Uang Syahla memang sudah menipis akhir bulan ini. Terlebih ia baru akan gajian lima hari ke depan. Ia juga masih harus membayar biaya camping yang diadakan oleh sekolah Syauqi. Sedangkan orang tuanya sedang menjalani umroh 35 hari dan baru akan pulang sepuluh hari lagi.
Sejujurnya Syahla sangat keberatan ada Kaisar di rumahnya. Ia sangat takut menjadi gunjingan tetangganya karena tinggal satu rumah dengan lelaki yang bukan muhrimnya.
Apa lagi statusnya sekarang adalah tunangan dari seorang anak Kyai pemilik pesantren yang tidak jauh dari rumahnya, Gus Faris.
“Begini saja, aku akan menghubungi keluargamu untuk menjemputmu kemari! Apa kau masih ingat nomor salah satu anggota keluargamu atau mungkin temanmu?” tanya Syahla.
“Aku tidak punya teman atau keluarga lagi!” jawab Kaisar membuat Syahla memutar bola matanya malas.
“Itu tidak mungkin Kaisar! Berikan ponselmu, aku yang akan menghubungi mereka!” pinta Syahla.
Dengan lemas Kaisar merogoh saku celananya dan memberikan ponselnya kepada Syahla. Namun tak lama kemudian ia kembali tidak sadarkan diri karena tubuhnya memang masih sangat lemah.
“Kak Syahla! Jangan terlalu menekannya seperti ini! Tubuhnya masih sangat lemah dan butuh perawatan!” protes Syauqi. “Lebih baik kita rawat dulu di sini sembari menghubungi keluarga atau temannya!”
“Ponselnya juga mati karena kehujanan semalam!” gerutu Syahla. “Kakak hanya gak mau keluarga kita menjadi gunjingan tetangga karena kebaikan kita menolongnya, Syauqi!”
“Aku pastikan kak Kaisar tidak akan keluar dari kamarku! Jadi tidak akan ada tetangga yang tahu akan hal ini. Setelah ia sembuh nanti, kita minta dia meninggalkan rumah saat malam hari dimana para tetangga sudah pada tidur dan jalanan sepi!”
Saran dari Syauqi yang masuk akal pun akhirnya disetujui oleh Syahla. Ia pun kemudian menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan, sedangkan Syauqi mencoba untuk mengembalikan kesadaran Kaisar.
Tak lama kemudian sarapan untuk mereka pun sudah siap dan Kaisar juga sudah mulai sadar. Syauqi pun langsung menyuapinya sup hangat buatan Syahla.
“Mas Kaisar makan dulu ya, biar tubuhnya gak lemah!” ucap Syauqi sambil membantu Kaisar bersandar di headboard.
Kaisar hanya menyunggingkan senyumannya dan menganggukkan kepalanya. “Terima kasih, emm ...” Kaisar menggantung kalimatnya karena belum mengetahui nama orang yang telah menolongnya.
“Syauqi Mas! Namaku Syauqi dan itu ...” Syauqi menunjuk ke arah kakaknya yang sedang meracik obat untuk Kaisar. “Kakak perempuanku, namanya Syahla!”
“Terima kasih, Syahla!” ucap Kaisar dengan tulus.
“Sama-sama. Setelah ini kau bisa langsung minum obatnya agar demamnya turun dan juga rasa nyerinya berkurang!” balas Syahla yang kemudian mendekati Syauqi dan meletakkan obat untuk Kaisar di atas nakas.
Kaisar baru menyadari jika yang menolongnya saat ini adalah perempuan muslimah yang sangat cantik. Bahkan kecantikan yang dipancarkan oleh Syahla benar-benar membuatnya terpana sampai tidak mengedipkan matanya sama sekali.
‘Aku masih hidup dan diselamatkan oleh bidadari yang Allah kirimkan untukku?’ gumam Kaisar dalam hati.
Tiba-tiba dadanya terasa begitu sesak mengingat selama ini ia selalu meninggalkan ajaran agamanya. Ia sudah lalai dalam sholatnya, padahal dulunya ia juga pernah tinggal di pesantren. Ia juga tidak pernah ikut berpuasa selama bergabung dengan genk motornya enam tahun belakangan ini.
Rasa kecewa terhadap papanya yang menikah lagi dengan musuh mendiang mamanya membuatnya sangat terpukul hingga akhirnya ia bertemu dengan kawanan genk motornya dan berkecimpung lama di dalamnya.
Satu mangkuk sup kini sudah habis dan Kaisar langsung meminum obat yang sudah disiapkan oleh Syahla.
“Mas Kaisar istirahat dulu ya. Aku harus bersiap untuk pergi ke sekolah. Nanti kalau ada apa-apa, Mas Kaisar bisa panggil Kak Syahla. Kebetulan hari ini kakak masuk siang!”
“Terima kasih Syauqi, kalau boleh tahu kakakmu bekerja dimana?”
“Di Rumah Sakit Ibnu Sina! Dia adalah kepala perawat di sana!” jawab Syauqi dengan bangga. “Aku juga nanti akan menyusul Kak Syahla bekerja di rumah sakit itu. Tapi aku tidak mau jadi perawat, aku ingin menjadi dokter anak. Doakan aku ya Mas!” tutur Syauqi yang terdengar mengakrabkan diri dengan Kaisar.
Kaisar pun hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Syauqi pun kemudian beranjak untuk menyiapkan keperluan sekolahnya. Sedangkan Kaisar hanya melihat kesibukan Syauqi yang tengah mempersiapkan diri.
‘Ternyata bidadari ini bekerja di rumah sakit milik papa! Jika tahu begini, mungkin sejak dulu aku menerima tawaran papa untuk ikut mengelola dan mengembangkan rumah sakitnya!’ gumam Kaisar dalam hati.
Tak lama kemudian Kaisar merasakan matanya begitu berat. Efek obat yang dikonsumsinya mulai bekerja dan membuatnya sangat mengantuk. Akhirnya ia pun terlelap di kamar Syauqi tepat saat Syauqi akan pergi ke sekolah.
🍄🍄🍄
Satu minggu dirawat di rumah Syahla, keadaan Kaisar semakin membaik. Kini ia sudah bisa membantu beberapa pekerjaan Syauqi seperti membereskan kamar, mencuci pakaian, dan menyapu rumah.
Tidak hanya itu, semenjak tinggal di rumah Syahla, Kaisar juga mulai menjalani rutinitasnya sebagai muslim yang sudah lama ia tinggalkan. Ia mulai mengerjakan sholat dan juga mengaji. Terkadang ia juga membantu Syauqi mengerjakan tugas sekolahnya.
Malam ini, Kaisar membantu Syauqi menyiapkan makan malam untuk mereka. Kebetulan Syahla hari ini shift siang di rumah sakit dan sebentar lagi akan pulang. Keduanya tampak sangat akrab dan saling bertukar cerita. Sayangnya Kaisar masih belum memproklamirkan siapa dirinya sebenarnya.
“Assalamu’alaikum!”
Tiba-tiba terdengar suara salam dan pintu diketuk dari luar membuat Syauqi bergegas untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.
“Wa’alaikumussalam!” yauqi membuka pintu dan langsung menyunggingkan senyumannya saat melihat siap[a yang datang.
“Mas Faris?!” Syauqi langsung menyalami tunangan kakaknya itu dan mempersilakannya untuk masuk. “Silakan masuk mas! Kebetulan sebentar lagi Kak Syahla juga pulang!”
“Makasih ya. Kamu sendirian aja kan di rumah?” tanya Faris sambil duduk di sofa ruang tamu.
“Kebetulan lagi sama Mas Kai ... ! Ups!” Syauqi cepat cepat menutup mulutnya dengan telapak tangan.
“Kamu lagi sama siapa di rumah?” tanya Faris lagi membuat Syauqi hanya bisa menundukkan kepalanya.
“Emmm, sama Mas Kaisar!” jawab Syauqi yang memang tidak mau berbohong dengan Faris.
“Siapa Kaisar?”
Pertanyaan Faris kali ini tidak langsung dijawab oleh Syauqi karena bertepata dengan suara motor kakaknya yang baru saja sampai di rumah.
“Assalamu’alaikum!” ucap Syahla yang langsung dijawab oleh Faris dan juga Syauqi secara bersamaan.
“Wa’alaikum salam!”
“Eh, ada Mas Faris ya. Udah lama Mas?” tanya Syahla menyapa tunangannya.
“Aku juga baru sampai. Oh iya, siapa Kaisar?” tanya Faris membuat Syahla langsung terkejut.
Deg!
Syahla menelan ludahnya kasar dan menatap ke arah Syauqi.
‘Dari mana Mas Faris tahu mengenai Kaisar? Apa Syauqi bilang dengannya jika Kaisar ada di sini?’ tanya Syahla dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Disini juga sudah SALAH menurutku,Harusnya dia kasih tau Faris dan juga pak RT dan tetangga,Biar gak ada yg salah paham,Mmg sih ada Syauqi di rumah,Tapi kan mulut orang dan pandangan orang lain kan beda2..
2024-05-21
1
Fajar Ayu Kurniawati
.
2024-05-21
0
Wiwik Murniati
pertemuan tak terduga 🤔🤔🤔
2024-04-17
0