Terjebak Cinta Anak Ustadz
Brak!
Motor yang dikendarai oleh Kaisar terjatuh saat jalan menikung dan membuat pengendaranya jatuh terpelanting jauh dari motornya. Jatuhnya Kaisar malam ini saat balapan liar membuat teman satu genknya terbelalak kaget tidak percaya.
Kaisar yang sudah mereka harapkan memenangkan taruhan justru terjatuh pada putaran terakhir dan membuat genknya kalah telak dalam taruhan besar malam ini. “Dasar pembuat sial!” umpat salah satu teman satu genknya sambil menendang barang yang ada di hadapannya.
“Gara-gara Kaisar, genk kita kalah telak dengan genk Reno!”
“Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus memberi pelajaran untuk Kaisar!”
Kaisar dan Reno yang menjadi joki balap motor pada malam ini sudah menaruh nominal uang yang sangat besar di meja taruhan. Masing-masing di antara mereka berdua sudah bertaruh sebesar 50 juta rupiah dan barang siapa yang menang, akan mendapatkan uang sebesar 100 juta.
Keduanya memang sangat unggul dalam menguasai lintasan balap liar malam ini. Kaisar sendiri terkenal joki balap motor yang sangat handal dan tak terkalahkan. Sayangnya kali ini ia justru terpelanting dari motornya yang tiba-tiba kehilangan arah tepat pada jalan tikungan dan tentunya membuatnya tidak bisa memenangkan taruhan balap liar malam ini.
Teriakan kemenangan genk lawan terdengar sayup-sayup di telinga Kaisar. “Argh! Sial! Aku harus kalah malam ini!” umpat Kaisar sambil berusaha untuk bangkit dan berdiri.
Dengan jalan yang terseok-seok, Kaisar pun berjalan ke arah motor sport kesayangannya. Namun tiba-tiba ia dikepung oleh teman-teman satu genknya yang menatap marah ke arah Kaisar.
Bugh! Bugh! Bugh! Kaisar menerima hantaman yang bertubi-tubi dari para temannya yang meraup kerugian besar atas kekalahan genk mereka.
“Dasar joki payah! Jika tahu kau akan kalah dalam taruhan kali ini, kami tidak akan menunjukmu untuk mewakili genk kami!”
Bugh!
“Gara-gara joki bodoh ini, kita harus kehilangan seratus juta yang seharusnya milik kita!”
Bugh!
“Lebih baik kita habisi saja Kaisar biar tahu rasa dia!”
Kaisar yang dikeroyok oleh temannya sendiri kini tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya mulai tidak sadarkan diri. Tak lama kemudian, terdengar suara sirine mobil polisi membuat siapa pun yang ada lintasan balap langsung lari berhamburan.
“Kita harus segera kabur dan menyelamatkan diri!”
“Lalu bagaimana dengan Kaisar?” tanya Laura, salah satu anggota genk yang masih memiliki rasa peduli terhadap Kaisar.
“Dia sudah tidak berguna lagi untuk kita! Seret dan letakkan saja tubuhnya di bawah bangku panjang itu. Motornya kita ambil sebagai pengganti uang taruhan yang ia hilangkan malam ini!” jawab salah satu anggota genk lainnya.
Akhirnya Kaisar digeletakkan di bawah bangku panjang dan ditinggalkan begitu saja oleh teman-teman satu genknya.
Kemudian hujan deras langsung mengguyur area lintasan balap liar malam ini membuat polisi yang sedang sweeping area hanya lewat begitu saja dan tidak melihat Kaisar yang tergeletak tak berdaya.
🍄🍄🍄
Adzan subuh yang menggema mengiringi Syahla yang sedang mengendarai motornya menuju ke masjid. Sayangnya motor yang dikendarai oleh Syahla tiba-tiba mati begitu saja saat dirinya sampai di jalan besar.
“Masya Allaah, kenapa harus mogok sih. Padahal udah hampir sampai di masjid!” gumam Syahla yang langsung menepikan motornya dan memilih melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki menuju ke masjid besar yang jaraknya sekitar seratus meter lagi.
Namun langkahnya terhenti saat melewati bangku panjang di pinggir jalan. Ada tangan manusia yang tiba-tiba memegang pergelangan kakinya.
“Astaghfirullah! Tangan apa ini?!” pekik Syahla ketakutan. Ia langsung mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, sayangnya keadaan jalanan masih sangat sepi.
“Tolong aku!”
Terdengar suara parau di bawah bangku panjang membuat Syahla berjongkok untuk melihat siapa yang meminta tolong kepadanya.
Mata Syahla langsung membeliak sempurna melihat seorang pemuda yang berlumuran darah yang sudah mengering dan luka lebam di sekujur tubuhnya. Tidak hanya itu, baju pemuda tersebut basah kuyup terkena guyuran hujan semalam.
Syahla kini dipenuhi kebingungan harus bagaimana menolong pemuda tersebut, terlebih suara iqomah sudah berkumandang tanda sholat subuh berjamaah sudah akan dimulai. Sedangkan dia juga sama sekali belum pernah bersentuhan dengan lawan jenis.
“Tolong aku!” pinta pemuda tersebut untuk yang kedua kalinya.
“Apa kau bisa berdiri?” tanya Syahla kemudian.
“Akan aku coba!”
Akhirnya Syahla menyingkirkan kursi panjang yang menutupi tubuh pemuda tadi dan melebarkan mukenanya.
Setelah itu Syahla langsung menghubungi adik laki-lakinya untuk datang menjemputnya dan membantunya untuk membawa pria tersebut ke rumah mereka.
“Ya Allah kak, ini siapa?” tanya Syauqi sambil membantu pemuda yang ditemukan Syahla untuk berdiri dan memapahnya.
“Kakak juga gak tau dek! Kita bawa ke rumah dulu ya! Kakak mau ganti mukena dan sholat subuh dulu!” pinta Syahla yang mukenanya sudah tampak sangat kotor.
Syauqi pun membawa Kaisar ke rumah mereka perlahan-lahan. Sesampainya di rumah, Syauqi langsung membawanya ke kamar dan menggantikan bajunya.
Sedangkan saat Syauqi hendak menanyakan namanya, pemuda tersebut kembali tidak sadarkan diri. Akhirnya Syauqi keluar dari kamarnya dan menunggu kakaknya selesai sholat subuh.
“Laki-laki yang kakak temuin tadi itu siapa?” tanya Syauqi penasaran.
“Kakak juga gak tau, tadi kakak nemuin dia udah babak belur kayak gituh di bawah bangku panjang di pinggir jalan.”
“Kamu udah gantiin bajunya?” tanya Syahla yang kemudian menuju ke kotak P3K yang tertempel di dinding dekat ruang makan.
“Udah kak! Tapi waktu aku mau tanya namanya, dia pingsan lagi!” balas Syauqi.
“Ya udah, sekarang kakak minta tolong siapkan air hangat dan bawa ke kamar ya! Kakak mau bersihin lukanya dulu!”
Syauqi langsung menuruti titah kakaknya dan Syahla pun langsung membersihkan luka yang ada di wajah dan juga tangan pemuda yang ia tolong. Pekerjaannya sebagai perawat di sebuah rumah sakit membuatnya sangat terampil membersihkan dan mengompres lebam di wajah Kaisar.
Setelah itu, Syahla meminta kepada adiknya untuk membantu mengembalikan kesadaran pemuda tersebut dengan membalurkan minyak angin ke tubuhnya.
Sedangkan Syahla kini menuju ke pantry untuk membuatkan minuman hangat untuk pemuda yang baru saja ditolongnya.
“Kaaak, orangnya udah sadar!” teriak Syauqi memberitahukan kepada kakaknya.
Syahla pun menuju ke kamar sambil membawa teh hangat dan meminta Syauqi untuk membantu pemuda tadi untuk minum. “Siapa namamu?” tanya Syahla kemudian.
“Kaisar!”
“Okey! Aku akan menghubungi rumah sakit untuk mengirim ambulance dan membawamu ke sana. Kau harus mendaparkan perawatan khusus di rumah sakit!” tutur Syahla yang langsung dicegah oleh Kaisar.
“Jangan bawa aku ke rumah sakit! Aku mohon, rawat aku di rumahmu!” pinta Kaisar.
“Tidak bisa Kaisar! Ayah dan ibu kami sedang pergi umroh. Dan kau tidak semestinya tinggal di rumahku karena kita bukan muhrim!” tegas Syahla.
“Aku tahu batasan antara perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim, dan aku berjanji tidak akan melewati batasan itu. Tapi aku mohon, jangan bawa ke rumah sakit!” pinta Kaisar dengan sungguh-sungguh.
“Sudahlah kak! Biarkan Kak Kaisar kita rawat di rumah saja! Lagi pula masih ada aku yang laki-laki di rumah ini!” tutur Syauqi.
Kemudian ia mendekat ke arah Syahla dan berbisik pelan. “Bukankah uang yang kakak pegang saat ini juga sudah sangat menipis?”
🍄🍄🍄
Pengenalan Tokoh
Syahla Adiba, 23 tahun. Perawat di sebuah rumah sakit. Anak sulung dari Ustadz Rizki yang sudah bertunangan dengan Gus Faris.
Kaisar Afkara, 26 tahun. Joki balap motor yang ternyata adalah anak dari pemilik rumah sakit dimana Syahla bekerja.
Gus Faris, 26 tahun. Tunangan Syahla Adiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
RossyNara
temen apa itu? main keroyokan dan dan mintingin diri sendiri
2024-06-14
1
Rizky Rezha
ribut amat yg komen
2024-05-25
0
Qaisaa Nazarudin
Cuman karena salah paham Gus Faris memutuskan pertungan mereka,Aku nyesel kalo mereka putus,Soalnya Kaisar lebih ganteng walaupun badboy, Faris aja yg ogeb..Berarti CINTA nya ke Syahla gak begitu kuat ya,Masih oleng..
2024-05-21
1