Jam makan malam pun tiba, Kanaya di panggil salah satu pelayan untuk bergabung bersama keluarga Axel.
Dengan langkah yang cukup gugup Kanaya pun sampai di ruang makan, dimana disana Mommy, Daddy serta Axel pun sudah ada, bahkan Adik perempuan Axel pun.
"Duduklah, kita makan malam dulu baru nanti ngobrol" ajak sang Daddy.
Kanaya mengangguk, dia duduk di samping Axel. Dengan refleks, Kanaya mengambil piring kosong milik Axel dan mengsisi nya dengan berbagai lauk yang ada disana.
"Kakak, punya aku mau dong" rengek Adik Axel dengan wajah menggemaskan.
"Tentu saja" balas Kanaya tersenyum.
Kanaya mengambil makanan untuk Adik Axel dan setelah nya baru untuk dirinya, semua nya memulai makan malam dengan tenang dan tak ada sepatah kata pun yang keluar.
Hingga beberapa saat mereka pun selesai dengan makan malam nya, Kanaya membantu sedikit dan setelah nya di lanjutkan oleh pelayan yang bertugas.
*
Disinilah mereka berada, di ruang keluarga dengan mata yang menatap ke arah Kanaya.
"Nay, menginap saja disini ya. Ini sudah malam" ucap Mommy dengan tersenyum.
"Tidak usah tan, aku pulang aja" balas Kanaya sopan.
Axel menggelengkan kepala, ia lalu duduk di dekat Kanaya.
"Nay, menginap saja ya dan besok kita akan pergi keluar bersama" mohon Axel.
Hmm.
Kanaya bingung, namun ia menatap ke arah Adik Axel dan sudah berbinar. Dan pada akhir nya ia mengalah, ia menganggukan kepala nya dengan tersenyum kecil.
"Yeayyy, terimakasih kak. Nanti tidur sama Indri ya Kak" bujuk sang Adik, Indri.
"Iya sayang" balas Kanaya lembut.
Indri langsung memeluk tubuh Kanaya, ia merasa senang karena memang sangat ingin mempunyai kakak wanita sejak dulu.
"Bagaimana kalau besok kita ke Puncak? Kamu bisa gak ambil cuti hari senin nya, jadi kita kembali dari sana senin siang biar puas jalan-jalannya" usul Mommy.
"Naya bisa, karena senin nya gak ada meeting yang cukup penting" balas Kanaya dengan antusias.
Dan mengalirlah cerita ketiga wanita yang beda generasi itu, ketiga nya sangat nyaman cerita satu sama lainnya. Bahkan keluarga Axel tak ada yang menyinggung kala status Kanaya yang janda.
Hampir larut mereka berbincang, dan Daddy membubarkan mereka semua karena besok pagi akan pergi ke Puncak untuk liburan.
Kanaya di antarkan Axel menuju ke kamar milik Axel sendiri, dan tak lupa juga Indri yang mengekori nya dari belakang karena memang ingin tidur bersama dengan Kanaya.
"Langsung istirahat agar esok tak terlalu lelah, jangan banyak bicara" jelas Axel tegas.
Indri cengengesan, dia hanya bisa mengangguk saja.
"Baiklah, selamat malam" ucap Axel kembali.
"Selamat malam" balas Kanaya tersenyum.
Axel pergi ke kamar Indri yang ada di seberang kamar nya, sedangkan Kanaya dan Indri masuk ke dalam kamar milik Axel.
🐰
Sedangkan di rumah Vano, dia baru saja tiba di kediamannya bersama sang Ayah.
Keduanya mengurus perusahaan yang hampir gulung tikar, namun syukur nya setelah hampir 2 bulan berusaha perusahaan mereka aman.
Kepindahan keluarga Vano di undur kan karena perusahaan yang memang sedang kacau, dan mereka berniat akan pergi minggu besok.
Cintya sudah menunggu Vano di ruang keluarga, dia menyambutnya dan keduanya langsung ke kamar setelah berpamitan pada Ayah Vano.
"Hari ini kau dari mana, Cin?" tanya Vano sambil membuka kemeja kerja nya
"Aku dari Resto, dan selebih nya ada di rumah bersama Putra kita" jawab Cintya sesantai mungkin.
Hemm.
Vano hanya berdehem saja, dia lalu melangkah ke arah kamar mandi karena ingin cepat membersihkan tubuh nya yang sudah lengket.
"Kenapa Cintya berbohong, bukannya tadi dia ke Mall lalu ke Resto" gumam Vano sambil berendam.
Vano larut dalam lamunannya, dia seakan tengah memikirkan kenapa dengan Istri nya itu.
Hingga hampir 30 menit berlalu dan Vano baru menyelesaikan ritual mandi nya.
"Kenapa lama sekali, Mas?" tanya Cintya dengan ketus.
"Aku keenakan berendam, tubuh lengket dan rasanya sakit sekali" jawab Vano dengan mengambil pakaian ganti nya.
'Hmmm'
Cintya kembali berbaring dengan ponsel di tangannya, lalu tak lama kemudian Vano pun ikut berbaring dengan wajah lelah nya.
Vano langsung saja terlelap, berbeda dengan Cintya yang masih memainkan ponsel pintar nya.
"Ck, kenapa ada yang vidio sih kejadian tadi" kesal Cintya saat di medsos nya banyak yang menyerang kembali.
Vidio dirinya sedang tranding, namun lambat laun kembali padam juga dan hal itu membuat Cintya bernafas lega.
Dia lalu memilih untuk ikut terlelap bersama Vano, dia memluk nya dan mata nya ikut terpejam.
*
Ke esokan pagi nya, keluarga Vano sudah berkumpul dan akan berangkat ke Pantai untuk liburan.
Dengan penuh semangat Cintya masuk ke dalam mobil bersama dengan Vano, ia membawa serta Putra nya bersama mereka dan tak membiarkan bersama dengan Nenek nya.
"Kita menginap disana kan, Mas?" tanya Cintya setelah mobil melaju.
"Iya sayang, besok baru kita pulang" jawab Vano tersenyum lembut.
Perjalanan mereka di isi dengan celotehan Putra kecil Vano, dia selalu saja antusias bercerita setelah mendapatkan hal baru.
Sedangkan di mobil satu nya lagi, khusus orangtua dan Adik Vano mereka kini sedang merasa kesal.
Karena vidio kelakuan Cintya mencuat lagi dan Adik Vano melihat nya, dia bahkan memberitahu pada orangtua nya atas apa yang di lakukan oleh Cintya.
"Kenapa anak itu selalu gegabah, perusahaan baru saja kondusif" gerutu Ayah Vano dengan wajah yang sangat kesal.
"Pokoknya aku ingin kita besok pindah, sudah tak tahan dengan malu dan kelakuan Kak Cintya" tegas Adik Vano.
Ayah dan Ibu menganggukan kepala nya, mereka juga sudah jengah dan muak dengan kelakuan menantu mereka.
"Beda sekali dengan Kanaya" gumam Ibu dengan wajah yang sulit di artikan.
Hingga tak terasa mobil sampai juga di Villa yang tak jauh dari pantai, mereka semua kelur mobil dan masuk ke dalam Villa.
Vano merasa heran saat melihat wajah kedua orangtua nya yang seperti kesal dan menahan amarah.
"Dek, Ibu dan Ayah kenapa?" tanya Vano saat sang Adik lewat.
"Tanya aja tuh sama Istri kesayangan Kakak, dia selalu saja membuat ulah dan membuat kami malu dengan tingkah bar-bar nya" jawab sang Adik dengan wajah kesal.
Vano menatap Cintya bingung, sedangkan Cintya juga berpura-pura bingung dengan semua tuduhan sang Adik ipar padahal ia sudah mengerti kemana arah pembicaraan nya.
Adik Vano melenggang pergi bergitu saja, dia muak dengan wajah so polos dari Kakak ipar nya.
Dia masuk ke kamar dan merebahkan tubuh nya yany cukup lelah karena perjalanan yang lumayan macet.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
𝗩𝗮𝗻𝗼 𝗯𝗼𝗱𝗼𝗵 𝘁𝗲𝗿𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗱𝗶𝗯𝘂𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗖𝗶𝗻𝘁𝘆𝗮
2023-10-30
0
Yani
Vano di butakan cinta
2023-06-07
0
Evha Ibunya Ezha
dasar si vano terlalu bucin ma cintia.... karmaa kak buat mreka berdua juga kel nya yg ikut andil menyakiti kanaya....
2023-05-22
1