My Brondong CEO
Mata ku masih melihat ke ponsel ku saat aku memutar berbagai video random yang muncul di reels sosial media ku.
Sesekali aku melirik ke arah jam dinding yang masih terpajang jelas berada di ruang tengah yang sedang aku huni sekarang.
"Dia masih belum pulang? Tapi kenapa ga ada bilang mau pulang terlambat?"
Aku bergumam, tentu aku merasa risau. Sebagai seorang istri yang menunggu suami nya yang bahkan belum memberi kabar walaupun sudah lewat satu dini hari.
Tak lama kemudian aku mendengar suara pin pintu apart yang aku tinggali berbunyi dan tentu siapa lagi jika bukan Rayvan.
Ivander Rayvan pria yang ku nikahi 9 tahun yang lalu ketika aku masih berumur 21 tahun.
Aku berdiri, mencoba menyambut nya karna memang sudah kebiasaan ku untuk selalu menunggu dan kemudian melihat nya lebih dulu sebelum aku tertidur.
Karna dia adalah ketenangan untuk ku.
"Kamu kenapa lama banget pul-"
Aku terdiam sejenak, tak ada perkataan apapun lagi saat pertanyaan ku terputus begitu melihat nya datang dengan seseorang di belakang nya.
"Dia siapa?" tanya ku sembari menelisik melihat ke arah gadis yang tampak berlindung di balik tubuh kekar suami ku.
Rayvan diam sejenak, tak mengatakan apapun namun memperhatikan wajah ku. Tentu aku semakin penasaran!
"Dia akan tinggal dengan kita mulai sekarang,"
Aku mengerutkan dahi ku, menatap dengan bingung melihat ke arah pria yang mengatakan akan membuat sekarang gadis tinggal dengan keluarga nya.
"Kamu belum jawab pertanyaan ku barusan, aku tanya sekali lagi, dia siapa?" aku masih bingung dan menatap nya penuh heran.
"Istri ku, bukan- maksud ku dia juga akan jadi istri ku."
"Jadi aku harap kamu bisa terima dia, mungkin ini akan sulit untuk sementara tapi aku yakin kamu akan bisa mengerti."
Deg!
Jantung ku terasa berhenti sejenak untuk beberapa saat, aku tidak tau lagi ekspresi apa yang ku keluarkan dan bagaimana mimik wajah ku saat.
Aku terpaku, kalimat yang dia lontarkan membuat aku tidak bisa berkata apapun. Lidah ku membeku sesaat dengan suara yang tertahan di tenggorokan ku.
"Kamu ini kenapa? Malam-malam malah bercanda yang aneh?" tanya ku dengan suara yang gemetar saat darah di tubuh ku terasa mengalir lewat dengan cepat.
"Liv? Aku yakin kamu pasti bisa kok, kamu akan suka dia nanti. Dia bisa temani kamu juga kan?"
Lagi-lagi suami ku mengatakan kata-kata yang semakin sulit untuk aku terima.
Suka?
Dengan siapa? Gadis yang berada di belakang suami ku sembari menyembunyikan wajah dan tubuh nya?
Aku memundur, tanpa sadar aku mencoba menepis tangan suami yang sangat ku cintai itu.
Aku menggelengkan kepala ku dan tanpa sadar tersenyum seperti menganggap sedang mendengar lelucon yang aneh di malam hari.
"Aku seperti nya kurang tidur, aku ke kamar dulu." ucap ku yang langsung berbalik dan tak mengatakan apapun pada suami ku.
Tubuh ku tentu gemetar mendengar nya, darah ku seperti mendidih namun aku lebih terkejut lagi.
Maksud nya apa?
Dia punya wanita lain? Selain aku?
Rey tidak mengatakan apapun, aku tau dia terus melihat ku sampai aku masuk ke kamar dan menutup pintu.
Aku tidak tau apa yang terjadi di luar, apa yang dia bicarakan pada gadis yang tampak masih muda itu.
Deg!
Deg!
Deg!
Dari pada memikirkan apa yang dia bicarakan aku lebih terkejut dengan apa yang baru ku dengar.
Bruk!
Kaki ku terasa lemas, aku bahkan tidak sanggup untuk berjalan dan duduk di pinggir ranjang ku lebih dulu.
Rasa nya seperti ada yang meluap dari perut ku dan kemudian mengembang lalu menguap di dalam dada ku.
Perasaan yang begitu sesak dan membuat ku kesulitan bernapas untuk sesaat, air mata ku luruh tanpa ku sadari.
Tangisan yang ku tahan agar suara ku tak keluar membuat ku menutup mulut ku dengan rapat dengan kedua tangan yang masih gemetar itu.
Aku tidak tau lagi sudah berapa banyak air mata yang ku keluarkan atau waktu yang sudah ku habiskan untuk tangisan yang bahkan tak akan di dengarkan ini.
....
Rasa hangat seperti menyelimuti ku, aku tak ingat apapun lagi. Silau yang membuat ku terganggu hingga akhirnya ku buka mata ku secara perlahan.
Aku berada di atas ranjang ku, tertidur entah sejak kapan dan bahkan aku tak ingat apa aku naik sendiri ke sini.
Tidak ada siapapun di samping ku, tak ada bekas tidur suami ku karna bantal yang berada di sebelah ku tak hangat sama sekali.
Nyutt...
Rasa sesak itu datang lagi, mungkin mata ku bengkak saat ini namun aku tak begitu memikirkan nya.
Aku bangun, perlahan mendekat ke arah pintu, namun...
Klek!
Pintu kamar ku terbuka lebih dulu, aku diam sejenak menatap ke arah pria yang tinggi dan tampan dengan tubuh yang kekar itu.
Dia menatap ke arah ku, melihat dengan mata sendu nya yang seolah hangat namun aku seperti jengah melihat nya sekarang.
"Kita harus bicara,"
Dia mengatakan nya sembari menutup pintu kamar kami dan kemudian membawa ku masuk lagi.
Aku masih terpaku melihat nya, dia memegang kedua bahu ku dan kemudian membuat ku kembali duduk di pinggir ranjang kami.
Aku mendengar suara nya, suara yang mencoba mengatakan tentang gadis yang dia bawa kemarin malam.
Dia bicara seolah tak peduli sama sekali perasaan ku dan mengatakan seperti dia tak bersalah sama sekali.
Pikiran ku kosong, pembicaraan saat ini sama sekali tak masuk ke dalam kepala ku kecuali kata-kata yang aku mengerti jika selingkuhan nya itu telah hamil hingga membuat nya membawa ke rumah ini agar bisa lebih menjaga nya.
"Kamu gila..." aku berucap lirih di tengah tangisan sendu ku.
"Kamu jangan egois! Dia itu anak ga rewel seperti kamu, dia mandiri! Dia juga ga punya siapa-siapa selain aku, kamu ga kasihan sama dia?"
Mata ku menoleh dengan gemetar ketika mendengar pembelaan yang keluar dari mulut suami ku.
"Aku egois? Terus kamu apa? Hm?" aku bertanya dengan suara yang masih serak, terlalu sulit untuk menerima apa yang terjadi saat ini.
"Kamu minta aku kasihan sama dia? Terus kamu ga kasihan sama aku? Salah aku apa? Kenapa kamu tega?!" aku bertanya sembari menunjuk diri ku sendiri dengan batin yang terluka.
Sudah jelas aku yang di khianati tapi aku yang harus mengerti?
"Aku tuh capek ya lihat kamu seperti ini terus, kamu itu manja! Kamu rewel! Kamu ga bisa apa-apa sendiri! Kamu cerewet! Aku capek! Aku cuma minta kamu untuk ngerti sekali ini aja kamu ga bisa? Anak yang ada di perut dia juga anak kamu kan?"
Aku terdiam, aku tidak lagi bisa mengatakan apapun.
Aku manja?
Aku cerewet? Bukan wanita yang mandiri?
Ya, mungkin saja dia merasa lelah karna aku terus bergantung. Karna aku begitu cerewet yang setiap hari selalu tanya dia ingin pergi kemana dan seberapa lama di luar.
Aku terlalu manja karna hanya dia satu-satu nya tempat bersandar ku, aku yang terlalu membutuhkan nya sampai membuat dia lelah.
"Rey? Keluar, aku lagi ga mau dengar apapun yang kamu bilang." ucap ku dengan lirih yang sekaan lelah untuk mendengar semua yang akan dia katakan.
Suami ku menarik napas nya, "Liv? Livanya? Sayang?"
Suara nya begitu lembut, tapi aku merasa muak, aku menepis tangan nya agar dia tidak menyentuh ku.
"Maaf, aku bukan mau menyalahkan kamu tapi..."
"Lagi pula tidak akan ada yang berubah, aku masih tetap sayang sama kamu sama Kainan juga."
Suara nya semakin melembut namun tak membuat ku hati ku melemah.
"Keluar..."
Aku menjawab dengan satu kata yang sama, tak berteriak ataupun menangis histeris pada nya, suara ku serak seperti akan habis dan aku tak memiliki tenaga untuk mengatakan sesuatu yang lebih seperti memaki nya lebih dulu.
Dia diam sejenak, mungkin dia masih melihat ku menangis tapi pada akhir nya dia pergi.
Aku mendengar suara pintu yang tertutup, tangisan ku kembali keluar.
Rasa nya begitu sakit walaupun tidak ada luka sama sekali di tubuh ku. Aku seperti hancur walaupun raga ku masih utuh.
Apa yang harus ku lakukan sekarang?
Tangisan ku terdengar lirih di kamar yang begitu sunyi, rasa sepi yang begitu menyelimuti ku hingga membuat ku merasa seolah tengah tenggelam di dalam lautan tanpa air.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Halimah Hamdanie
hadir lagi thor 1tahun gak buka Manga toon semoga ceritanya seru seperti yg sudah2
2023-09-21
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-08-30
0
semaumu aja
kl nggak ada airnya mana bisa tenggelam mlh kebayang sdg rebahan di ladang garam
2023-06-24
0