Ternyata Hanya Pajangan.

Ternyata Hanya Pajangan.

Bab 1 Akhir Semuanya

Dengan langkah yang cukup lebar, penuh semangat dan penuh senyuman seorang wanita keluar dari Bandara. Dia melangkahkan kaki nya langsung menuju ke tempat dimana yang menjafi tujuan nya saat ini.

-San Francisco, Amerika.

Ya, wanita cantik nan penuh senyum itu kini berada di Negara tersebut. Dia rela terbang jauh dari Indonesia demi menyusul sang Suami yang sedang melakukan perjalanan bisnis disana yang sudah hampir 3 hari lama nya.

Anniversary, ya dia akan memberikan kejutan yang tepat hari ini adalah hari ke 5 tahun usia pernikahan nya dengan sang Suami.

Kaki jenjang nya terus berjalan dan berhenti ketika sebuah mobil pesanannya sudah tiba, dengan penuh semangat ia pun masuk dan duduk dengan tenang.

Kanaya Veer , seorang istri sekaligus Putri tunggal keluarga Veer yang terkenal dengan harta berlimpah namun hanya segelintir orang yang tau.

Bahkan, suami Kanaya sendiri tidak tau bahwa keluarga istrinya mempunyai usaha dimana-dimana dan ia hanya tau bahwa sang mertua mempunyai 2 perusahaan besar di tanah air.

*

Apartement.

Ya, tujuan akhir Kanaya di Negara itu adalah Apartemen sang Suami yang kini ia sudah sampai disana.

Dengan langkah semangat ia melanjutkan kembali perjalanannya menuju ke kamar sang Suami,

Ting.

Lantai 20, dengan kamar yang hanya satu atau presidential suite. Kamar yang cukup mewah dengan berbagai fasilitas yang tak kalah mewah serta lengkap di dalam nya.

Langkah nya terhenti kala melihat pintu sedikit terbuka dan terlihat banyak orang di dalam nya.

Dengan langkah penasaran, Kanaya mendekat dengan tidak menimbulkan suara sama sekali dan bahkan heels nya pun ia pegang.

Deg.

"Apa ini?"

"Ja jadi selama ini"

Kanaya tak dapat bersuara sama sekali, ia terlihat begitu syok saat melihat apa yang ada di depan mata nya.

Di dalam sedang di adakan pesta ulangtahun, bukan hal itu yang membuat Kanaya syok namun percakapan mereka yang ada di dalam sana.

Dengan segera Kanaya menghapus air mata nya, ia memakai kembali heels nya dan seolah-olah baru saja tiba.

"Sayang" teriak Kanaya dengan nyaring dan yang ada di dalam langsung menghentikan obrolan serta musik.

"Ka kanaya"

"Menantu"

"Ya ampun, Kanaya"

Kanaya tersenyum kecil, ia menatap Suami nya yang sudah menegang di tempat nya berdiri saat ini.

Ia melangkahkan kaki nya mendekati keluarga berbahagia itu, lalu berdiri di dekat sang Suami, Vano Slim.

"Hebat, kalian sangat hebat semuanya" ucap Kanaya sambil bertepuk tangan.

"Dan kau Vano, aku tunggu di Indonesia dengan semua ini. Ck, keluarga benalu" bisik Kanaya di akhir kalimat nya dengan penuh ejekan pada sang Suami.

Kanaya melangkah pergi, namun langkah nya terhenti kembali dan menatap pada kedua mertua nya.

"Jika lusa kalian tidak sampai di Indonesia dan menjelaskan semua ini, maka aku akan mengambil semuanya dari kalian. Jangan kalian kira aku ini bodoh ya" ucap nya dengan penuh senyum mengejek.

Kembali melangkah dengan gaya angkuh dan seolah tak terjadi apapun, namun saat tiba di lift ia menangis dengan diam.

Rapuh, tentu saja ia juga mempunyai sisi rapuh dan kecewa dengan semua ini.

...****************...

Jakarta, Indonesia.

Sudah sejak kemarin sore ia tiba di Jakarta, namun keluarga maupun suami nya belum juga ada yang sampai yang mana membuat Kanaya merasa marah dan muak.

"Kau selalu menganggap aku pajangan dan wanita baik? Kali ini akan tunjukan wanita baik ini jadi jahat dan wanita pajangan ini jadi berlian di mata pria lain" gumam Kanaya dengan mengepalkan tangannya kuat.

Kanaya memejamkan mata nya sejenak, sudah puas ia menangis dan menumpahkan segala nya saat ia baru tiba kemarin di makam orangtua nya.

Ia merasa kecewa dengan semua perkataan mertua, ipar dan juga suami nya tentang dirinya.

-Flashback-

Saat Kanaya tiba di pintu, ia mendengar semua percakapan antara keluarga mertua dan Suami nya, bahkan istri lain Suami nya.

"Kita harus segera pulang, mama takut Kanaya akan curiga" ucap sang mertua dengan cemas.

"Kita nikmati saja dulu disini ma" timpal Adik ipar.

"Iya ma, aku juga masih rindu Putri dan Istriku ini. Biarkan saja Kanaya di sana sendirian, karena memang dia aku nikahi untuk pajangan dan rasa bangga pada orang-orang saja" ucap Vano santai.

"Lagi pula kita liburan disini memakai uang dia, sedangkan uang kita utuh" lanjutnya lagi.

Papa dan yang lainnya menganggukan kepala tanda setuju dengan apa yang di ucapkan oleh Vano barusan.

"Kau benar sayang, kita memang pintar dan selalu bermain cantik" ucap Cintya, Istri Vano.

Mereka terus saja berbicara banyak tanpa ada yang menyadari bahwa di belakang mereka Kanaya sedang menahan emosi.

-Flasback Off-

"Semuanya sudah berakhir, aku kira akan bertahan dan hidup bahagia seperti kedua orangtuaku hingga akhir hayat mereka. Namun, pria yang selalu aku puji dan banggakan berkhianat sudah lama dan hanya menjadikan aku pajangan saja" gumam Kanaya sambil menyeka air mata nya.

Kanaya beranjak dari tempat duduk nya karena hari sudah semakin malam.

Dia memutuskan untuk istirahat saja dan melupakan sejenak permasalahan dalam dirinya.

Surat perceraian sudah ia urus dan di serahkan pada pengacara keluarga nya, dan semua berkas penting juga sudah ia amankan dari sana.

Dulu, Vano dan keluarga nya meminta tandatangan Kanaya untuk sesuatu dan disana ada terselip kertas kosong juga.

Namun, Kanaya dapat menebak semua nya dan tau kemana arah dari semua itu.

Hingga Kanaya membedakan tandatangan itu dengan senyum kecil mengejek.

🐰

Ke esokan pagi nya, setelah sarapan selesai Kanaya pun bersantai di ruang keluarga dengan ponsel di tangannya.

"Nyonya maaf, di depan Tuan Vano dan yang lainnya sudah sampai" lapor satpam.

"Buka pintu nya dan biarkan dia masuk, namun kamu masukan dulu koper saya ke dalam mobil sport milik saya Pak" balas Kanaya dengan ramah.

Satpam mengangguk patuh, ia lalu mengambil koper nya dan memasukan ke mobil sang Nyonya, baru setelah itu ia membukakan pintu gerbang.

"Lama amat sih Pak" bentak Papa dengan kesal.

Satpam itu hanya diam, ia merasa marah karena tau Nyonya nya telah di khianati oleh keluarga itu dengan sangat kejam.

Sedangkan di dalam rumah, mereka semua duduk dengan gelisah kala melihat wajah dingin Kanaya.

"Dimana Mas Vano?" tanya Kanaya.

"Dia di belakang, bersama-'

" Wanita murahan dan anak nya?" potong Kanaya dengan terkekeh geli.

Dan tak lama masuklah Vano dengan Cintya serta anak mereka, mereka ikut duduk dengan Vano di samping Kanaya.

"Surat perceraian akan di kirimkan secepatnya kesini, ah lebih tepatnya akta perceraian kita" celetuk Kanaya dengan berdiri dari duduk nya dan melenggang pergi keluar.

Deg.

"Enggak, Kanaya" teriak Vano berlari keluar rumah.

"Kanaya, tunggu Kanaya"

"Sayang, dengerin penjelasan Mas dulu"

Semua teriakan Vano tak di gubris sama sekali oleh Kanaya, ia tetap melajukan mobil nya dan pergi dari rumah itu.

"Aaasrrggghhhhh" teriak Vano penuh kesal, emosi, marah, dan juga kehilangan.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

𝗿𝗮𝘀𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂..𝘀𝘂𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗿𝗮𝗸𝘁𝗲𝗿 𝗞𝗮𝗻𝗮𝘆𝗮 𝘁𝗲𝗴𝗮𝘀....
𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁..

2023-10-30

0

Komang Restu

Komang Restu

mampus

2023-06-25

2

Aisyah Putri Angel

Aisyah Putri Angel

hadir Thor

2023-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!