Menemukan mu

Pukul 02.34 Am

Livanya menatap ke arah jam dinding di kamar nya sesekali.

Tak ada tanda-tanda seseorang yang akan segera kembali ke kamar nya.

Jika di tanya kemana suami nya tentu pria itu sedang mengantar sang kekasih ke rumah sakit karena tadi baru saja mengeluh tentang perut nya yang sakit.

Wanita cantik itu berulang kali mengubah posisi tidur nya yang terus merasa tak nyaman sampai suara pintu membuat mata abu-abu nya semakin membesar.

Klek,

Wanita cantik itu tak bangun atau pun beranjak, ia tak berbalik dan tak menyambut ataupun mencoba peduli pada siapa yang datang.

"Aku ga nyangka ya Liv? Kamu itu udah berubah?"

Suara bariton itu membuat mata Livanya mengernyit, ia pun langsung bangun dan menoleh ke arah seseorang yang saat ini tengah duduk di pinggir ranjang nya.

"Berubah?" ulang Livanya dengan penuh tanda tanya.

"Kamu tega lihat dia kesakitan? Terus kamu bilang apa aja sama dia? Dia lagi hamil Liv," ucap Rayvan yang melihat ke arah sang istri dengan menggelengkan kepala nya.

Livanya mengernyit menatap ke arah sang suami.

"Terus? Kenapa kalau dia hamil? Kamu berharap apa dari aku? Berharap kalau aku bisa sambut selingkuhan kamu dengan senyuman gitu?"

"Kamu harap aku bisa terima kamu khianati? Kamu pernah mikir ga sih?"

Cerca Livanya yang membuat pria itu diam untuk beberapa saat.

"Jawab? Kamu kenapa diam?" ulang nya yang menatap ke arah sang suami dengan nanar.

"Aku tau aku salah, tapi aku juga ga bisa ulang waktu kan? Dan lagi pula kita bisa bicara baik-baik? Masalah ini bisa selesai dengan baik kalau kamu itu ga egois!" balas Rayvan sekali lagi.

Livanya menggeleng melihat nya, ia tak mengerti dimana letak kesalahan nya lagi.

"Can I ask one question for you?" tanya Livanya saat menatap ke arah sang suami.

Netra abu-abu nya menangkap dan mencoba mengunci mata pria itu agar hanya bicara dan memandang ke arah nya saja saat ini.

"Do you still love me?" sambung wanita itu yang begitu ingin tau perasaan sang suami.

Rayvan diam sejenak tak menjawab apapun seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ya, I love you." jawab nya dengan satu anggukan dan menatap ke arah sang istri.

Livanya mengernyit, ia sungguh tak mengerti apa yang ada di pikiran suami nya saat ini.

"So? Why?" tanya Livanya dengan tatapan heran.

"But, I love her too." sambung Rayvan lirih yang memang ia tak bisa memilih.

Antara istri yang sudah menemani nya selama 12 tahun, 5 tahun hubungan yang di jalani sebagai sepasang kekasih dan 8 tahun hubungan yang ia jalani sebagai pasangan suami istri.

Livanya kehabisan kata-kata, ia menatap ke arah sang suami sekali lagi.

Jujur ia masih begitu sulit menerima nya karna ia tak pernah mencintai pria selain suami nya saat ini.

"Dia minta untuk di nikahi?" tanya Livanya saat degupan dan debaran jantung di dada nya mulai tenang.

Rayvan tak menjawab, ia hanya diam untuk saat ini dan lidah nya pun terasa keluh untuk memulai sebuah percakapan.

"Aku benci dia, aku ga mau tinggal serumah sama dia. Sebelum kamu gila, aku duluan yang kalian buat jadi gila." ucap Livanya yang tentu tak sanggup menatap wajah selingkuhan sang suami.

"Liv? Dia ga salah aku yang salah. Aku yang rusak dia, dia itu anak nya polos Liv..." bantah Reyvan saat melihat ke arah sang istri yah mengatakan kebencian nya dengan jelas.

Livanya diam sesaat ketika mendengar sang suami masih saja membela kekasih nya.

Ia merasa getir dan perih namun senyuman yang tampak miris dan sedih terlihat di wajah nya.

"Rusak? Kamu rusak gimana? Kamu rusak dia kayak dulu kamu rusak aku juga?" tanya Livanya dengan suara yang bergetar dan tercekat di tenggorokan nya.

Deg!

Rayvan tersentak, ia menatap ke arah senyuman yang tampak sayup dan ekspresi yang tak pernah ia lihat sebelum nya dari sang istri.

Sangat berbeda dari ekspresi yang ia lihat saat ia pertama kali membawa Rasha ke keluarga nya.

"Liv? Bukan begitu aku cu-"

"Aku mau tidur," potong Livanya dengan cepat dengan suara yang serak seperti sedang menahan tangis nya.

Rayvan terdiam, ia lupa jika ia mengatakan hal yang begitu sensitif pada wanita yang sudah menemani nya cukup lama itu.

"Liv? Sayang?" panggil nya lirih yang mencoba mencium pipi sang istri sembari memegang bahu nya dari punggung yang membelakangi nya itu.

Livanya menghindari ciuman itu seketika, "Jangan sentuh, kalau kamu sentuh aku. Aku merasa kotor."

Rayvan diam tak menjawab, ia menarik napas nya sekilas.

"Good night, Honey..." ucap nya dengan suara berbisik.

Walaupun ia ingin menemani istri nya namun ia juga tak bisa meninggalkan kekasih nya yang sedang sakit sendirian.

Livanya pura-pura tak mendengar, suara pintu yang tertutup dan keheningan yang menelan nya membuat nya tau jika ia sudah sendirian saat ini.

Napas nya sesak, tangis nya pecah dalam diam dan berusaha sekuat mungkin untuk menahan nya.

......................

Lyon, Prancis

Suasana berkabung dengan stelan baju hitam dan juga wajah yang menunduk ke bawah.

Tak ada satu pun tangisan yang tulus, semua seperti sebuah kepura-puraan yang berusaha untuk menunjukan simpati.

Pria muda itu menunduk, menutup mulut nya dengan satu tangan seperti memperlihatkan sebuah kesedihan.

Senyuman yang tersembunyi terlihat, wajah yang berusaha sedih namun mata yang menunjukkan kepuasan serta kesenangan tersembunyi.

Tawa kecil terdengar namun tak sampai ke telinga para tamu yang datang.

Bagaimana? Aku sudah mengirim mu juga kan?

...

Ruangan yang memiliki bau cat tercium jelas, aroma pewarna lukisan dengan aroma wine tang tercampur menjadi satu.

Senyuman simpul dengan mata yang menatap penuh hasrat ke arah lukisan yang berada di depan nya.

Tak ada potret namun seluruh ruangan itu hanya di penuhi dengan lukisan dari wajah seorang gadis.

Lukisan yang bisa di gambar sesuka hati sesuai dengan pikiran dari memori yang tercetak dan juga imajinasi yang tak pernah terwujud.

"Aku sudah menyingkirkan semua nya, sekarang..."

"Kau harus memberikan ku pujian kan?"

Gumam pria tampan berusia 23 tahun yang sudah membunuh semua anggota keluarga nya hingga menyisahkan diri nya seorang diri.

Tatapan mata nya di penuhi dengan hasrat yang menggebu, mencoba mencari gadis yang dulu ia pernah ia temui.

"Aku akan menemukan mu, segera..."

Ia mencari cukup lama, ke seluruh penjuru Prancis walaupun pergerakan nya masih begitu terbatas karna sang ayah.

Namun sekarang?

Ia bisa mengatur semua nya sendirian tanpa orang-orang yang mengendalikan nya lagi.

"Segera..."

Sambung nya lirih yang beranjak mengecup lukisan yang ia buat dengan tangan nya sendiri itu karna ia tak memiliki satu pun potret gadis yang mengubah hidup nya itu.

Terpopuler

Comments

Yus Nita

Yus Nita

waduhhh....
sadis amat nech orang. apa maksud dan tujuan ny

2025-04-11

0

Serenarara

Serenarara

Heeii, siapa yang egois duluan bapaaack!!! Esmosi saia... /Panic/

2025-02-26

0

Acih Sukarsih

Acih Sukarsih

lgsg aku mutilasi mereka berdua

2023-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!