Happy reading 😀😚
Maaf typo bertebaran🙏🙏
Mikayla Pov
Sudah dua bulan berlalu aku, Keyra dan Nayla menjalani magang. Hubunganku dan Felix juga sudah tidak sedingin dulu walau bisa dikatakan tidak baik juga, karena sampai sekarang masih saja dia memintaku untuk meninggalkan Raymond. Kalau tidak mengingat apa yang sudah dialaminya aku tidak akan berbaik hati dan bertindak lebih manusiawi padanya.
Aku berjalan ke arah kantin untuk menemui Nayla menghabiskan jam makan siang bersama. Aku menyipitkan mataku melihat Nayla sedang bersama seorang pria. Roland. Aku mendengus.
"Apa kau berusaha menggoda Nayla setelah mendapat penolakan dari Keyra uncle ?" aku duduk di samping Nayla dan meminum asal minuman yang ada di meja.
Nayla melotot sedangkan Roland menaikkan alisnya lalu tersenyum jahil.
"Wife, kau meminum minumanku" ucap Roland sambil menunjuk arah gelas yang ku pegang. Aku melebarkan mataku.
"Astaga, secara tidak langsung kita sudah berciuman" ucapnya dengan wajah menyebalkan sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Percaya lah gayanya sangat menjijik kan, sontak aku menyemburkan sisa minuman yang masih ada di dalam mulutku. Tepat sasaran minuman dari mulutku mengenai wajahnya. Nayla tertawa terbahak. Roland terdiam kaku. Terkejut mendapat semburan air dari mulutku. Wajahnya terlihat sangat menggelikan.
Aku mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasku.
"Maaf kan aku, aku tidak sengaja" ucapku tulus tapi tidak bisa menghentikan tawaku.
"Bersihkan wajahmu itu, percaya lah kau terlihat sangat menyedihkan" aku memberikan sapu tanganku, Roland menerimanya sambil mendengus.
"Tidak bisakah kau membersihkannya untukku. Aku akan menganggap nya sebagai permintaan maaf yang tulus" ucapnya.
Aku dan Nayla kompak mendengus.
"Bilang saja kau hanya memanfaatkan kesempatan" sindir Nayla sambil mengambil ponsel nya yang berdering sejak tadi.
Roland tertawa sambil memberikan kembali sapu tanganku. Aku menerimanya dengan sedikit kasar. Roland mendekatkan wajahnya ke arahku agar memudahkankan ku untuk membersihkan wajahnya walau jarak ku dengannya masih terhalang meja.
"Pantas saja kau tidak mengangkat panggilanku, ternyata kau sedang sibuk"
Aku menghentikan tanganku yang sedang membersihkan wajah Roland begitu mendengar suara berat yang sangat ku kenal. Aku mendongak dan mendapati kak Raymond berdiri di belakang Roland sedang menatapku kesal. Kak Raymond merampas sapu tangan dari tanganku dan melemparnya ke wajah Roland.
Roland terkekeh.
"Kau melukai wajah tampanku" ucapnya yang tidak di hiraukan kak Raymond.
"Kau bertingkah seperti seorang suami yang menangkap istrinya sedang berselingkuh" tuturnya lagi dan lagi kak Raymond tidak menghiraukannya.
"Kenapa mengabaikan panggilanku, dirumah kau juga semakin jarang bisa ditemui" ucap kak Raymond.
"Kakak menghubungiku, benarkah?" tanya ku sambil mengambil ponselku.
Aku melihat 10 panggilan tak terjawb dari kak Raymond dan beberap pesan.
"Oh maaf kan aku, ponselnya di silent" aku menunjukkan ponsel ku ke arah kak Raymond.
"Lalu kau, kenapa kau mengabaikan panggilanku, jangan mengatakan hal konyol seperti ponselmu juga di silent" ucap kak Raymond sambil menatap Nayla yang sedang asyik makan.
Nayla menatap kak Raymond
"Aku tidak mau merusak jam makanku hanya untuk mengangkat telpon tidak penting" ucapnya enteng.
Kak Raymond menatapnya tajam, Nayla mengidikkan bahunya lalu melanjutkan makannya tanpa merasa terganggu dengan tatapan Raymond.
"Ayo lah dude, berhentilah bersikap seperti seorang suami, kau tidak menyadari kekasihmu sedang menatap tajam ke arah Mika" ucap Roland sambil menunjuk ke arah belakang Raymond.
Aku baru menyadari ternyata Noura dan Felix ada di sana. Noura memang sedang menatapku penuh kebencian. Aku mengalihkan pandanganku dan bersitatap dengan mata milik Felix. Felix tersenyum. Senyum meremehkan. Felix memanggil seorang pelayan untuk meminta meja tambahan.
Kak Raymond menatap sesaat lalu menarik bangku yang ada di samping Roland dan duduk di sana.
Roland mendengus
"Ayo lah kawan, jangan mengganggu kencan ku dengan dua wanita cantik ini. Kalian bisa mencari meja kosong."
Felix menarik bangku untuk Noura. Dia memang selalu bersikap manis jika dengan wanita itu.
"Baiklah, lakukan apa yang mau kalian lakukan dan jangan mengganggu kami" ucap Roland sambil menarik tanganku dan meletakkan sapu tangan kembali ke tanganku.
"Bersihkan lagi wajah suamimu ini, di sini terasa lengket, wife" Roland menunjuk wajahnya yg lengket.
"Suami?" tanya kak Raymond penuh tekanan.
"Yes, she is my wife" ucap Roland enteng
"Kau ingin kekasih nya menghajarmu!" ancam kak Raymond.
"Wife, kau memiliki kekasih?" tanya Roland dengan tatapan tidak percaya dan mengabaikan ancaman Raymond.
"Berhenti memanggilnya seperti itu!"
Felix dan Raymond mengatakannya secara bersamaan. Roland dan Nayla tertawa melihat reaksi Felix dan Raymond. Aku memutar bola mataku malas.
Noura melotot kearah Felix dan Raymond secara bergantian, lalu mendengus.
"Kalian menyebalkan" ketusnya.
"Apa kau juga sedang cemburu? " tuduh Nayla kepada Felix.
Semua mata menatap ke arah Felix. Felix tertawa lalu mendengus.
"Yang benar saja" elaknya
"Kenapa aku harus cemburu?" tanyanya
"Kau dan Raymond memang bertingkah seperti kekasih yang sedang cemburu" ucap Roland membenarkan tuduhan Nayla.
"Katakan wife, apa kau memang memiliki kekasih?" tanya Roland kembali. Aku hanya mengangguk.
"Oh kau menyakitiku wife " Roland menunjukkan wajah terluka sambil memegang dadanya. Drama.
"Aku tidak percaya, wajah polos dan mungil ini memiliki seorang kekasih. Kau sungguh membuatku terkejut wife"
"BERHENTI MENYEBUTNYA WIFE, ROLAND ORLANDO!!!"
Kembali Felix dan Raymond mengatakanya secara bersamaan.
"Oh God, kalian mengagetkan ku!" pekik Roland.
"Ray, berhentilah bertingkah konyol. Kau tidak melihat wajah Noura yang memerah menahan amarah."
"Dan kau, ada apa denganmu? Apa kau sudah sembuh dan sudah kembali membuka hatimu untuk wanita?" tanya nya sambil menatap Felix penuh arti. Bukan hanya Roland yang menatapnya begitu tapi Raymond dan Noura juga.
Hening.
Mendadak meja yang kami tempati sunyi senyap seperti kuburan. Nayla mengernyit bingung tidak mengerti apa yg terjadi.
"Ehemmm..." aku berdehem untuk mencairkan suasana. Berhasil. Mereka menatapku. Aku tersenyum manis.
"Jam makan siang sudah habis, aku dan Nayla permisi dulu" ucapku lalu beranjak dari kursiku.
"Oh tidak..tidak..kau tidak bisa kemana- mana sebelum mengatakan siapa kekasihmu. Apa dia lebih tampan dariku?" tanya Roland sambil mengerling nakal.
"Duduk lah, jam makan siang masih ada 30 menit lagi" ucapnya seraya menunjukkan jam tangan mahal nya kearah ku.
Aku memutar bola mataku malas.
"Tentu saja dia lebih tampan darimu" ucap ku. Roland mendengus.
"Tapi kau lebih seksi" ucapku polos. Roland tertawa senang.
Felix, Raymond dan Nayla melebarkan matanya mendengar ucapanku. Noura tersenyum miring. Senyum melecehkan.
"Aku tidak menyangka diam-diam kau mengagumi tubuhku, apa kau ingin merasakannya? percaya lah aku akan melayani mu dengan senang hati" goda Roland dengan wajah menjijikan.
"Dasar mesum!" aku melempar kasar sapu tanganku ke arah nya. Roland menangkapnya lalu tertawa puas setelah berhasil menggodaku.
"Munafik"
Aku menoleh dan menemukan Noura yang sedang melipat tangannya di dada sambil menyunggingkan senyum. Senyum melecehkan.
"Maaf, katakan jika aku salah. Tapi apa kau tadi mengatakan aku munafik?" tanyaku menatap lekat Noura yang sedang menatapku dengan mengangkat dagunya.
"Kau memang munafik, di balik wajah polos mu itu kau menyembunyikan sisi liarmu" sindir Noura.
"Apa maksudmu"
"Kau mengagumi tubuh pria lain sedangkan kau sudah memiliki kekasih, apa kekasihmu tidak pernah menyentuhmu sehingga kau mengharapkan pria lain menyentuhmu, murahan!"
"NOURA!!"
Bentak ke tiga pria dewasa yang ada di sana secara bersamaan bertepatan dengan air minum yang mendarat di wajah Noura.
Aku terkejut dan menolah ke belakang dan mendapati Nayla yang sedang memegang gelas.
"Sorry, tangan ku licin" ucapnya enteng. Aku mendengar Roland terkekeh.
"Apa yang kau lakukan sialan!!" pekik Noura dengan wajah merah padam.
"Dan Nona aku peringatkan padamu untuk menjaga ucapanmu. Jangan bertindak bodoh. Aku, kau dan Mika tahu siapa di sini yang munafik dan murahan. Bukan begitu Raymond" Nayla menatap Raymond tajam lalu menarik tanganku untuk pergi dari sana meninggalkan Raymond, Roland dan Felix yang mengernyit bingung.
"Ay.." panggil kak Raymond dan menahan tanganku. Aku menghentikan langkahku.
"Aku tidak apa-apa" aku menatapnya datar.
"Jika kau tidak bisa mengambil sikap, setidaknya ajarilah kekasihmu itu sopan santun" ucapku dingin dan melirik ke arah Noura dan mendapati Felix sedang menenangkannya sambil membersihkan wajahnya. Aku mendengus lalu menghempaskan tangan kak Raymond kasar.
Aku tidak percaya Felix hanya menganggapnya adik. ciihhh menjijikkan. Apa yang akan terjadi jika dia mengetahui wanita itu juga pengkhianat.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
v
kupikir dsini yg bodoh mika..tp ternyata aku..aku bingung ini sumpah
2021-10-03
0
♥️💕 MomSha 🌹🌹💕❤️
mika...cobalah kau tegas.tinggalkan ray...dan lihat gimana reaksi hatimu.biar kamu tahu perasaan ap yg kamu miliki untuk ray.sedang kamu merasakan getaran aneh saat berinteraksi dg felix.
2021-08-04
0
Sunny
part ini bikin ngakak Ampe perut sakit......😂😂
2021-07-01
0