Sampai!

Mata bulat yang berbinar itu menatao takjub ke arah awan yang berada di bawah nya.

"Ma? Kita ke Paris yang ada menara nya itu?" tanya Keinan yang kemudian menoleh ke arah sang ibu setelah puas memandangi awan yang sangat ia suka itu.

Memang sejak kecil anak tampan itu terbiasa liburan menggunakan pesawat, tapi untuk pernah pergi keluar negeri ini adalah pertama kali untuk nya.

Livanya menangguk, ia tersenyum tipis sembari mengusap kepala kecil putra nya yang tampak senang karna hanya menganggap ini sebagai liburan biasa.

"Mau minum susu?" tanya Livanya yang tau perjalanan di pesawat memakan waktu yang cukup lama dan tentu anak kecil sangat mudah bosan.

"Ga dulu deh Mah, nanti Kei jadi mau pipis terus." tolak Keinan pada ibu nya yang menawarkan susu untuk nya.

Livanya hanya tersenyum tipis, ia kembali menyimpan susu yang tadi nya di berikan pihak maskapai untuk penumpang kelas satu di pesawat tersebut.

"Ma?" panggil Keinan sembari meraih lengan sang ibu yang di lipat di atas paha itu.

Livanya tak menjawab melainkan bola mata abu-abu itu kini menatap putra nya.

"Papa kenapa sekarang lebih suka sama tante Ma? Kenapa ga sama kita? Papa udah ga sayang kita Ma?" tanya anak kecil itu yang menatap sang ibu dengan mata penuh penasaran.

Livanya tersentak, untuk sesaat ia terdiam dan tak menjawab apapun.

"Kei? Kalau misal nya Mama sama Papa tinggal di tempat yang berbeda, Kei bakal mau ikut siapa?" Livanya yang kini balik bertanya pada putra nya.

Keinan tak menjawab, wajah tampan nya yang menggemaskan itu hanya diam tanpa bahasa dan menatap ke arah sang ibu.

"Kei harus milih? Kei kan mau nya tinggal sama Mama Papa," jawab Keinan yang menatap bingung ke arah ibu nya.

"Kei mau lihat Mama bahagia ga?" tanya Livanya dengan senyuman tipis di sudut bibir nya.

Satu anggukan menjadi jawaban atas pertanyaan itu.

"Mau lihat Papa bahagia juga?" tanya wanita cantik berusia 30 tahun itu sekali lagi.

Keinan kembali menanggukkan kepala nya secara pelan.

"Sekarang bahagia nya Papa udah ga sama Mama lagi, sama seperti Mama."

"Mama juga udah ga akan bahagia sama Papa lagi, Mama ga bisa kalau terus tinggal sama Papa." ucap Livanya pada putra nya.

"Kenapa? Karna tante itu? Semenjak tante itu dateng Mama nangis tetus, Papa juga sama tante terus." ucap Kei yang tak suka dengan gadis yang di bawa oleh sang ayah.

Livanya tak menjawab, ia hanya diam sembari mengusap kepala putra nya, "Terus nanti Kei mau tinggal sama siapa? Mama atau Papa?"

Lagi-lagi anak tampan itu diam sampai ia terlihat memutuskan sesuatu, "Kei sayang Papa tapi kalau Kei sama Papa nanti Mama sendirian, kalau Mama sendirian nanti Mama sedih jadi Kei mau ikut Mama."

Livanya hanya tersenyum, hati nya tersentuh dengan kata-kata yang terdengar ringan namun keluar dari bibir seseorang yang ia sayangi.

"Terus kalau Papa sedih gimana?" tanya nya dengan suara yang gemetar pada putra.

"Tapi Papa ga akan nangis, Kei ga mau lihat Mama nangis..." ucap Keinan dengan mata polos nya sembari menatap wajah sang ibu yang terlihat menahan air mata nya.

Livanya tersenyum tipis, ia mulai memeluk tubuh kecil itu dengan erat.

Suara napas nya terdengar berat saat tenggorokan nya terasa tercekat hingga membuat nya sulit untuk bicara.

......................

Paris

H-Gh3 Grup

Brak!

"I don't wanna do this anymore! He's a f****** crazy man!"

Pria itu menarik rambut nya dengan frustasi saat ia merasa begitu kesal pada atasan baru nya di perusahaan yang bergerak di bidang keamanan dan perangkat lunak itu.

Perusahaan yang mampu mengeluarkan jasa pengamanan elit baik itu dari sumber daya manusia ataupun kecanggihan Al.

Namun itu hanya yang terlihat dari luar, di bandingkan asli nya yang merupakan perusahaan gangster yang banyak melakukan hal gelap di belakang.

"He's gonna kill us! Keep your voice!"

Pria itu hanya berdecak, kepemimpinan berubah dalam beberapa hari saat pemilik perusahaan dan pemimpin gangster itu meninggal.

Kematian yang tak lazim dan bahkan pembunuh yang belum di ketahui.

Putra ketiga dari penyandang nama 'anak haram' yang bahkan tak pernah muncul di perusahaan itu kini hadir.

Pria tampan yang memiliki mata coklat, tubuh atletis dan kepintaran yang melibihi orang-orang pada umum nya itu kini baru menginjak usia 23 tahun.

Edgar Harcourt, pria yang hampir menghabiskan seluruh hidup nya berada di dalam kamar yang hanya di penuhi dengan buku dan membuat nya menyelesaikan pendidikan S3 di usia 19 tahun.

Dan tentu kemampuan spesial seperti itu bukanlah hal yang sering di temui.

Pria anti sosial yang bahkan tak memiliki siapapun untuk di percayai karna didikan yang begitu keras dari sang ayah.

Namun memiliki keinginan besar yang menjadi ambisi nya, sesuatu yang untuk pertama kali membuat nya tau jika tangan seseorang bisa terasa hangat.

Dan untuk itu ia bisa melakukan apapun, mulai dari merebut hal yang bahkan dulu nya tak pernah membuat nya tertarik.

...

Tak!

Domino yang tersusun rapi di atas meja kerja itu tampak mulai jatuh secara beruntun dan senyuman tipis terlihat.

Tok!

Tok!

Tok!

Tiga ketukan terdengar sebelum pintu besar itu terbuka.

"Bagaimana? Sudah temukan dia? Mungkin dia sekarang berada di usia akhir 20 tahun atau 30 tahun?"

Pria yang memakai stelan jas rapi itu tak menjawab apapun, wajah nya tampak dingin walaupun tetap menunjukkan ketampanan.

Ia menatap ke arah seseorang yang duduk di kursi tertinggi perusahaan yang besar itu.

"Saya tidak yakin, banyak wanita bermata abu-abu dan memiliki rentan usia yang sama." jawab Derrly pada pria yang lebih muda dari nya namun sudah menjadi atasan nya.

Senyuman tipis itu menghioanh, sorot mata dari manik coklat itu berubah menjadi tajam.

Derrly menatap dengan datar, sebelum nya ia hanyalah salah satu staff yang berkerja di bidang perencanaan namun saat hari 'pemurnian' datang ia di angkat menjadi kepala sekertaris.

"Saya masih bingung kenapa anda memilih saya?" tanya Derrly yang melihat ke arah pemuda berusia 23 tahun itu.

Walaupun masih begitu muda namun ia tak bisa menganggap remeh, seseorang yang tampak di dewasakan oleh lingkungan dan waktu yang membuat kepolosan untuk anak remaja menghilang.

"Kau menanyakan pertanyaan yang sama terus menerus," jawab Edgar dengan kerutan di dahi nya.

"Anda terkadang membuar saya ragu," jawab Derrly yang menatap dengan sorot yang tajam.

Edgar tampak melihat dengan dingin sebelum seringai tipis terlihat di sudut bibir nya.

"Kau pintar dan kau menyukai uang,"

Derrly menatap dengan bingung, "Lalu bagaimana jika saya mengkhianati anda? Anda tau kan? Keberadaan Anda masih sulit di terima di sini?"

Edgar tertawa mendengar nya, tawa yang seharusnya tidak terlihat di wajah pemuda berusia 23 tahun pada umum nya.

"Sudah ku katakan kau itu pintar, kalau kau mengkhinati ku..."

"Kau tidak akan mendapatkan apapun, bahkan tempat ini pun tidak akan menjadi milik mu. Aku memberikan uang yang kau sukai dan wadah untuk menampung bakat mu, lalu?"

"Aku tidak suka membuang bakat,"

Derrly tampak diam sampai secarik senyuman terlihat.

"Ada beberapa hal yang membuat saya merasa suka dengan jawaban Anda,"

"Baik, saya akan bekerja untuk Anda dan saya harap Anda memberikan hal yang sangat saya sukai itu." ucap Derrly yang menunduk sekilas.

Memang terdengar lancang untuk sesuatu yang harus nya di uangkapkan dengan atasan, sesuatu yang terlihat lancang itu sudah membangun aliansi yang tak terlihat.

"Saya akan segera temukan wanita itu," sambung nya sebelum meninggalkan tempat itu sesaat sebelum ia memberikan berkas yang membuat nya datang ke ruangan tersebit

Edgar tak mengatakan apapun, ia menarik napas nya sembari memejamkan mata untuk mengingat gadis yang memiliki senyuman cerah dengan tangan yang hangat itu.

"Si*l! Aku bisa gila jika tidak menemukan dia!" gumam nya yang berdecak kesal.

Pikiran kotor yang selalu terlintas setiap malam membuat nya semakin tidak tahan, perasaan manipulatif dengan keinginan yang kuat terus membendung dan hampir pecah membuat nya terasa ingin gila.

12 tahun yang lalu bukanlah waktu yang singkat dan untuk menemukan sosok yang bahkan sudah menghilang selama belasan tahun pun bukanlah hal yang mudah.

......................

Bandara Charles de Gaulle Paris

"Yeyy! Sampai!"

Anak kecil itu tampak berbinar menatap ke arah sekeliling nya, ia begitu merasa takjub dengan hal yang untuk pertama kali bagi nya.

Wanita cantik itu hanya memberikan senyuman tipis sembari menggandeng tangan mungil putra nya.

Tempat yang ia harapkan untuk bisa menenangkan nya, atau tempat yang hanya akan membuat pikiran nya menjadi lebih rumit?

Terpopuler

Comments

#semangatsss

#semangatsss

selalu suka dg karya2 mu thor

2023-05-31

0

Partiah Yake

Partiah Yake

apapun bisa di dunia halu😅😅😅, iya nggak thor

2023-05-29

3

tria ulandari

tria ulandari

gilaaa gelar S3 d usia 19 thn 😁

2023-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!