"Syahla, denger-denger wakil pimpinan kali ini tuh masih lajang dan tampan. Aku jadi penasaran!" bisik Fina, kepala administrasi Rumah Sakit.
"Sssttt! Jangan ghibah pagi-pagi deh mbak! Ntar malah keterusan ampe siang!" balas Syahla.
"Yaaah, mbak kan cuma kasih tau kamu aja. Siapa tahu bisa jadi pengobatan sakit hati setelah diputusin sama Gus Faris!" timpal Fina lagi yang usianya memang di atas Syahla dan kini sudah mempunyai anak.
Tak lama kemudian, Pak Andika pun masuk ke dalam ruangan meeting dan di ikuti oleh putranya yang berdiri di belakangnya.
Ruangan seketika hening dan seluruh pandangan para staf rumah sakit yang diminta untuk mengikuti meeting pagi ini tertuju ke arah Pak Andika dan lelaki yang berjalan di belakangnya, kecuali Syahla.
Ia justru tampak mengalihkan pandangannya ke arah layar LCD yang bertuliskan penyambutan wakil direktur rumah sakit.
SELAMAT DATANG DAN BERGABUNG DI RUMAH SAKIT IBNU SINA
WAKIL DIREKTUR : KAISAR AFKARA, M.M
'Kenapa namanya tidak asing ya?' gumam Syahla dalam hati.
'Gak! Gak mungkin kalo...'
"Selamat pagi seluruh staf Rumah Sakit Ibnu Sina. Kenalkan ini putra sulung saya, yang akan menjabat sebagai wakil direktur di sini. Namanya Kaisar Afkara!" ucap Pak Andika membuat Syahla mulai mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang baru saja diperkenalkan oleh Direktur Rumah Sakit.
'Hah?! Mas Kaisar?! Jadi ini bener-bener dia!' pekik Syahla dalam hati.
Tatapan Syahla yang sangat terkejut kali ini langsung ditangkap oleh Kaisar dan juga Pak Andika. Senyum Kaisar pun langsung merekah sempurna dan ia tujukan khusus kepada Syahla sebelum ia memperkenalkan dirinya.
"Saya Kaisar Afkara, kalian bisa panggil saya Pak Kaisar. Terima kasih atas penyambutan yang luar biasa untuk saya. Semoga ke depannya kita bisa saling bekerja sama dengan baik!" ucap Kaisar yang langsung disambut dengan tepuk tangan riuh dari para staf.
Setelah memperkenalkan diri, Kaisar kini duduk di samping ayahnya dan sesekali mencuri pandang ke arah Syahla. Sedangkan para staff yang lainnya mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing.
Dan kini tiba saatnya Syahla memperkenalkan diri. Ia pun berdiri dan kemudian menundukkan kepalanya sedikit untuk memberi salam.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
Salam Syahla langsung dijawab oleh semua yang hadir di ruangan tersebut tanpa terkecuali. Begitu juga dengan Kaisar yang terus memperhatikan Syahla tanpa beralih kepada yang lain.
"Perkenalkan, nama saya Syahla Adiba. Kepala Perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina. Ruangan saya ada di Gedung E nomor 3. Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh!"
Selepas memperkenalkan dirinya, Syahla pun kembali duduk di kursi dan mendengarkan yang lainnya.
Tiba tiba pahanya ditepuk oleh Fina yang duduk di sampingnya.
"Pak Kaisar dari tadi aku perhatikan ngeliatin kamu terus loh Syahla!" bisik Fina.
"Ck, jangan ngadi-ngadi deh mba! Masih meeting gini jangan mulai ngegosip deh!" timpal Syahla.
"Iya deh iya!" jawab Fina.
Diam-diam pun Syahla mencoba untuk melihat ke arah Kaisar.
Ternyata benar dengan apa yang dibicarakan oleh Mba Fina, Kaisar tengah memperhatikan dirinya. Bahkan saat Syahla mencoba menadang ke arah Kaisar, sorot pandang mereka beradu membuat Kaisar langsung melemparkan senyum ke arah Syahla.
Cepat-cepat Syahla langsung mengalihkan pandangannya ke tempat yang lain sampai meeting selesai.
Namun saat Syahla hendak berdiri dari tempat duduknya, Manager Perawat memanggilnya untuk tetap tinggal di ruangan.
"Syahla, bisa tinggal di ruangan dulu kan?" tanya Manager Perawat.
"Pak Andika dan Pak Kaisar membutuhkan informasi tentang perkembangan pelayanan yang diberikan oleh perawat Rumah Sakit!"
Syahla pun langsung menganggukkan kepalanya, "Bisa Pak Budi!" jawab Syahla yang kembali duduk di kursinya.
"Okey, jangan sampai salah memberikan informasi yaa!" tutur Pak Budi yang langsung berbalik dan siap untuk meninggalkan ruangan.
"Loh, Pak budi mau kemana?" tanya Syahla.
"Saya masih harus kembali ke ruangan, dong. Masalah ini kamu saja yang handel. Lagi pula selama ini kan kamu yang terjun langsung memberi pelayanan di rumah sakit."
"Ta-tapi pak..."
"Udah gak papa! Kamu langsung aja duduk di dekat Pak Andika! Udah ditunggu tuh!" Pak budi menunjuk ke arah Pak Andika yang langsung memanggil Syahla dengan tangannya.
"Good luck ya Syahla!" tutur Pak Budi lagi sambil meninggalkan ruangan.
Kini hanya ada Pak Andika, Kaisar, dan juga Syahla yang ada di ruangan tersebut.
"Syahla Adiba!" panggil Pak Andika. "Duduklah di dekat saya! Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dengan kamu!"
Dengan hati hati, Syahla berjalan mendekat ke kursi yang ditunjuk oleh Pak Andika dan duduk di atasnya.
"Saya berterima kasih karena kamu sudah merawat anak saya selama satu minggu."
"Sama-sama Pak Andika. Saya hanya melakukan apa yang saya bisa. Selama ini yang merawat Pak Kaisar justru adik saya, Syauqi!" balas Syahla.
"Apapun itu saya sangat berterima kasih dengan kamu, Syahla. Apa kira-kira yang harus saya berikan kepada kamu untuk membalas semua kebaikan kamu terhadap anak saya?" tanya Pak Andika.
"Oh, tidak perlu pak. Saya juga tidak mengharapkan balasan apa-apa."
"Masyaa Allaah Syahla, Jazakillaah Khairan Katsiiraan. Semoga kebaikan kamu terhadap putra saya dibalas dengan kebaikan juga oleh Allah ya!"
"Aamiin. Terima kasih Pak Andika."
Setelah itu Pak Andika menanyakan tentang progres pelayanan perawat di rumah sakit. Syahla pun menjelaskan semuanya secara baik, runtut, dan sangat detail.
Penjelasan Syahla kali ini membuat Kaisar semakin kagum dengannya. Ia benar-benar tidak bisa memalingkan pandangannya dari Syahla sampai Syahla selesai memberi informasi dan keluar dari ruangan.
"Anak papa benar-benar sudah jatuh cinta dengan wanita sholihah seperti Syahla!" celetuk Pak Andika.
"Dia benar-benar seperti bidadari, pa!" gumam Kaisar sambil memijit kepalanya pelan.
"Oh iya! Sekarang apa saja yang harus Kaisar lakukan pa?" tanya Kaisar dengan antusias.
"Kaisar harus bekerja dengan baik agar bisa mendapatkan hati Syahla dan pantas untuk bersanding dengannya!"
Jangan ditanya bagaimana senangnya Pak Andika kali ini. Tawarannya selama beberapa tahun sebelumnya akhirnya berbuah manis setelah putranya bertemu dengan Syahla.
Kaisar Afkara adalah anak yang sangat cerdas dan juga berprestasi. Kelulusannya sebagai Magister Manajemen juga diraihnya dengan nilai cumlaude.
Sayangnya ia justru memilih menjadi anak jalanan dan juga joki balap liar hanya karena rasa kecewa yang mendalam saat papanya menikah lagi dan membawa seorang adik tiri.
Kaisar memang dikenal sebagai anak jalanan yang banyak uang dari pendapatannya sebagai seorang youtuber.
Namun hasil pendapatannya selalu habis tidak bersisa untuk taruhan di arena balap liar dan juga bersenang-senang dengan temannya.
Meski pun begitu, Kaisar sama sekali tidak pernah menjalin hubungan dengan cewek manapun. Alasan cukup jelas, karena dia trauma dengan wanita setelah memiliki ibu tiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Wiwik Murniati
mantaap 👍👍👍👍
2024-04-17
2
A Yes
Aamiin
sohih👍🥰
2024-04-07
2
Mommy QieS
dua kuntum gift 🌹🌹 untuk mu, kak😊😘
2023-05-20
3