Tanda tangan atau cerai

Satu Minggu kemudian.

Livanya menatap ke arah sang suami yang masih memakai stelan jas nya itu.

Kini gadis yang di bawa pada malam itu telah tinggal di kamar lain apart nya, suami nya pun tak lagi tidur dengan nya dan memiliki sekamar dengan kekasih nya.

Berselingkuh secara terang-terangan dan berpikir semua nya akan baik-baik saja.

"Kalau kamu mau tinggal sama dia harus nya dia dong yang siapin baju kamu bukan aku lagi." ucap Livanya yang menatap ke arah sang suami.

Ia masih menyiapkan segala hal kecuali saat makan bersama dengan suami nya karna ia tak mau menyiapkan makan juga untuk Rasha.

Rayvan menoleh dan menatap ke arah sang istri, "Dia kan kerja terus hamil lagi, harus nya kamu pengertian kan?" ucap nya yang tau sang istri tak memiliki pekerjaan.

Livanya diam sejenak, "Aku tuh memang harus pengertian tapi kamu juga juga harus punya pikiran."

Tak menunggu balasan lagi, wanita itu segera pergi tak ingin melihat suami nya lebih lama.

Ia bisa saja mogok kerja dengan tak melakukan apapun dari mulai keperluan sang suami hingga mengurus rumah.

Namun sifat nya yang tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan menolak hal tersebut.

Apart nya selalu rapi dan ia pun selalu berpenampilan rapi karna sang ibu sudah menanamkan kebiasaan seperti itu.

"Kak? Nanti aku boleh minta bantu buat beresin kamar ku ga?"

Langkah wanita cantik itu terhenti saat ia mendengar suara yang meminta nya melakukan sesuatu.

"Kerjain sendirilah, kamu kan punya tangan." jawab Livanya ketus.

Siapa yang mau membersihkan kamar selingkuhan suami nya sendiri.

"Aku kan minta tolong kak, lagi pula kakak juga ga kerja kan? Cuma di rumah aja?" ucap Rasha yang menatap ke arah wanita itu.

"Terus? Kamu kira aku pembantu mu?" tanya Livanya yang menatap kesal ke arah gadis itu.

"Tapi kan ak-"

"Berisik yah? Anjing tetangga lagi menggonggong," potong Livanya yang melanjutkan langkah nya dan tak ingin mendengar rengekan dari kekasih suami nya itu.

Rasha tak mengatakan apapun lagi selain raut wajah yang berubah karena rasa kesal nya saat mendengar sesuatu yang bagi nya seperti ejekan.

......................

Heaven Grup

"Ray..."

Suara yang terdengar panjang seperti sedang mengeluh itu terdengar.

"Aku itu udah ga kuat lagi sama istri kamu, kamu bisa ga cepat nikahin aku?" tanya Rasha yang mulai mendesak.

Rayvan diam sejenak, sang istri baru saja mengetahui perselingkuhan nya dan tentu saja hal itu akan membuat wanita itu semakin sulit jika ia mengajukan izin untuk menikah kembali.

"Iya, kamu yang sabar ya?" bujuk Rayvan yang menatap ke arah gadis nya.

"Mau sampai kapan aku sabar terus? Aku itu udah cukup sabar loh?" tanya Rasha yang menatap dengan iris nya yang kesal.

Rayvan tak mengatakan apapun, ia diam dan tak lagi menjawab selain memikirkan bagaimana cara sang istri agar menyetujui pernikahan kedua nya.

...

"Apa ya? Gimana cara nya?" gumam Rayvan yang pusing memikirkan cara membujuk sang istri.

Pikiran nya sedang berputar sampai ia menyadari satu hal.

Hal yang pasti jika sang Livanya nya yang cantik dan penurut itu sangat teramat mencintai diri nya.

"Ya..."

"Aku mengancam nya dengan itu kan?" gumam nya yang merasa jika ia adalah nomor satu bagi istri nya.

......................

Dua Minggu kemudian.

Livanya menatap ke arah sang suami yang duduk di depan nya seperti ingin mengatakan sesuatu.

Di tambah lagi putra nya yang di tinggal di tempat mertua nya dan selingkuhan nya yang pergi entah kemana.

Pria tampan itu menatap dengan tatapan yang mencoba mengintimidasi.

Ia memberikan surat pernyataan yang berisi tentang persetujuan untuk pernikahan kedua dengan keyakinan sang istri tak mungkin memilih untuk bercerai dari nya.

"Tanda tangani ini atau kita bercerai," ucap Rey seraya menatap ke arah sang istri.

Livanya diam sejenak, ia terkejut dan tersentak namun secepat kilat langsung mengatur kembali ekspresi wajah nya.

Sesuatu yang sudah ia ketahui akan terjadi namun ia tak tau akan di ancam dengan cara seperti itu.

"Aku memilih pilihan kedua," Livanya kini telah bisa menjawab dengan tenang tanpa tangisan di mata nya.

Ia merasa begitu lelah sampai ia tak lagi bisa memikirkan apapun saat ini.

Satu bulan adalah waktu yang cukup menghancurkan hubungan pernikahan nya yang terjalin selama 8 tahun.

"Apa?!" kerutan bingung tampak jelas di dahi pria itu.

Senyuman tipis terlihat, mata abu-abu itu tampak menyukai reaksi bingung yang di berikan oleh sang suami atau mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan suami?

Ia tak ingin menunjukkan tangisan lagi, namun reaksi dari wajah itu mungkin mirip dengan wajah nya saat tau sang suami membawa wanita lain.

"Kamu gila?! Jangan kehilangan kewarasan mu Livanya!" ucap Rey yang tampak tak terima saat sang istri lebih memilih bercerai pada nya dari pada menyetujui pernikahan kedua nya.

"Aku gila? Ga salah kamu? Kamu yang udah ga waras! Kamu udah tau salah tapi masih bisa salahin aku?!" tanya wanita itu dengan tatapan yang tentu tak ingin lagi tertindas.

"Kalau kita bercerai Kei gimana? Dia bakal ga punya Ayah! Tega kamu sama anak kamu?! Kamu ga pikirin orang tua kamu? Perasaan Kei?" tanya pria itu yang mencoba mengingatkan semua orang yang di sayangi oleh sang istri.

"Terus sebelum kamu selingkuh sampai dia hamil kamu ga mikirin perasaan aku? Ga mikirin perasaan orang tua kamu? Perasaan anak kamu?!" balas wanita itu dengan jawaban yang sama.

Rayvan terdiam, ia merasa sang istri hanya menggertak nya saja saat ini.

Karna ia tau berapa besar cinta yang di miliki wanita itu untuk nya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***