Bukan Salahku, Indahnya Reuni Bagian 10
Oleh Sept
Tari masuk ke dalam sebuah ruangan baru, tapi punggung pria di depannya sangat Tari kenali. Bidang yang lebar dan gagah tersebut membelakangi dirinya.
Meskipun tidak melihat langsung, Tari seperti familiar dan hafal betul.
"Selamat pagi," kata Tari. Ia kelihatan ragu tapi tetap menunggu.
Ia berharap pria itu segera berbalik dan menatapnya. Jujurly, Tari juga penasaran. Apa yang dia duga apakah benar? Tapi tidak mungkin, masa Rio bekerja di perusahaan ini? Terakhir yang dia dengar Rio itu pengusaha sukses.
"Duduklah!" titah laki-laki dengan suara tegas dan tenang tersebut.
Perlahan kursi itu langsung berputar 180 derajat dan Tari dapat melihat siapa yang duduk di sana.
Wajah penuh karismatik, bersih dan ditumbuhi bulu halus. Matanya tajam, alisnya tebal, dan memiliki rahang yang tegas. Paras Rio memang rupawan, dan cukup membuat wanita terpikat.
Namun, sampai sekarang Tari bingung. Mengapa laki-laki dengan kualifikasi premium itu belum juga menikah?
"Duduklah," titah Rio sekali lagi. Pria itu tahu, Tari pasti kaget. Ia bisa membaca ekpresi wajah Tari saat itu.
"Kamu pasti heran?" tanya Rio tanpa basa-basi. Ia sedang menunggu respon Tari selanjutnya.
Reflek Tari pun mengangguk.
"Selamat bergabung di perusahaan kami," kata Rio santai. Kemudian mengambil berkas di laci.
"Ini tugas yang harus kamu lakukan selama kerja di sini," kata Rio lalu menyodorkan berkas di tangannya.
Tari enggan untuk meraihnya, sampai Rio mendorong berkas itu lebih dekat.
"Emm ... Maaf Rio. Eh Pak Rio. Maksudnya begini ... apa ini rencana Bapak?" tanya Tari yang langsung curiga.
Tari ini dulu mahasiswi terbaik, meskipun kini jadi IRT, tetap saja IQ nya tinggi. Dan dari sini dia membaca, tidak ada yang namanya kebetulan. Pasti ini sudah direncanakan.
Sementara itu, Rio mengeryitkan dahi. Matanya menyipit menatap Tari lekat-lekat.
"Kenapa kau bilang begitu?"
"Jawab dulu pertanyaan saya. Apa benar?"
Rio yang tadinya bermuka datar, mendadak bibirnya mengulas senyum.
"Menurutmu?"
Tari semakin ngeri, tatapan Rio kali ini sangat penuh arti.
"Apa kamu kasihan padaku?" tebak Tari tanpa basa-basi.
"Kasian? Untuk apa aku kasihan padamu? Atas dasar apa? Anggap saja ini sebagai balas budi."
Kening Tari mengkerut, balas budi? Untuk masa lalu, Tari tidak pernah mengharapkan apapun. Walaupun sekarang Rio jadi orang sukses.
"Maaf, sepertinya aku tidak bisa mengambil pekerjaan ini," kata Tari yang tidak formal lagi. Ia merasa tidak akan bisa bekerja secara profesional karena ada hubungan pertemanan mereka di masa lalu.
Melihat Tari menolak, jelas Rio ketar-ketir. Dengan cepat Rio memutar otak. Tari harus ada dalam genggamannya.
"Satu bulan, bekerja padaku satu bulan."
Tari mendongak menatap Rio yang juga menatapnya. Kemudian menggeleng pelan. Mungkin nanti dia akan dimaki oleh Mia. Tapi biarlah, karena Tari merasa kurang nyaman bekerja pada pria segagah Rio. Lebih baik bekerja jadi sekretaris pria tua, itu lebih aman.
"Kenapa kau menolak?" Rio langsung bertanya alasannya.
Tari tidak bisa memberikan jawaban, dia hanya bilang tidak bisa bekerja para pria itu.
"Jangan-jangan kau sudah tertarik padaku?" tebak Rio dengan tatapan menyelidik.
Tari pun kaget.
"Aku? Suka padamu?" Tari tersenyum hambar. Namun, kelihatan tidak nyaman.
"Tebakanku benar, bukan?" Rio terus mendesak. Biar Tari mengaku, kalau tidak ada apa-apa di antara mereka, pasti bisa kerja secara profesional.
Lagian dari cara Tari menatapnya, Rio bisa merasakan sesuatu.
Mungkin Tari selama ini kesepian, karena punya suami mulai tidak perhatian. Dapat teman bicara yang klik, auranya pun beda. Kadang mengalihkan perhatian kalau sedang ditatap Rio. Ditatap pria ganteng dan sekeren Rio, pasti membuat jantung jedag-jedug.
"Aku sudah menikah, mana mungkin menyukai pria lain," kata Tari kemudian.
"Lalu bagaimana kalau aku yang menyukaimu?"
Tari seperti tersambar geledek, perkataan Rio tidak masuk diakal. Mana mungkin seorang Rio, yang notabene bos besar menyukai dirinya yang hanyalah cuilan peyek?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Dewi Sariyanti
Tari yg dulunya primadona setelah jd IRT di bilang cuilan peyek, trus aq yg dr jaman sekolah gk di lihat, sampe sekarang udah nikah, punya anak jg cm jd IRT yg kalo fi rumah cuma pake daster, kucel gk pernah perawatan karna gk da biaya, badan melar, di sebut apa dong???
2023-12-30
0
AR Althafunisa
Tari aja cuilan peyek apalah diriku 🤣
2023-08-16
0
AR Althafunisa
Tari aja cuilan peyek apalah diriku 🤣
2023-08-16
1