Kanaya dan Axel tidak langsung ke perusahaan, tetapi Axel membawa wanita nya ke butiq langganan keluarga untuk mengganti pakaiannya yang kotor.
"Ganti dulu ya, gak enak di lihat masa pake baju kotor" ucap Axel seraya membuka sabuk pengaman saat mobil sudah tiba di halaman butiq.
"Iya, makasih loh"
"Udah agak-agak mungkin, kalau gak kasihan udah aku putusin kerja sama nya" gerutu Kanaya dengan wajah yang masih badmood.
"Yaudah putusin aja" balas Axel terkekeh kecil.
Hah.
Kanaya menghela nafas dan menggelengkan kepala nya, ia lalu masuk ke dalam ruang ganti terlebih dulu untuk mengganti pakaiannya.
Setelah selesai, Axel pun membawa Kanaya kembali ke perusahaan namun bukan perusahaan wanita itu, melainkan perusahaan nya sendiri.
"Loh kok jalannya beda, Mas?" tanya Kanaya bingung.
"Kita ke perusahaan aku dulu, ada beberapa berkas yang harus aku selesaikan" jelas Axel dengan santai.
Ishh.
Kanaya hanya bisa pasrah, dia lalu menyandarkan tubuh nya pada sandaran mobil dengan nyaman.
Bahkan, mata indah itu pun menatap ke arah luar jendela mobil dengan pandangan sulit di artikan.
"Kenapa hemm?" tanya Axel sambil mengelus lembut rambut Kanaya.
"Sebenarnya aku enggan membantu Vano, tapi di perusahaan itu ada banyak karyawan tak berdosa dan jika bangkrut akan ada banyak yang tersakiti. Jadi aku hanya membantu kecil saja, biarkan Vano sendiri mencari solusi nya" jelas Kanaya dengan pandangan lurus ke depan.
Axel diam, dia mengerti bahwa memang pada dasarnya Kanaya baik dan sudah pasti ia tak akan suka jika melihat orang tak bersalah kesusahan.
Beberapa saat kemudian mereka berdua sampai juga di perusahaan Axel.
Kanaya masuk dengan tangan yang sudah bergandengan dengan Axel tentu nya, banyak karyawan menyapa keduanya.
Kedekatan Axel dan Kanaya sudah tak asing dan menjadi konsumsi publik, bahkan keluarga Axel sendiri menyetujui hubungan keduanya.
"Bagaimana dengan orang yang mengaku Bibi mu?" tanya Axel setelah keduanya di dalam lift.
"Dia sudah tak datang lagi ke perusahaan setelah hari itu" jawab Kanaya terkekeh kecil.
-Flashback.
Setelah hari dimana seorang wanita paruh baya membuat onar, dan bahkan Axel sampai mencaritahu identitas nya untuk meyakinkan.
Dan tepat ke esokan pagi nya wanita itu kembali membuat onar di perusahaan Kanaya, dia mengamuk dan membuat semua Karyawan risih dalam bekerja.
"Bu, dia datang lagi dan membuat keributan di luar" jelas Fani setelah masuk ke dalam ruangan Kanaya.
Ck,
Kanaya berdecak kesal, dia lalu mengambil map serta ponsel nya sebelum turun bersama dengan Fani.
Dan, pagi buta sekali Axel sudah memberitahu Kanaya siapa wanita itu agar Kanaya tidak tertipu.
Ting.
Lift berhenti tepat di lobi perusahaan, Kanaya melangkah keluar bersama Fani dengan gaya elegant dan anggun nya.
"Ada apa ini"
"Kenapa ribut-ribut di perusahaan saya" ucap Kanaya dengan suara indah namun sangat mengerikan.
Wanita tersebut tersenyum senang kala melihat Kanaya datang dengan membawa map di tangannya.
"Nah, ini adalah keponakan saya" dengan bangga nya wanita itu pada semua karyawan disana.
"Memang anda siapa? Ayah dan Bunda saya tidak mempunyai Adik maupun Kakak" ucap Kanaya dengan santai nya.
Hahaha.
Hampir semua karyawan menertawakan wanita paruh baya yang ada di tengah-tengah mereka.
"Apa maksud mu Kanaya, aku ini Adik Ibu mu hah" bentak nya dengan wajah yang memerah entah karena marah ataupun malu.
Ck.
Kanaya berdecak, dia lalu memberikan map tersebut dan memutar sebuah vidio dimana dirinya sedang berbincang dengan seorang pria.
Deg.
Wanita itu berlari dari sana setelah ketahuan bahwa dia berbohong dan hanyalah suruhan seseorang.
Saat penjaga akan mengejarnya mereka sudah tidak melihat wanita tersebut dan kehilangan jejak nya.
-Flashoff.
"Aku tidak tau kemana rimbanya wanita itu" ucap Kanaya menatap Axel.
"Sudah biarkan saja, yang terpenting tidak mengganggu mu lagi sayang" balas Axel dengan lembut.
Blush.
Kanaya selalu saja malu saat Axel memanggil nya sayang, padahal sudah bukan satu kali ataupun dua kali Axel memanggil nya dengan sebutan sayang.
"Ck, kau menggemaskan sekali sih" gumam Axel lirih.
Saat tiba di ruangan Axel, Kanaya langsung duduk di sofa dan membuka tab yang memang sering ia bawa.
Kanaya mengerjakan pekerjaan yang sudah Fani kirimkan lewat email, ia memang akan menemani Axel namun dengan ia juga bekerja.
Axel mengirim pesan pada Asistennya agar membawa beberapa camilan dan juga minuman, karena Kanaya akan selalu mengemil jika bosan namun bentuk tubuh nya tetap saja ramping.
Ceklek.
Pintu ruangan terbuka dan munculah Asisten Axel dengan berbagai camilan yang mana membuat Kanaya berbinar saat melihat nya.
"Kau sangat pengertian sekali, terimakasih sayang" ucap Kanaya dengan wajah berbinar.
Deg.
Deg.
Jantung Axel berpacu dengan kencang saat Kanaya memanggil nya dengan sebutan sayang.
"Manis sekali" gumam nya dengan senyuman.
...****************...
Malam ini cukup menegangkan bagi pasangan Vano dan Cintya.
Dimana sejak pulang dari perusahaan wajah Vano terlihat tidak bersahabat dan nampak amarah yang meletup.
Namun, Cintya seolah mengabaikan dan mengacuhkannya serta tidak takut sama sekali oleh hal itu.
"Mas, dimana kamu menyembunyikan Andreas?" tanya Cintya sekali lagi dengan nada tinggi.
Brak.
"Mau apa kau menanyakan Putra ku hah? Mau kau siksa kembali atau mau kau tinggalkan?" bentak Vano.
"Aku ini Ibu nya dan aku berhak tau" balas Cintya.
Cih,
"Ibu kau bilang? Ibu macam apa yang meninggalkan Putra nya dalam keadaan sekarat di rumah sendirian? Ibu macam apa saat anak sedang berjuang ia malah asyik shoping dan tak menjawab panggilan?"
"Jelaskan Cintya, kau Ibu macam apa hah" bentak Vano kembali dengan mengepalkan tangannya
Cintya beringsut mundur saat melihat langkah Vano mendekati nya, ia sungguh takut akan kemarahan Vano saat ini.
"Kenapa hah, apa kau takut?"
"Sungguh aku sangat menyesal telah memilih mu daripada Kanaya, karena apa? Karena kau sangat buruk" jelas Vano penuh tekanan.
Deg.
"Jangan bilang kau akan mengejar Kanaya Mas, aku tidak akan membiarkan hal itu" teriak Cintya dengan menggebu.
Heh.
Vano terkekeh, dia menatap sang Istri dari atas sampai bawah.
"Apa spesial nya dirimu? Urusan bisnis tidak bisa, urusan rumah juga tidak bisa, lalu apa yang harus aku banggakan darimu?" tanya Vano dengan remeh.
"Foya-foya mu?" lanjut Vano kembali.
Setelah mengucapkan hal itu, Vano pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri.
Sedangkan Cintya, ia masih disana dengan menatap Vano penuh dengan tatapan tajam nya.
"Aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan Mas Vano kembali Kanaya, lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu" gumam Cintya dengan mengepalkan tangannya kuat.
Cintya pun pergi ke dapur untuk mengambil air dingin, ia akan menenangkan pikirannya lebih dulu sebelum kembali menghadapi Vano.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Andriyati
pede banget mu, mNa me Kanaya sama sampah yg udah di buang,, gak guna jg
2024-07-19
0
Andi Fitri
Chintya pede banget siapa juga yg mau ambil suami tukang selingkuh seperti si varno.. 😁😁
2023-07-01
2
Esti Trianawati
wanita kaya raya tp selalu kalah dan dilecehkan sama wanita yg bukan apa2 bahkan dia cuma pelakor murahan.
2023-06-28
1