Satu Kamar

Bukan Salahku, Indahnya Reuni Bagian 12

Oleh Sept

"Maaf, saya naik taksi saja Pak," kata Tari yang tidak enak. Mereka hanya bos dan bawahan. Lagi pula Tari mau mampir ke rumah ibunya dulu.

"Baiklah," balas Rio yang tidak memaksa. Lelaki itu pun pergi meninggalkan Tari.

Rio tidak mau memaksakan kehendak, karena sudah sepakat untuk profesional. Meskipun sebenarnya Rio ingin pulang dan mengantar wanita tersebut.

***

Sepanjang perjalanan, Rio duduk di jok belakang dengan tatapan melamun. Ia sepertinya merencanakan sesuatu lagi, agar Tari tertarik padanya dan tidak terlalu setia pada suami model Dewa.

Sedangkan Tari, dia sedang dalam perjalanan menuju rumah ibunya. Di jalan Tari juga menghubungi agen yang ia percaya untuk mencari babysitter. Sayangnya, belum ada yang cocok.

Maunya Tari yang usianya sudah emak-emak, yang telaten merawat balitanya. Kalau masih muda dan baru lulus sekolah, takutnya malah main HP terus. Belum lagi kalau suaminya pulang, kok Tari tidak nyaman sendiri, ada gadis muda di rumahnya.

Sampai tidak terasa, akhirnya dia tiba di rumah. Baru sampai teras, dilihatnya Ibel bermain dengan anak tetangga.

Ibel yang mengemaskan langsung meninggalkan temannya, dan berjalan mendekati sang mama.

"Anak Mama!" kata Tari lalu mengusap dan mengendong putrinya.

"Baru pulang?" tanya sang ibu.

"Macet, Bu ... Bagaimana Ibel hari ini? Rewel gak? Susah makannya?" tanya Tari sambil mengusap-usap lembut rambut Ibel.

"Pinter, banyak kok makannya," kata sang ibu.

"Masa?" Tari seolah tidak percaya, ini karena anaknya memang susah makan. Paling rempong kalau dibujuk untuk makan.

"Lah? Kamu dulu gemuk pas kecil, sama Ibu makan apa saja mau."

"Iya ... Iya." Tari tersenyum kemudian melihat wajah putrinya lagi. Seperti menyesal karena mulai sekarang harus meninggalkan Ibel untuk kerja.

"Oh ya, popoknya habis. Sama sufornya juga," kata sang ibu.

"Iya, di rumah juga abis. Belum sempat ke swalayan. Nanti malam Tari belanjain," kata Tari lalu duduk dan meluruskan kaki.

"Satu lagi, besok Ibu ada arisan."

Tari langsung mendongak.

"Jadi gak bisa jaga Ibel? Waduh Bu ... mana belum dapat babysitter," keluh Tari.

"Itu gampang, Ibel bisa Ibu ajak. Ini loh, besok arisan kan sejuta, Ibu baru ada separuhnya," kata sang ibu.

"Oh."

Tari langsung paham, ia pun mengeluarkan dompet dari tasnya. Untung saja tadi sempat mampir ATM.

Padahal gaji pertama belum dapat, tapi rasanya pas sudah kerja, Tari sudah agak tidak pelit lagi. Maksudnya sudah tidak perhitungan, karena bulan depan nanti dia pasti dapat uang tambahan.

Bukan dari Dewa saja, lumayan, bisa untuk pribadinya, dan kalau untuk kasih ibunya, Tari tidak usah khawatir.

"Banyak uangmu?" celetuk sang ibu yang melihat merah-merah di dompet Tari.

Tari tersenyum. "Ada aja Bu, rejekinya."

"Nah, memang enak wanita itu bekerja sendiri," cetus sang ibu.

Tari hanya bisa mengangguk pelan.

"Sini si Ibel, kamu mandi dulu. Ibu sudah masak enak. Kamu pasti capek."

"Gak, Bu. Langsung pulang saja."

"Makan dulu, suamimu juga gak di rumah kan?"

Tari berpikir sejenak, benar juga kata ibunya.

"Iya, Bu. Aku mandi dulu."

Sang ibu mengangguk dan kelihatan baik sekali, apalagi habis dapat 5 lembar uang ratusan ribu. Seketika Ibel langsung disayang-sayang.

***

Setengah jam kemudian, Tari sudah mandi dan sedang makan di meja makan seorang diri. Sedangkan Ibel dan sang ibu sedang nonton tayoo.

Drett ... drett ...

"Tari! HP mu bergetar terus."

"Ya, Bu."

Tari meninggalkan meja makan, lalu mendekati sofa, di sana tadi HP-nya di letakkan.

"Ya."

Suara di telpon membuat Tari mengerutkan keningnya. Untuk apa Rio telpon malam-malam.

"Tari, ada pertemuan mendadak. Besok aku harus ke Medan. Tolong kamu siapkan semua salinan berkas, dan besok harus langsung dicetak. Aku kirim ke email kamu sekarang. Dan pesan penerbangan jam 9 an pagi, paham?"

"Baik, untuk Pak Rio saja, kan?"

Suasana langsung hening sesaat.

"Kalau aku berangkat sendiri, untuk apa menghubungimu?" celetuk Rio agak tegas.

Tari seketika langsung terdiam.

...

Usai telpon, Tari pun bicara pada sang ibu. Sampai saat ini, dia belum cerita siapa bos-nya, takut malah ibunya heboh sendiri.

"Bu, boleh titip Ibel lagi?"

"Tidak apa-apa, mengapa tanya lagi?"

"Masalahnya gini, Bu. Kayaknya Tari harus ke luar kota."

"Bosmu laki-laki?"

Tari mengangguk canggung.

"Sudah menikah?" tanya sang ibu tanpa basa-basi.

Tari menggeleng.

"Ya sudah, kalau dia belum menikah, kamu pergi saja."

GLEK ...

Tari bengong, ibunya kok bisa begitu?

"Ibel aman sama Ibu."

Akhirnya, malam itu terpaksa Tari packing. Hanya membawa barang ala kadarnya, dan pinjam koper kecil milik adiknya yang ada di rumah itu.

***

Esok harinya, Tari sudah tiba di kantor. Semua dokumen yang diminta sudah dicetak, tinggal menunggu Rio yang belum datang.

"Ke mana ini Rio? Sudah jam segini," gerutunya.

Takut kena macet dan ketinggalan pesawat. Dan benar saja, Rio datang terlambat.

Keduanya langsung masuk mobil menuju bandara, dan terpaksa ngebut karena Rio yang terlambat ke kantor.

"Sudah kamu cek semuanya?"

"Sudah," jawab Tari yang agak masam.

Wajah masamnya bertahan sampai di Bandara, karena Rio mengubah ticket yang sudah dipesan.

Keduanya kini duduk bersebelahan di klas bisnis. Tari kelihatan tidak nyaman duduk di sebelah Rio, entah insecure atau apalah.

Sepanjang penerbangan, Tari seperti boneka, diam saja hanya mengangguk saat diajak bicara.

Rio pun kelihatan cuek, meskipun dia senang. Akhirnya bisa pergi bersama wanita tersebut. Harusnya ia lakukan sejak dulu.

***

Tiba di hotel, keduanya langsung masuk salah satu kamar yang sudah dipesan, sambil menyiapkan apa yang perlu dibawa saat meeting sesaat lagi.

"Semuanya sudah siap, Pak."

"Hem."

"Kapan kita ketemu sama klien?"

"Masih nanti malam. Kau bisa istirahat dulu di sini."

Tari kembali dibuat bengong. Satu kamar hotel dengan bos-nya? Mana Rio curang, hanya pesan satu kamar.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

di kira di titip ibu mertua nya rupa nya ibu nya tari tob

2024-02-13

0

rindu rindu

rindu rindu

tadi kerjakan bawa motor

2023-08-13

0

N Wage

N Wage

bukan pakai motor ya pergi kerjanya tadi?

2023-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!