Bab 18

Hari demi hari Kanaya lalui hanya berada di mansion berdua saja bersama dengan Axel, bahkan keduanya mematikan ponsel agar tidak ada yang mengganggu waktu keduanya.

Sudah 1 minggu berlalu dan kini para pekerja di mansion tersebut sudah datang, hari ini juga Kanaya dan Axel akan masuk bekerja.

"Aku akan mengantarkanmu dulu sayang, dan nanti makan siang aku akan ke perusahaanmu" jelas Axel saat dia dan Kanaya sedang sarapan pagi.

"Baiklah Mas, namun jika lelah dan banyak kerjaan tak usah memaksaan datang saat jam makan siang" balas Kanaya tersenyum lembut.

Axel mengangguk, keduanya menghabiskan sarapan dan bersiap pergi ke perusahaan.

"Bi, kami pergi dulu ya" ucap Kanaya pada sang kepala pelayan.

"Baik Nyonya, hati-hati di jalan" balas nya dengan sopan.

*

Kanaya menghela nafas saat mengaktifkan ponsel nya, banyak sekali pesan dan email yang masuk dan hal itu membuat nya sangat malas.

"Uh Fani sudah mengomel dan pekerjaan di ruangan sudah menumpuk" keluh Kanaya dengan memejamkan mata.

"Jika terlalu banyak bawalah ke rumah, nanti aku bantu kerjakan. Ingat, jangan terlalu lelah" ucap Axel tegas.

"Heemm komandan" balas Kanaya patuh.

Selama perjalanan, keduanya mengisi dengan obrolan kecil dan sesekali Axel menggoda Kanaya yang sangat menggemaskan jika bersemu merah.

Dan tak berselang lama mobil milik Axel pun tiba di gedung perusahaan Kanaya, dia tak bisa mengantar sampai ruangan sang Istri karena banyak pekerjaan juga yang sudah menanti.

Cup.

"Semangat suamiku" ucap Kanaya setelah dengan berani mengecup bibir Axel.

"Ck, menggoda sekali kamu sayang" keluh Axel dengan cemberut.

Kanaya langsung saja keluar dari mobil, dia lalu melambaikan tangan pada sang Suami sebelum berlalu ke dalam lift khusus CEO.

Tanpa Kanaya sadari, sejak tadi dia sudah di perhatikan dari dalam mobil yang berada di seberang jalan.

Orang tersebut kembali melajukan mobil nya setelah di rasa cukup memantau.

*

Kanaya langsung di hadapkan dengan berbagai berkas yang sudah menumpuk seperti gunung ciremai mungkin.

Huh.

"Kenapa ini banyak sekali sih, Fan" gerutu Kanaya dengan tangan yang mengambil satu berkas dari tumpukan.

Ck,

Fani berdecak kesal pada sang atasan, dia lalu menggeser kalender kecil di meja sang Boss.

"Anda sudah 1 minggu cuti dan sudah pasti lah menggunung" ucap Fani dengan menunjukan tanggal dimana ia cuti hingga sekarang.

Hehe.

Kanaya langsung terkekeh, dia lalu fokus pada pekerjaannya agar cepat selesai.

Fani pun begitu, dia pergi kembali ke ruangannya untuk memulai bekerja.

🐰

Sedangkan di lain tempat, seorang pria sedang menunggu klien nya di sebuah mini bar di sisi Kota Jakarta.

"Kau lama sekali" gerutu nya pada seorang wanita cantik yang baru saja tiba.

"Macet"

"Gimana?" tanya nya to the point.

"Gue udah incer tuh cewe dan baru hari ini dia kembali ke perusahaan, besok gue akan eksekusi atau cari waktu yang tepat" jelas nya dengan mantap dan yakin.

Wanita di hadapannya langsung tersenyum puas, dia lalu memberikan sebuah amplop berisi uang pada pria di hadapannya

"Bagus, gue akan tambahin tapi setelah lo beres" ucap nya dengan sedikit puas.

Pria tersebut mengangguk, dia lalu pergi dari sana dengan perasaan bahagia dengan meninggalkan wanita itu sendirian.

Sedangkan wanita itu tersenyum bahagia, dia yakin kalau dendam nya akan terbayarkan secepat nya.

*

Wanita itu pergi dari mini bar, dia langsung saja menuju ke rumah nya agar tak ada yang curiga sama sekali.

"Kau akan lenyap sebentar lagi"

"Aku sudah menantikan hal ini sejak lama dan pasti akan terbalaskan secepat nya"

Wanita terus saja bergumam dengan wajah bahagia nya, dia lalu masuk ke dalam rumah dan bersantai ria.

🐰

-Perusahaan Vano.

Sedangkan di perusahaan Vano, saat ini tengah terjadi PHK besar-besaran karena perusahaan itu kembali kolaps kala Kanaya mencabut inves nya hampir setengah.

Dan, keluarga Prayoga pun sampai turun tangan atas kolaps nya perusahaan itu. Mereka membalas apa yang sudah di lakukan Cintya saat itu.

"Sekali lagi maafkan saya, semoga kalian mendapatkan pekerjaan lebih baik lagi daripada disini" ucap Vano sebelum para karyawannya pergi.

"Iya Pak" balas mereka serempak.

Vano berniat akan menjual perusahaannya dan akan membuat usaha lainnya dari nol. Tentu saja John akan selalu mendampingi nya karena memang ia gak bisa meninggalkan Vano.

Keduanya bersama sudah lama dan keluarga Vano sempat membantu keluarga John juga.

Huh.

"John, kau mulai jual perusahaan ini di pasaran" ucap Vano pada sang Asisten.

"Oke, lu sabar ya. Kita pasti bisa lalui semua ini" balas John.

Vano masuk ke dalam ruangannya, dia lalu menghempaskan tubuh nya pada sofa yang ada disana.

"Aku akan fokus pada usahaku, dan aku takkan akan pernah melupakan kamu Kanaya" gumam nya dengan menatap poto Kanaya yang ada di ponsel nya.

Ya begitulah Vano, dia masih dengan ambisi nya yaitu mengejar Kanaya dan berharap akan mendapatkan balasannya.

Namun, selama 1 minggu perjuangannya dia tak berhasil dan berakhir sia-sia saja.

Bahkan, pernah sekali Vano nekad untuk mendatangi perusahaan Kanaya dan membuat masalah disana.

Namun apa yang dia dapat? Hanya pengusiran dan dia mendapatkan fakta bahwa Kanaya sedang berbulan madu bersama Axel.

Sakit?

Tentu itulah yang di rasakan oleh Vano, namun dia tak pernah berpikir bagaimana sakit nya Kanaya dulu saat semua rahasia nya terbongkar.

Vano tetaplah Vano dengan keras kepala nya, dia kembali memantau dan hasil nya tetap nihil.

Hingga ia memutuskan menghentikannya dan akan menunggu beberapa hari lagi.

"Cih, apa yang mereka habiskan selama 1 minggu?" gumam Vano yang mendadak kesal kala mengingat Kanaya dan Axel sedang merajut kebahagian.

"Ish pasgi Axel sudah tau bagaimana body Kanaya, arrgghh awas kau Xel" gumam nya kembali dengan kesal.

Vano melangkah ke arah jendela, dia menghembuskan beberapa kali nafas nya dengan kasar.

Hubungannya dengan Cintya semakin renggang dan dia sampai saat ini tidak memberitau dimana Andreas berada.

"Kenapa aku bisa bodoh dengan memilih Cintya daripada Kanaya, padahal sudah jelas mending Kanaya kemana-mana"

"Entah bagaimana wanita itu saat ini, apa dia sudah lupa kalau sudah punya anak yang bahkan dia sendiri tak tau dimana anak nya"

Vano terus saja bergumam memikirkan nasib anak nya yang saat ini masih berada di kampung bersama Ayah dan Ibu nya.

Vano memutuskan kembali ke kursi nya dan mulai kembali bekerja.

Hanya beberapa orang saja yang masih mempunyai kepercayaan pada perusahaan itu.

Dan Vano akan menyelesaikannya dengaj cepat, agar ia tenang dan tak meninggalkan kesan jelek.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sri Fauziahanwar

Sri Fauziahanwar

lagian vano aneh...sdh tahu istriny gak bener bikin perusahaan bangkrut bukanny d cerai juga, ini masih d pertahanin tepok jidat dah!!

2023-06-21

3

Yani

Yani

Kayanya si Cintya

2023-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!