Setelah mendapatkan jalan keluar untuk masalah Kaisar, Syahla dan keluarganya pun langsung berpamitan karena Ustadz Rizqi dan juga Bu Aminah masih harus menyiapkan untuk acara pernikahan putrinya besok lusa.
Sedangkan Syahla juga masih harus bersiap-siap untuk pergi bekerja sebelum mengambil cuti keesokan harinya. Padahal Kaisar dan Pak Andika sendiri sudah meminta Syahla untuk mengambil cuti.
Sepeninggalan Syahla dan keluarganya, Kaisar terus memikirkan masalah yang saat ini tengah menimpanya. Hal ini tak luput dari Bu Ina yang diam-diam memperhatikannya.
“Kamu ngelamunin apa sih, Kaisar?” tanya Bu Ina sambil menyodorkan susu hangat untuk putranya. “Ini minum dulu!”
“Makasih banyak ya, Ma!” ucap Kaisar sambil menyeruput susu hangat buatan mama tirinya.
“Kaisar Cuma gak habis pikir aja, siapa yang semalem sengaja ngikutin Kaisar sampai di Markas. Sudah begitu, dia juga sengaja mengedit hasil rekaman yang sebenarnya!”
“Untung ajaa semalem Kaisar juga sempat merekam semuanya. Jadi gak bikin Syahla salah paham, coba kalo gaak?”
“Bisa-bisa Syahla beneran gak mau nikah sama Kaisar besok lusa!” tutur Kaisar sambil menghela nafasnya panjang.
Curhatan Kaisar kali ini membuat Bu Ina menyunggingkan senyumannya.
“Harusnya kamu itu bersyukur, Allah kasih petunjuk agar kamu merekam kejadian semalam. Kamu tahu gak, yang terjadi hari ini adalah salah satu bukti kasih sayang Allah kepada hambaNya yang mau bertaubat seperti kamu!”
“Kamu sudah memiliki niat yang luar biasa untuk berhijrah, dan niat baik kamu ini insya Allah pasti akan diridhoi oleh Allah. Dari situ, Allah akan beri pertolongan setiap apa pun masalah yang menimpamu, Kaisar!” tutur Bu Ina.
Mata Kaisar pun langsung berkaca-kaca mendengar petuah singkat dari mama tirinya itu. Cepat-cepat Kaisar meraih tangan mama tirinya dan mencium punggung tangannya dengan sangat ta’dzim.
“Alhamdulillaaah yaa Rabb! Terima kasih sudah memberi semangat yang luar biasa untuk Kaisar ya ma. Maafkan Kaisar yang selama ini terlalu lama mengacuhkan malaikat baik hati seperti mama!” tutur Kaisar yang masih sambil mencium punggung tangan mama tirinya.
Bu Ina pun terharu melihat Kaisar mencium tangannya seperti ini. Tidak hanya bu Ina, Pak Andika yang diam-diam memperhatikan mereka pun juga ikut terharu.
“Mama tidak pernah punya perasaan marah sama kamu, nak!” balas Bu Ina.
“Sekarang, Kaisar tidak perlu mencari tahu siapa orangnya yang suah melaporkan hal ini kepada Syahla. Kaisar hanya percaya jika Allah pasti akan selalu berada di pihak Kaisar selama Kaisar memiliki niat dan hati yang baik. Begitu kan ma?”
Bu Ina pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Tepat sekali!” timpalnya sambil mengusap kepala Kaisar.
“Ya sudah, sekarang kamu siap-siap ke kantor gih sama papa! Kamu pasti gak sabar kan buat ketemu sama Syahla!”
Kaisar tampak tersenyum malu-malu mendengar celotehan mama tirinya.
“Mama ini tau ajaa!” tukas Kaisar.
“Tau banget dong! Kan mulai nanti sore Syahla sudah dipingit. Dan kamu, dilarang melihat Syahla apalagi sampai menemuinya!”
“Kalo telfon boleh gak maa?” tanya Kaisar.
“Gak boleh dong Kai!” timpal Pak Andika yang baru keluar dari kamarnya. “Buruan gih siap-siap! Papa tunggu di mobil!”
“Okey pa!” balas Kaisar yang siap untuk beranjak dari tempat duduknya.
“Oh iya, pa. Kaisar mau bilang satu hal!” Ucap Kaisar membuat papa dan mama tirinya saling melemparkan pandang.
“Apa?” tanya mereka bersamaan.
“Kalian berdua itu cocok banget. Kaisar doakan papa dan mama jadi pasangan romantis sampai menapaki keindahan surga!” tutur Kaisar sambil meninggalkan mereka berdua menaiki anak tangga.
“Aamiin!” jawab Pak Andika dan juga Bu Ina secara serempak.
☘️☘️☘️
Sedangkan di sisi lain, Gus Faris kini tengah menceritakan kepada keluarganya apa yang ia temukan semalam. Dimana Kaisar kembali bergabung dengan teman-teman genk motornya di markas tersembunyi mereka di dekat pasar.
Cerita Gus Faris kali ini membuat Kyai Badrun dan juga istrinya sangat terkejut dan menyayangkan pernikahan Syahla yang akan dihelat besok lusa.
“Yaa Allah, kasihan banget Syahla kalau masih di nikahkan sama Kaisar. Apalagi nantinya akan dijadikan bahan taruhan!” tutur Ibu Gus Faris.
“Ayah juga jadi sedih dan gak tega dengernya. Tapi mau bagaimana lagi? Undangan juga sudah tersebar. Bahkan tenda tenda juga sudah mulai di pasang di depan rumah Ustadz Rizqi!” tutur Kyai Badrun.
“Jangan khawatir ayah, masalah ini sudah Faris sampaikan kepada Syahla dan juga ayah ibunya. Mereka juga sangat terkejut mendengarnya!” timpal Gus Faris.
“Lalu, kira-kira apa keputusan mereka?” tanya Kyai Badrun.
“Pagi ini mereka sedang membicarakan masalah ini. Pesta pernikahannya sudah tidak bisa diundur ataupun dibatalkan lagi kan? Jadi, Faris siap untuk menjadi pengantin pengganti sebagai mempelai penganti pria untuk Syahla!” tukas Gus Faris dengan penuh percaya diri.
“Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan saat ini Faris?” tanya Kyai Badrun sambil mengernyitkan dahinya.
“Seratus persen yakin, ayah! Lagi pula tidak mungkin kan jika Ustadz Rizqi rela menikahkan putrinya dengan anak jalanan seperti Kaisar?”
Ucapan Gus Faris kali ini langsung didukung oleh ibunya. “Betul juga, apalagi jika Syahla sampai dijadikan bahan taruhan di lintasan balap liar. Astaghfirullaah, dimana sebenarnya hati calon suami Syahla itu? Tega-teganya dia menjadikan Syahla menjadi bahan taruhan!”
“Nah, itu dia bu! Faris kan gak rela kalo Syahla diobral begitu ajaa!” timpal Gus Faris memperkeruh keadaan.
Sayangnya Kyai Badrun tidak begitu terpancing dengan ucapan putranya kali ini.
“Ayah sudah tidak mau ikut campur lagi dengan urusan kamu dengan Syahla, Faris! Yang kemarin sudah cukup membuat ayah kecewa dan sangat malu.”
Kyai Badrun langsung meninggalkan ruang tamu dan masuk ke dalam kamarnya. Kini tinggal Gus Faris dan ibunya saja yang masih bercengkrama.
“Bu, kalau ibu setuju kan Faris menjadi pengantin pengganti buat Syahla?” tanya Faris meminta dukungan terhadap ibunya.
Ibunya pun langsung menganggukkan kepalanya setuju. “Ibu sangat setuju, nak! Siapa yang tidak mau memiliki menantu selembut dan sebaik Syahla.”
“Jika kamu berhasil menjadi suami Syahla, ini justru bisa mengobati rasa kecewa dan malu ayah kamu. Untuk maharnya sudah ibu persiapkan. Yang terpenting saat ini mahar pernikahannya saja bukan?”
Gus Faris langsung mengangguk setuju. Ia pun langsung memeluk ibunya dengan sangat erat.
“Makasih banyak ya bu, sudah mendukung Faris kali ini. Faris janji tidak akan membuat ayah dan ibu kecewa!” tutur Faris.
“Hush! Kalau janji harus disisipkan kata Insya Allah, Faris!”
“Iya bu, Insya Allah!” ucap Faris.
“Oh, iya bu! Bantu Faris untuk bujuk ayah juga yaa!” pinta Faris membuat ibunya menghela nafasnya panjang.
“Insya Allah, ibu akan bantu sebisa ibu ya!”
Gus Faris pun langsung tersenyum lebar. Ia pun langsung bergegas mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjadi mempelai pengantin pria.
☘️☘️☘️
Nantikan hari pernikahan Syahla di bab selanjutnya ya.
Sebelumnya, mampir dulu yuk ke karya bestie aku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Wiwik Murniati
terlalu tinggi mimpi mu gusdur
2024-04-17
1
Mohd Yunus
lanjut Thor
2024-03-13
3
Nurafni Zalfaalituhayu
PD OD percaya diri over dosis
2023-10-28
0