Durhaka

2 Hari kemudian.

Villa.

Akhir pekan yang di gunakan untuk pergi liburan dengan alasan bisnis, pria itu menarik napas nya.

Melihat ke arah ponsel yang tak ada satu pun pesan notifikasi atau balasan.

"Ga ada?" gumam nya lirih.

Walaupun sekarang sang istri sudah mengetahui keberadaan kekasih nya namun tetap saja kebiasaan berbohong nya sedikit sulit di rubah karna sudah lama.

Ia pergi di akhir pekan dengan alasan melakukan perjalanan bisnis walaupun sebenarnya ia sedang menikmati liburan bersama sang kekasih.

Dan biasa nya handphone nya akan ramai dengan panggilan biasa atau panggilan video bahkan chat yang selalu bertanya tentang nya.

Sudah di mana?

Sampai mana?

Sudah tidur?

Makan?

Kapan pulang?

Pertanyaan serta permintaan yang manja menginginkan nya untuk cepat kembali.

Tapi sekarang?

Bahkan chat yang ia kirimkan pun belum di balas sama sekali, tak ada pesan yang menanyakan kabar nya atau panggilan yang biasa nya selalu membuat ponsel nya bergetar.

Greb!

Pria itu tersentak dari lamunan nya yang hanya melihat ke arah ponsel.

"Kamu kenapa lihat handphone terus sih? Ada kerjaan?" tanya gadis itu sembari memeluk pria dengan tubuh tinggi dan tegap itu dari belakang.

Reyvan membalik tubuh nya dan kemudian melihat ke arah gadis dengan kulit putih dan mata hitam itu.

"Tidak apa-apa, kamu udah siapan? Kita harus balik lebih cepat ga apa-apa ya?" ucap Reyvan yang sedikit gelisah karna sang istri sama sekali tak ada menghubungi nya selama dua hari ia pergi.

"Ih? Kenapa? Kamu juga dari dua hari yang lalu lihat nya ke handphone terus? Kamu cuek juga sama aku?" ucap Rasha yang menatap dengan dahi yang mengerut.

"Bukan cuek, tapi Livanya agak aneh..."

"Dia itu biasa nya cerewet sama rewel kalau aku tinggal, ini? Dia ga ada kabar sama sekali, mungkin ada yang terjadi di rumah?" jawab Reyvan sembari mengusap lembut kepala gadis nya.

Ia tak bisa marah pada gadis nya, karna ia beranggapan sikap manja dan bawel itu muncul karna sang kekasih sedang hamil.

Karna yang ia kenal adalah Rasha nya yang mandiri, baik hati, dan begitu polos. Tidak seperti sang istri yang sering bersikap manja dan sedikit rewel.

"Livanya! Livanya! Livanya terus! Kamu ini kenapa sih? Kamu ga mikirin perasaan aku? Aku itu capek! Kenapa kamu ga bisa hargai perasaan aku juga!" Rasha meninggikan suara nya.

Sudah dua tahun ia menjalani hubungan gelap dengan atasan nya sendiri yang sudah memiliki keluarga.

Cemburu?

Tentu saja ia begitu cemburu dengan istri sah pria itu yang bisa menunjukkan sikap romantis di mana saja tanpa takut ketahuan.

Rayvan langsung memeluk gadis yang tampak menangis itu, sejak kehamilan nya gadis nya mulai semakin menginginkan nya.

"Sstt..."

"Udah jangan nangis, kita satu hari lagi di sini? Rasha? Sayang?" panggil nya dengan lembut sembari menepuk punggung gadis nya.

Sudahlah, aku bisa telpon Livanya nanti...

Batin nya yang tak bisa tidak menuruti gadis yang ia cintai dengan membawa bayi milik nya di perut yang masih terlihat rata itu.

......................

Apart.

"Ma? Mama?"

Deg!

Aku tersentak, saat panggilan dari putra kecil nya yang membuat ku terkejut.

Mata ku langsung menoleh, melihat ke arah anak tampan ku yang kesulitan untuk tidur karna ia sampai datang ke kamar ku.

"Kenapa nak?" tanya ku dengan suara yang rendah dan kemudian mengangkat tubuh mungil itu dan mendudukkan di pangkuan ku.

"Papa mana? Kenapa ga pulang-pulang? Kei mau main sama Papa!"

Keinan kesayangan ku yang malang, menunggu Papa nya yang bahkan mungkin sedang bersama orang lain.

Tapi aku tak mungkin bilang begitu kan?

Dua hari yang lalu dia bilang sedang dalam perjalanan bisnis, mungkin jika saja dia tidak pernah membawa gadis itu aku akan percaya.

Tapi sekarang?

Sangat sulit bagi ku untuk percaya dengan apa yang dia bilang pada ku.

Rasa nya kepercayaan ku pada nya sudah runtuh dan begitu sulit untuk kembali ku bangun.

"Papa lagi sibuk nak, main nya sama Mama aja mau? Mama bacain cerita ya?" tanya ku yang mencoba mengusap pipi bulat yang menggemaskan itu.

Keinan tampak lesu, ya aku tau.

Karna dia memang sangat menyukai Papa nya walaupun dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan ku di rumah.

"Kei kangen Papa..." ucap nya dengan wajah yang lesu.

Perasaan ku getir melihat nya, rasa sakit tanpa darah ini semakin melukai ku ketika melihat anak yang ku sayangi kehilangan sosok ayah tercinta nya karna gadis lain.

Tangan ku memeluk tubuh mungil itu tanpa ku sadari, aku tidak tau namun dada ku kembali sesak.

"Ma? Mama?"

"Mama kenapa? Tangan Mama gemetar?"

Aku tidak menjawab, mungkin karna aku menahan tangis ku maka nya tubuh dan tangan ku gemetaran.

"Iya.. Ma.. Mama ga apa-apa kok..." jawab ku tersendat karna suara yang serak akibat tangis ku.

Entahlah, aku tidak tau kenapa aku begitu lemah sekarang.

Aku tau setiap rasa sakit pasti akan terlewati, namun rasa sakit ini sangat sulit untuk ku lewati.

"Kei main sama Mama deh, Kei bacain dongeng mau?" tanya putra ku yang mungkin sedang khawatir.

Aku tertawa sembari mengusap air mata ku, pelukan ku lepaskan perlahan untuk melihat ke arah wajah nya.

"Kei mau Mama temani tidur?" tanya ku yang dengan senyuman dan mata yang mungkin terlihat sembab sekarang.

Dia mengangguk, tangan mungil nya memegang pipi ku yang masih basah, "Iya, tapi Mama jangan nangis lagi ya?"

Ucap nya yang membuat ku semakin ingin menangis namun aku tidak bisa menunjukkan nya dan malah memaksa senyuman ku untuk naik.

...

Pukul 01.00 dini hari.

Aku sudah pindah ke kamar ku, putra ku sudah terlelap tadi namun aku tidak bisa tidur sama sekali.

Mata ku melihat ke arah cermin, memperhatikan wajah ku yang mungkin sekarang sudah tidak cantik lagi sehingga dia berpikir untuk mencari pengganti ku.

Apa aku sekarang sudah jelek?

Tubuh ku tidak bagus lagi?

Jika di perhatikan memang aku memiliki tubuh yang kecil dan cukup pendek untuk wanita yang lahir dari orang tua campuran.

Berbeda dengan gadis yang ia bawa waktu, gadis dengan tinggi melebihi aku dan wajah yang cantik, aku akui itu.

Drrt...

Drrtt...

Drrtt...

Ponsel ku bergetar di malam hari, nama kontak yang masih ku simpan dengan tanda hati itu memanggil ku.

Aku sempat terdiam, tidak mengangkat nya namun panggilan itu terus datang sehingga tangan ku bergerak sendiri untuk mengangkat nya.

"Halo? Liv? Livanya?"

"Kamu udah tidur? Aku ganggu kamu?"

Aku mendengar suara lembut pria yang dulu pernah begitu ku cintai, tapi aku tidak menjawab nya.

"Besok aku pulang, kamu gimana di rumah?"

Dia kembali bertanya tapi aku masih diam, aku mendengarkan tanpa jawaban sama sekali.

"Liv- Sayang..."

Deg!

Suara gadis yang terdengar serak di telpon nya seperti seseorang yang terbangun dari tidur, aku tersentak dan terkejut mendengar nya.

"Liv? Nanti aku telpon lagi, besok aku pulang ya."

"Iya," jawab ku singkat dan langsung menutup telpon nya tanpa menunggu nya uang menutup telpon lebih dulu seperti biasa.

Tes...

Aku memejam, air mata ku ikut jatuh lagi. Mungkin aku terlalu bodoh untuk terus menangisi hal yang sama.

Tapi sebelum terlalu bodoh aku terlalu sakit untuk memendam rasa yang sangat perih ini.

......................

Ke esok kan hari nya.

Reyvan kembali ke apart nya setelah liburan nya yang ia habiskan selama dua malam tiga hari bersama sang kekasih.

"Liv? Aku bawa cake yang kamu suka." ucap pria tampan itu yang datang dengan banyak bungkusan di tangan nya.

Tak ada jawaban dari sang istri, ia pun tak melihat putra nya karna ia tau putra nya sedang berada di sekolah.

Mata nya menelisik ke arah apart yang terlihat bersih dan rapi itu karna setiap hari istri nya selalu rajin membersihkan nya.

"Livanya?" panggil nya lagi sampai ia melihat ke arah wanita yang duduk di dekat jendela kaca apart nya yang besar.

"Hey? Sayang? Kamu baca buku apa?" tanya nya yang mencoba mendekat namun wanita itu tak memberikan respon sama sekali.

"Aku kemarin ada perjalan bisnis ke Jogja jadi pulang nya agak lama," ucap Reyvan yang masih menatap ke arah istri nya.

"Iya," jawab Livanya singkat.

Reyvan mengernyit, tak seperti biasa. Kini sang istri tampak tak peduli dengan apa yang ia lakukan.

"Liv? Kamu kenapa sih?" tanya Reyvan yang menatap heran dengan sikap wanita itu.

"Kamu kan kerja, jadi yaudah." jawab Livanya dengan nada ketus yang datar tanpa melihat ke arah sang suami.

Rayvan merasa kesal dan jengkel melihat sikap acuh tak acuh wanita itu.

Padahal dulu sangat tak suka sikap manja dan cerewet yang selalu bergantung pada nya, namun begitu melihat sikap datar dan tak peduli ia malah merasa aneh dan tak menyukai nya.

"Besok aku mau ke rumah sakit untuk cek kandungan Rasha? Kamu mau ikut?" tanya nya yang mencoba memancing wanita itu untuk melihat rasa cemburu nya.

"Ga, kalian aja. Kerjaan ku masih banyak." jawab Livanya dengan wajah yang datar sembari menutup buku nya dan kemudian bangun.

Rayvan diam sejenak, melihat sang istri yang melewati nya begitu saja.

Tak ada sambutan atau pelukan hangat yang dulu selalu ia terima setiap kali ia pulang kerja dan kembali ke rumah.

"Kamu kenapa sih? Suami nya pulang, bukan nya di sambut malah kayak begitu sikap nya?"

"Durhaka kamu jadi istri," sambung nya yang merasa sang istri berubah dan ia tak menyukai perubahan itu.

Livanya menghentikan langkah nya, tanpa sepatah kata pun untuk membalas. Ia tak menoleh kebelakang sama sekali.

Perasaan getir dan terluka mendengar apa yang di katakan sang suami namun ia mencoba memiliki kuping yang tertutup baja dan pura-pura tak mendengar apapun.

...****************...

Livanya Abellard

Rasha Emelika

...

Kalau merasa ga pas visual nya bisa dibayangkan sesuai yang di mau ya😉

Visual Reyvan belum dapat karna othor cari wajah oriental yang mirip indo karna simpanan visual othor yang luar semua wkwk

Terpopuler

Comments

semaumu aja

semaumu aja

rasha nggak pas Napa jd bule semua deskripsi nya apa ada keturunan bule jg kyk lava

2023-06-24

0

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

ktnya bosen m yg cerewet dan rempel serta manja baru di cuekin dah ketar ketir dasar laki egomu terlalu tinggi

2023-06-22

1

Rafael Dika

Rafael Dika

kamutu yg suami durhaka...pendosa....👿

2023-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!