"Apa? Ayah mau minta pertanggung jawaban ke Mas Kaisar?" tanya Syahla terkejut setelah mendengarkan cerita dari ayah, ibu dan juga adiknya.
"Hanya itu jalan keluar satu-satunya Syahla. kita harus cari tahu dimana Kaisar tinggal saat ini dan memintanya untuk bertanggung jawab!" jelas Ustadz Rizqi.
"Tapi ayah..."
"Ayah paham Syahla, Kaisar dan kamu tidak melakukan hal terlarang sama sekali."
"Permasalahannya adalah saat kamu membantu Kaisar dari tepi jalan ke rumah itu terekam oleh CCTV!" timpal Ustadz Rizqi membuat Syahla kini tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Ia hanya bisa terduduk lemas sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Air matanya kembali menganak sungai mengalir deras membasahi pipinya.
Bu Aminah yang tidak tega melihat kesedihan Putrinya pun langsung mendekapnya dengan sangat erat. Tak lama kemudian, terdengar suara salam dari luar rumah mereka.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikum salam!"
Ustadz Rizqi langsung membukakan pintu rumahnya, sedangkan Syahla dan juga Syauqi memilih untuk menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.
"Apa ustadz masih mengenal saya?" tanya tamu yang datang kepada ustadz Rizqi.
Ustadz Rizqi mengernyitkan dahinya sambil mencoba mengingat-ingat siapa gerangan yang kini sedang berdiri di hadapannya,.
"Pak Andika?"
"Benar ustadz! Alhamdulillah ustadz masih mengenal saya."
"Silakan masuk pak. Sudah lama sekali tidak bertemu ya!"
Ustadz Rizqi langsung mempersilakan Pak Andika masuk ke dalam. Sedangkan bu Aminah langsung menuju ke dapur untuk membuatkan minuman.
"Betul ustadz! Sudah hampir delapan tahun kita tidak bertemu yaa. Selepas Afkara tidak sekolah di pondok pesantren An-Naja, saya memang tidak pernah berkunjung ke daerah sini."
"Tidak masalah Pak Andika. Oh iya, bagaimana kabar Afkara sekarang?" tanya ustadz Rizqi.
Pak Andika pun langsung menceritakan secara singkat perkembangan Afkara selepas lulus dari pondok pesantren. Mulai dari kuliah Afkara sampai kenakalan Afkara yang gabung dengan anak-anak jalanan yang suka main balap liar.
"Alhamdulillah beberapa hari terakhir ini Afkara berubah seratus delapan puluh derajat ustadz. Ia sudah kembali menjalani aktiifitasnya sebagai seorang muslim yang baik, mengaji, dan sekarang dia mau membantu saya mengelola perusahaan!" jelas Pak Andika panjang lebar.
"Masyaa Allaah. Alhamdulillah saya turut senang mendengarnya Pak Andika. Semoga ini awal perjalanan hidup Afkara menjadi manusia yang lebih baik ke depannya!" timpal Ustadz Rizqi.
"Afkara adalah santri putra yang cerdas dan berbakat. Ia mampu mengikuti pembelajaran di pesantren dengan baik. Semoga pengalaman hidupnya yang kelam bisa membuat ia sadar dan tidak kembali tenggelam ke komunitas lamanya!"
"Aamiin. Terima kasih banyak doanya ustadz. Saya sangat berterima kasih kepada outri anda, Syahla yang sudah menyelamatkan putra saya dari maut!" tutur Pak Andika membuat Ustadz Rizqi tercengang.
"Maksud anda?"
"Syahla adalah wanita yang menyelamatkan Afkara saat ia ditinggalkan oleh teman-temannya di tepi jalan." Mata Ustadz Rizqi langsung membulat sempurna.
"Dia bercerita jika saat itu tubuhnya sudah sangat lemah tidak berdaya. Serangan dari teman-temannya membuatnya sekujur tubuhnya memar dan beberapa bagian di wajahnya mengeluarkan darah."
"Setelah itu ia ditinggalkan, teman-temannya begitu saja dan di letakkan di bawah kursi panjang. hujan sepanjang malam yang mengguyur tubuhnya membuatnya berkali-kali tidak sadarkan diri!"
"Untung saja saat adzan subuh berkumandang, ia masih bisa membuka matanya dan menunggu pertolongan dari orang yang lewat."
"Kebetulan saat itu putri anda yang sedang melewati Afkara dan menolongnya sampai keadaaannya pulih seperti sedia kala."
Cerita yang disampaikan oleh Pak Andika membuat Ustadz Rizqi tidak sanggup membendung air matanya.
Kini ia semakin paham jika yang dilakukan oleh Putrinya bukanlah sebuah kesalahan yang besar, melainkan sebuah pengorbanan yang luar biasa.
"Jadi laki-laki yang sudah ditolong oleh Syahla itu, Kaisar Afkara?" tanya Ustadz Rizqi memastikan.
"Betul Ustadz!" jawab Pak Andika.
Kini Ustadz Rizqi tidak tahu lagi bagaimana harus bersyukur dengan berita yang ia dengar.
Kaisar Afkara adalah santri putra yang cerdas dan berakhlak yang baik, penurut dan tidak banyak tingkah. Namun sikapnya langsung berubah total saat papanya menikah dengan wanita lain selepas kepergian mama kandungnya.
Berita ini langsung tersebar luas di kalangan santri di pondok pesantren. Santri berprestasi berubah menjadi berandal jalanan yang meresahkan masyarakat.
Meskipun begitu, Ustadz Rizqi sama sekali tidak terlalu menggubris berita tersebut. Karena baginya, Afkara tetaplah anak yang baik dan santun.
Kalau pun ia harus menikah kan Syahla dengan Afkara, ia tidak perlu risau lagi karena Afkara juga sangat memahami ajaran agama.
Setelah mengobrol panjang lebar, Pak Andika pun undur diri dari kediaman Ustadz Rizqi.
Sedangkan ustadz Rizqi langsung memberitahukan kepada istrinya jika nanti malam, selepas mengajar di pondok pesantren ada hal penting yang akan ia sampaikan kepada istri dan juga anak-anaknya.
🍄🍄🍄
"Kira-kira, ayah mau ngomongin masalah apa lagi ya?" tanya Syauqi.
"Mungkin masih berkaitan dengan masalah yang menimpa kak Syahla," timpal bu Aminah.
Syahla sendiri hanya bisa terdiam pasrah sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Mereka bertiga sengaja mengakhirkan makan malam dan menunggu kedatangan Ustadz Rizqi.
"Assalamu'alaikum!" ucap ustadz Rizqi yang baru saja pulang dari mengajar.
"Wa'alaikum salam!" jawab bu Aminah, Syahla, dan juga Syauqi secara serentak.
Mereka bertiga pun langsung menyalami Ustadz Rizqi secara bergantian.
"Udah makan malam?" tanya ustadz Rizqi.
"Belum Yah. Kan nunggu ayah pulang!" jawab Bu Aminah.
"Masyaa Allaah. Jadi belum pada makan malam yaa. Ya udah yuk kita langsung makan bareng!" ajak ustadz Rizqi dengan wajah yang sumringah.
Syahla dan Syauqi pun langsung saling melemparkan pandangan mereka berdua melihat ayahnya yang tampak sangat ceria malam ini.
"Ayah wajahnya ceria banget. Ada apa nih?" tanya Syauqi saat mereka sudah ada di meja makan.
"Ada berita baik untuk kalian semua. Insya Allaah minggu depan Kak Syahla akan menikah!" jawab Ustadz Rizqi membuat semuanya langsung terkejut.
Uhuk! Uhuk!
Syahla langsung tersedak air mineral yang baru saja ia minum saat ayahnya menjawab pertanyaan Syauqi.
"Ya Allaah Syahla. Minumnya hati hati dong sayang. Sampe merah gini mukanya!" turut bu Aminah sambil menepuk punggung Syahla berkali-kali.
Mata Syahla langsung berair dan hidungnya sedikit meler.
"Makasih buk!" ucap Syahla sambil mengelak hidungnya dengan tisue.
"Syahla mau dinikahkan sama siapa ayah?" tanya Syahla sambil dag dig dug tidak karuan menunggu jawaban ayahnya.
Jika ia akan dinikahkan dengan Gus Faris, ia takut jika nantinya justru menjadi bulan bulanan Gus Faris yang akan terus membahas kesalahan yang ia perbuat.
Namun tidak mungkin juga jika ia menikah dengan Kaisar, ayahnya belum mengenal Kaisar sama sekali.
"Kak Syahla gak mungkin dinikahkan sama Gus Faris kan, Yah?" tanya Syauqi yang juga menunggu jawaban dari ayahnya.
"Kalo memang iya, Syauqi gak rela!"
"Loh, kamu kok bisa bilang gituh?" tanya Syahla.
"Abisnya tadi Gus Faris manggil Syauqi dan minta tolong buat bujuk Kak Syahla biar memohon mohon sama Gus Faris dan minta balikan sama dia. Dih, gak banget kan?" timpal Syauqi.
"Gus Faris juga tadi bilang sama ayah kalo Syahla masih punya kesempatan kedua. Tapi ayah pikir, kamu tidak perlu mengambil kesempatan kedua itu!" jelas Ustadz Rizqi.
"Trus, ayah mau nikahin anak kita sama siapa?" tanya Bu Aminah yang sudah tidak sabar menunggu jawaban dari suaminya.
"Ayah akan menikahkanmu Syahla dengan Kaisar Afkara!" jawab Ustadz Rizqi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kerenn..Aku 1000% Setujuuuu..👏👏👏👍👍👍
2024-05-21
0
Qaisaa Nazarudin
Gak usah balikan Sama Faris lagi,Aku gak rela aja,Faris bukan lah orang yg baik,Untung aja Allah menujukkan sikapnya sebelum menikah,Kalo udah menikah,Pasti Syahla akan selalu makan hati dgn sikap dan kata2 kasarnya..
2024-05-21
1
Wiwik Murniati
terima aj syahla
2024-04-17
0