Gosip

Aku terdiam, mulut ku tak lagi bisa mengatakan apapun ketika dia berulang kali mengatakan aku egois.

Atau memang itu benar?

Apa aku terlalu egois karna tidak bisa menerima selingkuhan nya dan memaklumi kesalahan nya?

"Ma? Mama?"

Aku tersentak, mata ku langsung menoleh ke arah anak lelaki ku yang tampan. Dia menatap ku dengan tatapan sayup yang sendu dan kemudian melihat ke arah raut wajah ku seperti sedang memperhatikan.

"Papa marah karna Kei makan sendirian ya?" tanya putra ku dengan begitu polos nya.

Aku menggeleng sembari mengusap kepala nya dengan lembut dan kemudian memeluk nya dengan erat secara perlahan.

"Bukan, Papa ga marah kok..." ucap ku yang mencoba menenangkan putra ku.

"Beneran? Tapi kenapa Papa bilang begitu? Apa karna Kei nakal Ma?"

Aku terdiam beberapa saat ketika mendengar nya, anak ku tak salah sama sekali dan dia juga seharus nya tak perlu mendengar percakapan atau pun pertengkaran kami barusan.

"Kei anak baik kok, bukan anak nakal..." ucap ku sembari terus memeluk nya sebelum aku melepaskan pelukan ku dan kembali menyuruh nya untuk makan.

Mungkin dunia ku hancur, dan aku pun mungkin telah ikut hancur. Tapi aku sadar satu hal.

Aku masih memiliki satu matahari, sinar ku yang mungkin menjadi penyelamat ku.

"Kei..."

"Mama boleh minta satu hal ga sama kamu?" tanya ku sembari mengusap kepala nya.

"Iya, Ma?" dia langsung menatap ku dan menghentikan makan nya.

"Mama kamu cuma yang ini, selagi Mama hidup aku Mama kamu..."

"Mama bakal kasih semua nya ke kamu, makanya..."

"Kamu..." ucap ku lirih dan mulai terdengar dengan serak.

Aku menarik napas ku sesaat dengan tenggorokan yang seperti tercekat dan tak bisa mengeluarkan suara.

Tes...

Air mata ku jatuh lebih dulu di bandingkan suara ku yang ingin keluar.

"Mama kenapa nangis?" suara mungil itu menatap ku dengan sendu dan bahkan meletakkan sendok yang ia pegang.

Aku menggeleng, mencoba tersenyum kembali dan kemudian mengusap air mata ku.

"Mama ga nangis kok, tadi masak sambal jadi pedas aja mata nya." ucap ku dengan mencoba tersenyum tipis.

"Mama mau bilang, kamu jangan tinggalin Mama juga ya? Kalau kamu..." lagi-lagi aku masih sulit untuk melanjutkan kata-kata ku.

Entah mengapa aku masih begitu terguncang, mungkin karna kabar yang begitu tiba-tiba membuat ku tak sanggup menerima nya sekaligus.

"Mama jangan nangis, Kei ga kemana-mana kok..."

"Kei kan anak Mama!"

Dia tersenyum dan mencoba membuat suara yang semangat agar aku tidak lagi menangis.

Aku tertawa kecil walaupun sembari mengusap air mata ku.

Ya! Aku masih memiliki harapan, dan aku tidak ingin hancur dengan mudah agar aku tidak menghancurkan senyuman indah putra ku.

Aku tidak tau kemana mereka pergi atau apa yang akan mereka lakukan berdua saja di luar.

Sakit?

Tentu, aku merasa sangat sakit namun aku juga tau kalau rasa sakit ku tak akan di lihat sama sekali.

Karna jika dia peduli dengan rasa sakit ku dia tidak akan pernah membuat luka yang begitu dalam seperti ini.

................

Sementara itu.

Restoran.

Gadis itu menatap dengan mata dan wajah yang cemberut.

"Udah, ini kan udah makan..." ucap Reyvan yang menatap ke arah gadis itu dan berbicara dengan suara yang lembut.

"Tapi istri kamu loh, aku itu udah coba dekat sama dia tapi kamu lihat respon nya?!" tanya Rasya dengan wajah yang menyungut.

"Sabar, jangan marah-marah kasihan kan anak kamu..." ucap pria itu yang mengatakan dengan nada yang lembut.

"Anak kamu juga," ucap Rasha menyahut saat mendengar apa yang pria itu katakan.

"Aku itu udah banyak ngalah sama istri kamu, waktu kalian liburan kemarin aku diam. Waktu yang kamu habiskan sama dia juga lebih banyak, mau sampai kapan aku ngalah terus?" tanya Rasha yang masih saja mengeluh dan merasa tak adil.

"Livanya itu penurut, mungkin dia masih marah sekarang tapi nanti dia pasti ngerti kok, aku kenal dia." ucap Rayvan yang tersenyum kecil mencoba menenangkan gadis nya.

Ia sangat mengenal sang istri, wanita yang sudah ia nikahi selama 8 tahun. Bagaimana sifat nya dan seberapa banyak wanita itu mencintai nya.

Namun ia mungkin lupa jika rasa kecewa yang besar akan melahirkan amarah dan amarah akan melahirkan kebencian yang bisa menutup semua rasa sayang.

Rasha menarik napas nya sekilas dan kemudian menatap ke arah sang kekasih.

Sarapan yang berlanjut dengan penuh drama itu berakhir. Rayvan tak kembali ke apart nya lagi namun ia memilih untuk langsung pergi ke kantor nya bersama dengan kekasih nya itu.

................

Heaven Grup

"Siang, Pak..."

Sapa beberapa pegawai saat melewati pria yang berkedudukan sebagai kepala manager itu.

Rayvan Dianggra, pria berusia 32 tahun yang menjabat sebagai kepala manager setelah 9 tahun bekerja di perusahaan yang menghasilkan banyak alat dan kebutuhan rumah tangga itu.

Pria yang di kenal dengan sosok bijaksana dan juga tak memiliki jiwa senioritas sehingga banyak bawahan yang menyukai nya.

...

"Ras? Gimana? Udah selesai?" tanya Rayvan saat mendatangi kekasih nya yang bahkan satu tempat kerja nya masih belum ada yang tau tentang hubungan kedua nya.

"Sebentar lagi," jawab Rasha sekilas sembari menatap ke arah komputer yang berada di depan nya.

Pria tampan itu mengangguk, ia menatap ke arah punggung gadis yang masih duduk di kursi depan komputer itu.

"Nanti kamu bawa aja ke restoran biasa, karna saya mau makan siang sekalian." ucap Rayvan yang kemudian beranjak pergi setelah menepuk pelan punggung gadis itu seperti memberi kode.

Rasha diam tak menyahut, ia bosan dengan hubungan yang tersembunyi itu sedangkan perut nya nanti akan membesar kian hari.

Dan tentu semua rekan di tempat kerja nya itu akan menyadari apa yang terjadi.

"Ra.. Rayvan!" panggil nya tanpa menggunakan panggilan formal.

Pria itu tersentak, ia langsung menoleh dan menatap ke arah gadis yang menatap nya dengan sungut kesal.

Rasha mengatur ekspresi nya dan kemudian beranjak tersenyum saat pria itu melihat ke arah nya.

"Tadi kamu bilang apa?" tanya Rayvan yang sedikit gugup karna ia pun masih tak ingin ketahuan dengan cara seperti ini.

Karna akan merusak nama dan citra baik yang selama ini sudah ia bangun.

"Bukan, aku mau bilang kalau brosur untuk gambar label yang baru ada beberapa pilihan jadi mungkin Pak Rayvan mau memilih sendiri." ucap Rasha yang malah tak bisa berkutik saat melihat ekspresi wajah pria itu yang berubah.

Pria itu pun menarik napas nya dan kemudian beranjak mendekat untuk melihat apa yang di tunjukkan dengan gadis cantik berambut hitam pekat itu.

Sementara itu kedekatan kedua orang itu mulai terlihat, karna semakin lama semakin tampak.

"Pak Ray pacaran ya sama Rasha?" tanya salah satu pegawai yang menatap dari jauh karna melihat atasan nya begitu dekat.

"Siapa? Pak Ray? Sama Rasha? Ih, kamu belum lihat ya? Istri nya pak Rey kayak gimana?" sahut wanita yang memakai name tag di leher nya itu.

"Kenapa istri nya?" balas salah satu pegawai dengan mengerutkan dahi nya.

"Cantik banget tau! Kayak barbie, eh kayak boneka hidup deh! Ada bule-bule nya gitu! Soal nya aku dengar dia ada keturunan Prancis nya," ucap nya dengan semangat.

"Udah cantik, ramah terus baik lagi!" sambung nya karna ia sendiri belum pernah melihat seseorang dengan kecantikan seperti itu.

"Kamu tau dari mana?" tanya salah satu nya yang menatap dengan tatapan tak percaya kata menganggap terlalu berlebihan.

"Tau lah, dia kan pernah ke sini buat antar kukis buatan nya. Pinter masak loh istri nya pak Ray! Ya kali kan pak Ray selingkuh nya sama Rasha?" jawab wanita itu dengan semangat menggosip yang meninggi.

...

"Uhh!"

"Rey..."

Tubuh gadis itu bergetar, ia mengusap kepala yang mengecup dada di balik kemeja putih nya.

Ruangan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun begitu rapi.

Camera cctv yang sudah di matikan sementara agar tak ada siapapun yang tau apa sedang di lakukan di dalam.

"Jangan gitu, kasihan tau baby nya..." ucap gadis itu dengan suara manja.

Pria itu tersenyum, ia menatap gemas ke arah gadis yang sedang menatap nya dengan mata hitam yang jernih.

"Udah ga marah lagi?" tanya nya mengecup sekali lagi pipi gadis itu.

Rasha menyungut, "Kamu sih? Mau sampai kapan kita sembunyi terus? Aku udah cukup banyak ngalah buat kamu loh? Ini udah dua tahun!"

"Iya, sabar ya..." jawab pria tampan itu dengan lembut.

"Sabar terus! Kamu itu ga pernah mikirin perasaan aku!" ucap nya dengan nada kesal pada sang kekasih.

"Maaf, aku salah..." ucap Rayvan yang tak marah sedikit pun karna ia tau gadis itu tengah hamil anak nya.

Rasha diam sejenak sebelum air mata nya jatuh, "Aku tuh cuma punya kamu..."

"Aku ga punya siapa-siapa lagi..." sambung nya dengan tangisan lirih.

Pria itu menarik napas nya dan mulai memeluk ke arah kekasih nya dengan lembut.

Terpopuler

Comments

Acih Sukarsih

Acih Sukarsih

baru beberapa bab sdh emosi dan sesak dadaku

2023-10-31

0

Erna Pidot Pidot

Erna Pidot Pidot

menguras emosi 😢😢

2023-10-03

0

Makiyah

Makiyah

sabar baget ya kak, seharusnya dari awal sudah hancurkan tu suami dan selingkuhan laknan

2023-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!