Beberapa hari ini keluarga Vano masih merasa was-was, mereka takut kalau Kanaya akan kembali lagi dan merebut rumah mewah itu.
Bahkan disana sudah tak ada siapapun kecuali keluarga inti mereka, karena para pelayan dan penjaga pergi tepat setelah Kanaya pergi dari sana.
Akta cerai pun sudah Vano dapatkan, bahkan ia langsung menandatangani dan kedua nya pun resmi bercerai.
*
-Slim Group.
Di perusahaan Vano, saat ini mereka sedang menyiapkan beberapa rancangan proyek yang akan di tunjukan pada pertemuan besar para pembisnis di tanah air.
Sedangkan Vano sendiri saat ini sedang sibuk dengan beberapa berkas yang ada di hadapannya, hampir 2 minggu ia tak masuk ke perusahaan dan sudah di pastikan seberapa menumpuk nya pekerjaan.
Bahkan Asisten Vano pun sudah jengah dengan sikap Tuannya yang dengan seenak nya dan mentang-mentang ia yang punya perusahaan.
Tok.
Tok.
"Masuk" ucap Vano dengan cukup kencang.
Ceklek.
"Hai bro" sapa Bram, teman Vano.
Bram duduk di sofa, ia menggelengkan kepala saat melihat pekerjaan yang menumpuk di meja kerja temannya.
Dan tak lama kemudian, pintu terbuka serta masuklah Jhon sang Asisten Vano sekaligus teman nya juga.
"Huh, ada apa kalian? Mengganggu saja?" tanya Vano sambil melangkah mendekati keduanya yang sedang duduk santai di sofa.
"Lo bener udah cerai dengan Kanaya? Apa lo gak punya otak, lo kejam banget sama dia" celetuk Bram dengan menggelengkan kepala nya, bahkan sorot mata nya terlihat tak percaya dan juga kecewa.
Hufh.
Vano menganggukan kepala nya, ia terlihat biasa saja dan tak ada raut sedih maupun menyesal.
"Buat apa lagi gue pertahanin, semuanya sudah terlanjur dan juga gue akan tetap cinta dan sayang pada Cintya, apalagi sekarang ada anak di antara kita" ucap Vano dengan sangat enteng dan juga santai.
Jhon menggelengkan kepala pada Bram, karena percuma berbicara pada Vano yang sangat keras kepala.
"Semoga aja lo gak nyesel ya, Boss" celetuk Jhon dengan beranjak pergi dari sana karena jam makan siang sudah habis jadi ia akan kembali bekerja kembali.
Begitupun dengan Bram, ia juga memilih pamit dan akan menemui Jhon terlebih dahulu sebelum kembali ke perusahaanya sendiri.
Ceklek.
"Jhon, apa lo tau kelakuannya selama ini?" tanya Bram setelah membuka pintu ruang kerja Jhon.
Hah.
"Andai gue tau gue udah kasih kode pada Kanaya, gue kasihan lihat cewe sebaik dan setulus Kanaya di giniin sama Vano. Namun jujur saja gue baru tau saat mereka pergi ke Bali dan gur bertemu dengan mereka serta dari sanalah gue tau segala nya" jelas Jhon dengan lirih.
"Dan gue yakin Bos mu itu akan nyesel, apalagi saat tau kalau Kanaya lebih baik dan memukau dari wanita yang saat ini menjadi istri nya" timpal Bram.
Setelah mengucapkan hal itu, Bram berpamitan untuk kembali dan Jhon pun hanya menganggukan kepala saja.
Jhon menghela nafas kasar, dia lalu meletakan pensil nya dan berhenti sejenak dalam melakukan pekerjannya.
"Entah apa yang ada di pikiran Vano, kenapa dia melakukan hal semenjijikan ini. Aku saja selalu mengagumi Kanaya dan selalu berjanji pada diri ini agar tidak menyakiti wanita" gumam Jhon dengan gelengan kepala.
...****************...
Waktu begitu cepat berlalu, kini sudah hampir 5 bulan lamanya Vano resmi bercerai dengan Kanaya. Dan selama itu juga Kanaya hilang bak di telan bumi, tak ada kabar apapun tentang wanita cantik itu.
Vano pun penasaran, karena memang dasarnya ia juga mencintai Kanaya namun ia tak menyadarinya karena selalu di butakan oleh cinta Cintya.
Selama itu juga hubungan Vano dan Cintya sudah go publik, keduanya terang-terangan sering menghabiskan waktu bersama dengan Putra kecil mereka.
"Sayang, ayo makan siang dulu di Restoran itu" ajak Cintya pada Vano dengan manja nya.
"Ayo, ini juga sudah masuk jam makan siang" balas Vano.
Mereka berjalan ke Restoran yang terlihat sangat ramai, Vano merangkul pinggang Cintya dengan Putra nya di gendongan ia sendiri.
Sedangkan Cintya sendiri memeluk lengan Vano dengan sangat manja.
Ck,
"Lihatlah siapa yang datang" celetuk salah satu pengunjung yang sedang duduk tak jauh dari Vano dan Istri nya.
"Ah ya ampun, dia kan pencuri dan penipu sahabat kita" timpal teman yang lainnya dengan penuh ejekan.
Ya, mereka adalah sahabat Kanaya. Mereka sangat membenci Vano karena sudah membuat Kanaya pergi entah kemana.
"Jangan di ladeni, biarkan saja" ucap Vano pada Cintya.
Cintya mendengus kesal, dia menatap ketiga sahabat Kanaya dengan penuh emosi.
Sedangkan yang di tatap hanya santai dengan senyuman penuh ejekan.
*
Setelah di rasa cukup, Vano pulang dengan banyak membawa belanjaan.
Hari demi hari kelakuan Cintya hanya soping dan soping saja tanpa memikirkan keuangan Vano sama sekali.
Papa dan Mama Vano hanya menggelengkan kepala saja saat melihat Cintya masuk dengan banyak belanjaan di tangannya.
"Kenapa kelakuan dan sifat nya sangat berubah ya, apa memang ini asli nya?" gumam Mama dengan lirih.
Papa menghela nafas kasar, semoga saja mereka benar-benar tak salah memilih menantu dan tidak akan membuat mereka menjadi bahan olokan masyarakat kembali.
Hari beranjak malam, Mama menyiapkan makan malam dengan bantuan anak bungsu nya.
Sedangkan Cintya hanya duduk santai di ruang keluarga dengan Putra nya.
Ketika makan malam siap, semua berkumpul kembali dan duduk di kursi masing-masing untuk memulai makan malam.
"Bagaimana rancangan proyek untuk minggu depan?" tanya Papa pada Vano.
"Sudah hampir selesai, Papa tenang saja aku pastikan akan mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita" jawab Vano dengan penuh semangat
Papa menganggukan kepala nya dengan wajah yang cukup puas, mereka kembali melanjutkan makan malam nya.
Setelah selesai, Cintya terpaksa membereskan semuanya dengan sang mertua karena perintah Vano.
"Tumbenan Mbak Cintya di dapur gini" celetuk sang ipar yang baru saja tiba.
"Diam kau, cepat bantu agar cepat selesai" ucap Cintya dengan wajah kesal nya.
Sang ipar hanya melongos saja, ia pergi langsung ke kamar nya karena lelah baru pulang kuliah.
Sedangkan Cintya hanya mendelaik kesal, ia juga di tinggalkan oleh mertua nya yang ternyata sudah selesai mencuci piring.
"Ck, awas saja kalian besok" gumam Cintya dengan penuh kekesalan.
Cintya pun langsung masuk ke kamar, ia sangat malas saat harus berkumpul dengan yang lainnya.
Dia memilih tidur dengan Putra nya saja daripada mendengarkan ocehan tak penting.
Sedangkan Vano hanya menggelengkan kepala saat mendapati sang istri sudah pergi dengan santai nya dari lantai bawah.
"Istri kamu kenapa jadi begitu" celetuk Papa dengan wajah heran.
Vano hanya diam, dia juga tak tau kenapa Cintya jadi berubah begitu.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
𝗺𝗲𝗻𝘆𝗲𝘀𝗮𝗹 𝗸𝗮𝘂 𝗻𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗩𝗮𝗻𝗼..
2023-10-30
0
Ririn Nursisminingsih
abis ini menyesal mbuang berliat demi batu kali🤣🤣
2023-07-04
0
Yani
Makan tu menantu dan istri idaman
2023-06-07
0