Bertemu

Apart

Pria itu diam tanpa mengatakan sepatah kata pun, kekasih nya sudah tidur di samping nya begitu terlelap sedangkan ia masih belum mengantuk sama sekali.

Sudah tiga minggu sang istri pergi tanpa mengabari sama sekali pada nya.

Jangankan memberi kabar, membalas panggilan dan chat nya saja tidak di lakukan sama sekali.

"Ck!"

Rayvan bergumam, ia pun bangun dan kemudian berjalan ke arah lemari es nya saat merasa tenggorokan nya haus.

Langkah nya terhenti sejenak, apart yang dulu nya selalu rapi kini tampak begitu berantakan. Padahal ia ingat dulu apart itu menjadi tempat yang paling nyaman jika ia pulang kerja.

Ia tak pandai membersihkan rumah begitu juga dengan kekasih nya.

"Liv? Kenapa marah terus sih? Padahal kan bisa di bicarain baik-baik?!" gunam Rayvan yang merasa rindu dan kesal secara bersamaan karna bagi nya sang istri tak perlu marah.

Ia tak menyadari kesalahan nya, ia merasa jika ia tak bersalah sama sekali.

Karna ia sama sekali tidak merasa akan ada yang berubah.

Ia masih mencintai istri nya namun ia juga mencintai kekasih nya, jika dua tahun sudah berjalan dengan baik lalu kenapa sekarang tidak?

"Ray?"

Suara gadis yang terdengar serak ketika bangun tidur itu menyadarkan nya.

Rayvan langsung menoleh dan benar saja jika kekasih nya terbangun.

"Rasha? Kenapa?" tanya Rayvan dengan suara yang lembut pada kekasih nya yang tampak masih menguasap mata nya.

"Aku bangun kamu ga ada, yah aku cari kamu..." jawab gadis itu dengan suara yang masih tampak begitu mengantuk sembari memeluk ke arah pria nya.

Rayvan menarik napas nya, semenjak hamil gadis itu semakin manja namun ia mencoba memaklumi karna merasa hal itu bawaan dari bayi nya yang berada di perut yang dulu nya rata itu.

......................

Prancis.

Aku menarik napas ku dengan panjang, kenapa cobaan ini semakin banyak?

Masalah tentang Rey, tentang rumah tangga ku yang sudah berada di ambang kehancuran dan sekarang aku malah membuat masalah yang besar?

Harus ku cari ke mana yang sebanyak itu?!

Aku tidak mengatakan apapun pada Papa karna aku tau dia akan ikut memikirkan masalah ku dan semakin khawatir.

Tapi aku sendiri juga bingung, kalau mereka benar-benar menuntut ku pasti akan lebih kacau saat ini dan tentu aku tidak akan bisa mendapatkan Kei.

Astaga!

Kepala ku terasa mau pecah saat memikirkan masalah yang ku hadapi saat ini, memang aku tadi melihat pekerjaan dengan bayaran yang cukup besar.

Seperti sebuah penyelesaian atas masalah yang ku perbuat namun tetap saja.

Apa aku bisa melewati di antara begitu banyak orang-orang yang ingin mendapatkan pekerjaan yang sama belum lagi aku akan bekerja bukan untuk sembarangan orang.

Drrtt...

Mata ku menoleh, perasaan bingung ku berhenti sejenak sampai panggilan telpon itu datang lagi.

Aku tidak tau, saat ini di sana sedang jam berapa.

Mungkin bisa siang atau pagi.

Dia menelpon ku kembali dan tentu aku masih sama, aku membelokir panggilan nya dan kemudian membalik handphone ku karna tak ingin melihat nama nya.

Nama yang dulu sangat ku nantikan di dering ponsel ku.

Entah sudah ke berapa kali namun aku tidak memperdulikan nya sama sekali.

Entahlah...

Aku akan mencoba tak perduli dan memikirkan nya lagi besok.

Menata pikiran ku yang masih terasa begitu kacau.

......................

H-Gh3 Grup