Bukan Salahku, Indahnya Reuni Bagian 14
Oleh Sept
Tari menatap pantulan tubuhnya di depan cermin besar dalam ruangan ganti. Bajunya cantik, meskipun body gemoy tapi sangat pas di badannya. Dia yang jarang dandan, mendadak menjadi menawan.
Dia berbalik sesaat, memastikan sesuatu, melihat bagian punggung yang sedikit terasa sejuk karena ada lubang mirip jaring sepiderman di sana. Cukup menarik tapi membuatnya agak malu.
Mulanya tidak percaya diri, tapi suara pelayan membuatnya tersadar. Tari pun segera bangun dari realita yang sebenarnya. Kini pakaian yang ada padanya, membuatnya sangat berbeda.
"Apa sudah Nona?" tanya pelayan dengan sopan.
Sementara pelayanan yang lain tengah menenteng banyak baju setelan yang sudah dipilih oleh Rio.
"Yang itu tidak perlu dicoba. Langsung masukkan kotak."
Suara Rio membuat Tari menatapnya heran, apalagi ini?
"Ini buat siapa? Pak?"
"Tidak mungkin aku pakai baju perempuan," jawab Rio kemudian pura-pura sibuk dengan ponselnya.
Rio merasa bajunya Tari kurang modis. Bukannya dimodali sang suami, Tari malah dimodali oleh pria yang diam-diam suka sejak mereka remaja. Dimodali oleh bos sekaligus laki-laki yang suka Tari bukan cuma fisik saja.
"Sepertinya ini berlebihan," tolak Tari.
"Tenang saja, aku tidak memberikan dengan cuma-cuma."
Mata Tari langsung melotot.
"Aku potong dari gaji mu!" tambah Rio dengan wajah santai.
Akhirnya dengan cara itulah Tari mau membawa pulang baju belanjaannya. Mereka kembali naik mobil dan Rio bukannya ke tempat pertemuan, malah belok di salah satu cafe yang ada di pusat kota.
"Aku belum makan, kita makan dulu!"
Mobil masuk area parkir cafe, lagi-lagi Tari ganya melongo. Mau tidak mau, dia pun ikut keluar.
Sedangkan Rio, dia tersenyum puas dalam hati. Karena merasa umpannya sudah termakan oleh Tari.
***
"Saya tidak usah, masih kenyang," kata Tari.
"Hemm."
Rio memesan makanan, tapi yang dipesan malah menu diet. Salat, buah, sayur-sayuran yang masih mentah.
"Makanlah!" titah Rio. Sedangkan dia sendiri makan burger.
Tari pun melirik masam, dan Rio pertama kali tersenyum saat keduanya tidak sengaja saling bertatap mata.
Untuk sesaat, suasana langsung canggung. Tari pura-pura makan salad, sedangkan Rio kembali fokus pada makanannya sendiri.
***
Selesai makan, mereka akhirnya menuju hotel kembali. Rio meminta Tari ganti baju, sebab rekan bisnisnya bukan orang sembarangan.
Sebagai bentuk citra perusahaan, meskipun gemoy, Tari harus kelihatan good looking. Tidak sia-sia usaha Rio. Dengan sedikit protes, akhirnya Tari yang selama ini males dandan, ia pun pakai makeup.
Pada dasarnya, Tari memang mutiara yang terpendam. Dewa saja tidak sadar, kalau istrinya itu cantik. Hanya karena beberapa kilo lemak, Tari jadi kelihatan tak menarik. Belum lagi karena Tari malas skincare, cuma fokus anak dan keluarga.
Sekarang sudah kerja, bahkan tuntutan pekerjaan membuat Tari mulai merawat diri. Meskipun penampilan tidak terlalu penting baginya.
"Sudah siap?" tanya Rio.
"Sudah."
Tari kelihatan canggung saat berjalan di samping Rio. Sedangkan laki-laki itu berbanding terbalik.
Sambil jalan, Rio menelpon asistennya. Tanpa menyebut nama, ia meminta bawahannya untuk memberikan pekerjaan extra pada Dewa. Agar laki-laki itu sibuk dan fokus pada pekerjaannya.
"Lakukan sesuai arahan ku!" kata Rio di telpon.
"Baik, Pak. Ada lagi?" tanya orang di balik telepon.
"Tidak, itu saja." Rio merasa itu sudah cukup.
Tari memperhatikan Rio, ingin menguping tapi tidak terdengar jelas.
"Kamu duluan!" kata Rio kemudian menjauh. Sepertinya dia sadar kalau Tari mau nguping.
Tari pun mengangguk. Dan tidak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di tempat acara. Ternyata bukan meeting biasa. Ini seperti pesta para pengusaha.
Tari baru sadar, mengapa dia harus memakai dress code seperti itu. Ternyata memang acaranya cukup lumayan.
"Selamat datang Pak Rio," seorang pria mengulurkan tangannya. Menyapa Rio dan Tari bergantian.
"Istri Pak Rio?" tebak kolega tersebut.
Yang ditanya hanya tersenyum. Wajah dan mata Rio berbinar, seolah senang mendengar tebakan yang sepintas mirip doa dalam hatinya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Henny Haerani
emang ya rumput tetangga lebih menarik
2023-08-14
1
Hanipah Fitri
wau.... keren Rio sdh jadi pembinor benaran
2023-07-12
1
Zee'nan Ajjah
sueee banget yaaa sie rioo seneng bangetttt m rumput tetangga 🤣
2023-06-16
0