Kartu nama

Pria itu menghela napas nya, ia membersihkan apartemen yang selama ini tak pernah ia bersihkan sama sekali.

Karna ketika dulu istri nya masih ada tak pernah sekalipun ia melihat tempat itu berantakan.

Semua tersusun rapi seperti ruangan yang di atur dalam sketsa.

"Ray? Buatin aku teh, aku rasa nya capek banget..."

Suara manja yang datang pada nya membuat mata pria itu menoleh.

"Kamu kan bisa buat, kamu ga lihat aku habis ngapain?" jawab Rayvan yang menatap ke arah manik hitam itu.

Rasha tak menjawab, ia menatap dengan tatapan yang cemberut sembari melihat ke arah kekasih nya.

"Kalau bukan bawaan dari bayi kamu aku juga ga akan minta kayak begini Rey!" ucap Rasha yang menatap dengan tatapan yang menyedihkan hingga membuat pria itu tak bisa menolak nya.

Rayvan terdiam, memang benar jika gadis nya bukan tipe manja seperti sang istri dan mungkin saja ini memang bawaan dari bayi yang tengah di kandung gadis itu.

"Iya, aku buatin ya..." ucap nya yang kemudian beranjak dan bangun untuk membuatkan apa yang di minta gadis itu.

Rasha tersenyum tipis saat ia melihat pria itu menuruti keinginan nya.

Sedangkan Rayvan sesekali menatap ke arah sudut tempat gula dan bahan dapur itu.

Jika dulu, sudah pasti minuman nya yang di buatkan dan sudah pasti juga ia tak perlu repot melakukan apapun lagi saat sudah kembali ke rumah nya.

Terkadang ia semakin merindukan sosok sang istri yang mungkin tak akan bisa ia temui di wanita mana pun.

......................

4 Hari kemudian.

Prancis

"Jadi kapan kamu mau urus perceraian mu?" tanya Miller yang mendekat ke arah putri yang tengah duduk di teras sembari menatap ke arah putra nya yang tengah bermain di halaman depan.

Livanya menoleh, ia sudah memikirkan nya namun tetap saja untuk hak asuh ia mungkin akan sulit mendapatkan nya karna tidak bekerja.

"Hak asuh Pa, aku mau Kei bisa ikut aku tapi mungkin bakal lebih sulit karna aku kan ga kerja." jawab Livanya tanpa menoleh ke arah sang ayah.

"Kalau begitu kamu bisa cari kerjaan kan? Kamu dulu lulusan dengan nilai paling bagus, kamu juga pernah menang di beberapa lomba kan?" tanya Miller yang dengan semangat karna ia percaya putri nya.

"Tapi Pa, alat musik itu beda! Kalau aku lama ga main tangan ku juga bisa kaku Pa," ucap Livanya karna ia memang mengambil jurusan seni musik klasik.

Miller tak membalas melainkan hanya mengendikkan bahu nya sejenak.

"Liv mau ke kota deh Pa, mau beli barang karna tinggal di sini, kayak nya bakal lebih lama." ucap Livanya yang memilih untuk tak berlama-lama di tempat itu lagi.

"Kalau begitu kamu bisa berdandan! Mungkin bisa menemukan sedikit kesenangan?" tanya Miller yang mencoba bercanda pada putri nya walaupun terdnegar garing.

"Pa!" Livanya menyentak, mana mungkin ia mau bersenang-senang jika ia sendiri sedang kesal.

Miller tak menjawab, ia hanya tersenyum tipis hingga senyuman itu menghilang saat putri kesayangan nya pergi.

"Br*ngsek itu benar-benar kurang ajar!" gumam nya yang masih mengumpat kesal karna tau putri nya di khinati.

Ia memang bercerai namun bukan dari masalah perselingkuhan.

Melaikan karna sifat dan ego yang bertentangan dan tak ada satu pun yang mencoba atau bisa mengalah untuk satu sama lain hingga akhirnya putusan meja hijau lah yang di keluarkan.

......................

Bruk!

"Astaga!"

Mata abu-abu itu membulat sempurna saat ia merasa sudah menabgak mobil lain ketika sibuk mencari ponsel nya hingga tak sadar sidab ada lampu merah di persimpangan jalan tersebut.

"God!"

Gumam nya lirih saat melihat tipe mobil yang ia tabrak dari belakang adalah mobil yang mahal.

Tak lama kemudian seseorang keluar, dengan stelan jas yang rapi dan kemudian mengetuk pintu mobil nya.

"Maaf! Saya akan mengganti kerugian nya!" ucap Livanya yang langsung keluar dari mobil nya.

Tak ada sahutan sama sekali dari wajah yang kaku itu. Ekor mata nya melirik ke arah plat mobil kendaraan yang baru saja menabrak nya.

"Berikan kartu pengenal anda, saya akan menghubungi kembali dan saya harap anda tidak kabur karna saya akan terus mencari anda."

Kata-kata yang terdengar begitu kaku dan dingin dengan sorot mata yang tajam membuat Livanya seakan terdiam.

"Oh, iya..." ucap Livanya lirih yang seperti terkena hipnotis dan memberikan tanda pengenal nya pada pria itu.

Tak ada sepatah kata pun lagi, pria tanpa nama itu langusung pergi dan kemudian masuk ke dalam mobil nya hingga tak lama lampu hijau menyala dan mobil mewah itu langsung menghilang begitu saja.

"Dia tidak akan menjual ku untuk bayar mobil nya kan? Astaga! Aku baru di sini satu minggu!" ucap Livanya yang sadar jika ia memberikan kartu nama nya dan merasa curiga.

...

"Livanya Abellard?"

Gumam pria yang sedang mengendarai mobil yang bukan milik nya itu sembari menatap ke arah kartu nama yang ia ambil.

"Dia mirip dengan orang yang di cari Ed..."

Walaupun tak pernah melihat secara langsung namun dengan ciri-ciri dan lukisan yang selalu di buat oleh atasan baru nya tentu secara tak langsung ia bisa sedikit mengenali seperti apa yang di cari.

Terpopuler

Comments

A Yani

A Yani

aqu fans berat kamu Thor ♥️♥️

2023-07-17

0

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

kamu akan terbebas dari sirey bejat dan akan dikurung sama si edgar entah yang ini laknat atau maniak 😁

2023-06-14

0

Ana

Ana

😅 gak langsung dijual, tapi lu dikurung keknya Liv

2023-06-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!