Seperti penguntit

Alunan musik terdengar, begitu lembut saat masuk ke dalam telinga namun tetap tidak menunjukkan kelentikan jemari.

Dalam kata lain hal tersebut masih kurang dari yang di harapkan untuk menjadi seorang pengajar.

Namun saat ini bukan itu yang menjadi inti nya, pekerjaan serta piano yang indah itu di buat untuk seseorang.

Musik itu perlahan berhenti, terlihat jelas mata yang gugup walaupun sudah berusaha di tenangkan sebanyak mungkin.

Pria itu kembali tersenyum, "Permainan nya bagus tapi tetap saja saya tidak bisa mengatakan langusng hasil nya."

"Ya? Tidak apa-apa, saya akan menunggu dan..." Livanya menggantung kan ucapan nya.

Ia bingung bagaimana menjelaskan tentang mobil yang sudah rusak dengan nya itu.

"Ada yang ingin di katakan lagi?" tanya Edgar yang tentu semakin suka jika wanita itu bertanya atau membuat waktu nya semakin lama.

Livanya menarik napas nya, tentu ia sangat malu dan bingung tentang bagaimana cara nya untuk mengatakan pengurangan harga perbaikan mobil yang ia tabrak tanpa sengaja itu.

"Tidak apa-apa," jawab nya yang menggelengkan kepala nya.

Edgar tersenyum tipis, ia memperhatikan wajah yang cantik itu. Tetap sama seperti dalam ingatan nya.

"Apa karna aku terlihat anak-anak untuk posisi ini?" tanya pria itu yang membuat Livanya tersentak seketika.

Awal nya Livanya memang merasa pria itu terlalu muda dan kesan pertama nya tak seperti yang di katakan oleh orang-orang sebelum ia masuk ke ruangan besar itu

"Dari ekpresi nya sepertinya benar," ucap Edgar yang masih tersenyum dan menatap ke arah wajah yang bagi nya tak membosankan sama sekali.

"Kalau begitu saya akan jelaskan sedikit peraturan jika anda di Terima, pertama pengajaran akan di lakukan di apartemen saya selama 4 hari dalam seminggu dan yang kedua jam nya akan di tentukan oleh saya setiap hari."

"Itu berati jam yang akan di gunakan memakai waktu fleksibel," sambung Edgar pada Livanya.

Livanya mengangguk, baginya lebih cepat membayar kerugian nya maka ia akan lebih cepat untuk kembali dan menyelesaikan urusan nya yang ia tinggal.

"Anda bisa keluar, bawahan saya akan mengabari jika anda di Terima atau tidak." ucap Edgar yang menunjukkan jika pekerjaan itu memang di buka untuk umum walaupun yang sebenarnya bukan.

......................

"God!"

Livanya merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur yang empuk itu sebelum pengrusuh kecil nya datang.

"Mama? Mama lama banget pulang nya? Kei kan kangen!" ucap Keinan yang langsung memeluk sang ibu dengan erat.

Rasa lelah dan penat pikiran wanita itu terasa membaik saat putra kesayangan nya tiba dan memeluk nya.

"Kei kangen Mama? Biasa nya ada mau nya ini?" ucap Livanya yang mencubit pipi putra nya.

Mata hitam nan jernih itu terlihat polos dan tertawa renyah.

"Engga kok tapi Kei mau martabak Mah..." ucap nya yang menatap sang ibu dengan mata penuh pengharapan.

"Nanti kalau balik Mama beliin yang banyak ya..." jawab Livanya pada putra yang tampak semangat itu.

"Mau nya sekarang Ma..." ucap Keinan yang tentu ia tak tau jika di tempat itu tak ada jajanan yang biasa ia makan.

"Nanti ya, atau mau Mama beliin pizza aja? Tadi Mama mampir ada resto pizza yang enak loh!" ucap Livanya yang membuat putra nya tertarik.

Keinan diam sejenak sampai ia mengangguk setuju.

......................

Avenue du President Kennedy.

Pria itu mengesap wine di tangan nya sembari melihat ke arah foto-foto yang berada di tangan nya.

Semenjak ia tau di mana 'kakak' yang ia cari ia mulai menyuruh seseorang untuk mengikuti wanita itu.

"Kau makan Pizza? Seharusnya aku di situ juga..."

"Jadi aku bisa melihat tawa mu dengan lebih jelas,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!