumam pria itu dengan nada yang sedang menggertak gigi nya, antara menahan emosi dan rasa marah namun ia tak bisa menunjukkan pada orang yang bersangkutan secara langsung.

......................

3 Minggu kemudian.

Prancis

Avenue du President Kennedy.

Kali ini kelas piano pun diadakan, dan kini pria tampan itu sidah mulai dapat dekat dengan wanita yang ia inginkan.

Membangun karakter yang manis dan polos sehingga membangun rasa simpati seseorang untuk memberikan kasih sayang.

"Aku akan ambil buku yang lain," ucap Livanya yang merasa canggung saat permainan telah usai dan pria itu malah menatap nya.

Greb!

Edgar memegang tangan kecil itu agar tak beranjak dan tetap duduk di samping nya.

Ia tersenyum tipis sembari menyandarkan kepala nya ke atas piano besar itu dan semakin menatap ke arah wajah cantik dari wanita yang sangat ingin ia terkam itu.

"Jangan pergi," ucap nya lirih yang membuat Livanya terdiam.

"Ed?" suara yang terdengar seperti teguran halus akan sikap yang membuat Livanya tak nyaman.

"Aku tau, aku terlalu kekanakan. Tapi..."

"Aku benci sendirian..." sambung Edgar yang membuat Livanya tak bisa mengatakan apapun lagi.

"Tapi aku orang asing, mau seperti apapun itu setelah kelas selesai dan setelah pembayaran mobil selesai kamu juga tidak akan bisa bergantung dengan ku terus kan?" ucap Livanya yang setelah satu bulan kelas berjalan pria itu bersikap begitu baik pada nya.

Terkadang begitu bergantung dan terkadang juga terlihat bisa di andalkan.

Edgar diam sejenak, ia tak menyukai kata-kata itu namun ia juga tak bisa mengelak ataupun membantah nya.

"Kalau begitu aku suka dengan orang asing, karna kalau menceritakan masalah ku dengan orang asing maka tidak akan ada yang tau."

"Karna orang yang mengenali ku tidak akan percaya dengan orang asing," sambung nya yang kembali tersenyum.

Livanya diam sejenak, ia tak menyahut dan melihat ke arah wajah yang dapat menipu nya itu.

"Jadi sekarang, apa orang asing ini akan mengelus kepala ku?" ucap Edgar sekali lagi dengan nada yang bersemangat sembari meraih tangan Livanya dan kemudian meletakkan di atas kepala nya.

Livanya menarik napas nya, terkadang ia merasa iba dan terkadang ia merasa kagum.

Senyuman tipis terlihat di wajah nya yang cantik itu dan tangan halus nya pun mulai mengusap kepala pria yang seharusnya tak boleh ia pegang karna pria itu adalah atasan nya.

Seseorang yang memberikan nya gaji yang tinggi setiap bulan.

Hubungan yang tidak bisa di defenisi kan namun berkembang pesat dalam waktu yang singkat.

......................

Heaven grup.

Gadis itu tampak menatap dengan tatapan yang kesal melihat ke arah sang kekasih yang terlihat akrab dengan rekan kerja nya yang lain.

"Ray? Maksud kamu apa?"

Ucap Rasha yang langsung mengambil minuman kaleng yang baru saja di berikan oleh salah satu rekan kerja nya yang wanita.

"Ras? Jangan begitu! Kita di kantor!" ucap Rayvan yang menatap ke arah kekasih nya dengan manik yang khawatir.

"Biarin! Biar mereka semua tau kalau kamu punya aku! Lagi pula kamu mau sampai kapan sih sembunyiin hubungan kita?!" tanya Rasha yang menatap dengan penuh kesal.

"Iya! Secepatnya!" ucap Rayvan yang tanpa sadar menyentak gadis nya.

Rasha langsung terdiam dan kemudian menunduk, "Aku hamil Rey..."

"Aku butuh kamu..." cicit nya lirih pada pria itu.

Rayvan menarik napas nya dan memeluk gadis itu secara perlahan untuk menenangkan nya.

......................

3 Hari kemudian

Pria itu sudah membawa koper nya yang akan di masukan ke mobil.

Jika sang istri tak kunjung membalas pesan nya maka ia yang akan mendatangi secara langsung.

"Kalau kamu ga mau angkat telpon berarti kamu memang minta di datangin Liv,''

Terpopuler

Comments

Yus Nita

Yus Nita

kapan nyadar ny y nech orang, atas kesalahan fatal yg tlh di perbuat ny

2025-04-11

0

A Yani

A Yani

reyvan suami yg egois banget 😩

2023-07-18

1

Intan Muthia

Intan Muthia

penasaran banget tiap hari nunggu Thor up💪❤️

2023-06-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!