happy reading😊☺
"Aku sangat iri dengan Keyra.''
Mikayla mengaduk-aduk makan siangnya tanpa minat. Sudah satu minggu Mika dan Nayla magang di perusahaan ini. O'Neil McKenzi Corp International, salah satu perusahaan yang sangat diperhitungkan di dunia.
Berbeda dengan Keyra yang di tempatkan di perusahaan milik Raymond. Perusahaan Raymond memang tidak sebesar perusahaan O'Neil McKenzi tapi Raymond merupakan salah satu pengusaha muda yang cukup sukses.
''Dia setiap hari bebas melihat wajah tampan kak Raymond."
''Mikayla yang malang, haruskah aku menghubungi Keyra agar kau bisa melihat wajah kekasihmu itu''.
Mendengar saran Nayla wajah Mika langsung sumringah. Nayla mengambil ponselnya dan menghubungi Keyra melalui vidio call dan terlihatlah wajah cantik Keyra.
''Hi guys..'' teriak Keyra penuh semangat
''Aku baru saja ingin menghubungi kalian''
''Aku sangat merindukan kalian, tapi aku juga sangat iri dengan kalian."
Kompak Mika dan Nayla mengernyit bingung mendengar penuturannya.
''Pasti sangat menyenangkan setiap hari bisa melihat wajah tampan nan menawan pria-pria itu."
''Tapi tidak semenyenangkan melihat wajah kak Raymond, aku akan dengan senang hati Key bertukar tempat denganmu'' ucap Mika.
''Seandainya itu bisa Ay, aku juga dengan senang hati bertukar tempat denganmu."
''Sudah, jangan berandai-andai, karna kenyataannya Mrs.Lawrance tidak akan mengizinkannya."
Nayla menyadakarkan kedua sahabatnya yang saling iri dengan tempatnya masing-masing.
''Apa kalian sudah bertemu dengan mereka?'' mendengar pertanyaan Keyra, lagi dan lagi Mikayla dan Nayla mengernyit bingung.
''Mereka siapa?'' tanya Nayla.
''Jadi kau dan Nayla belum bertemu dengan mereka, padahal baru saja Roland menelepon dan dia mengatakan sudah melihatmu, Ay"
''Roland ?'' bingung Nayla menatap Mika dan Keyra bergantian.
''Maksudnya apa Key? Kenapa aku harus berjumpa dengannya di sini?'' bukannya memjawab kebingungan Nayla, Mika malah balik bertanya.
''Oh Tuhan, aku lupa memberitahumu, tempat kalian magang adalah tempat Roland bekerja Ay''
''Benarkah?'' tanya Mika tanpa minat.
''Apa kak Ray sudah makan siang Key?''
''Tidak tahu, kenapa tidak kau tanyakan langsung.''
''Aku tidak mau mengganggunya, tidak bisakah kau ke ruangannya Key buat memastikannya, aku sangat merindukannya.''
''Kau gila Ay, kau fikir aku siapa bisa seenaknya masuk ke ruangan wakil CEO perusahaan ini'' pekik Keyra tidak percaya Mika menyuruhnya melakukan hal konyol hanya karna ingin melihat wajah kekasihnya.
''Ya sudah kalau begitu sampaikan salamku bila kalian bertemu nanti'' ucap Mika.
''Ya, kau juga sampaikan salamku padanya, mungkin sebentar lagi kalian akan bertemu dengan mereka'' ucap Keyra dengan semangat.
''Hmmm..'' Mika memutuskan sambungan telepon.
''Roland siapa?'' tanya Nayla langsung begitu menerima handphonenya dari tangan Mika.
''Pria tua yang kita jumpai di klub, maksudku yang aku dan Keyra kenal di klub'' jelas Mika.
''Insiden?'' tanya Nayla dan Mika hanya mengangguk.
''Apa mereka benaran tampan seperti yang dikatakan Keyra?'' tanya Nayla lagi.
''Hmmm..maybe'' jawab Mika acuh tak acuh sambil melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda tadi.
''Aku tidak sabar ingin melihatnya'' Mika memutar bola matanya mendengar ucapan temannya itu.
"Jika kau bertemu dengan mereka, aku harap kau tidak seperti Keyra yang bahkan lupa hanya untuk bernafas"
"Wow..itu artinya mereka sangat menawan"
Mika hanya mengidikkan bahunya acuh.
''Hai gadis marmut''
Mika mendongak mendengar suara bariton yang ada di hadapan mereka.
Uhuk.uhuk.
Mika tersedak begitu melihat pria yang berdiri di depan meja mereka. Pria itu menyodorkan air minum yang langsung diminum Mika sampai habis. Pria itu terkekeh sambil menarik kursi di seberang Mika dan mendaratkan pantatnya.
''Apa kabar?'' tanya Roland.
''Baik''
Roland tersenyum mendengar jawaban singkat Mikayla.
''Oh Tuhan Nayla tutup mulutmu sebelum lalat masuk ke dalamnya'' Mika menyikut pinggang Nayla yang terpesona akan ketampanan Roland.
"Sudah kukatakan jangan mempermalukan dirimu!" bisiknya di telinga Nayla.
''Kenalkan ini Nayla, Nayla ini Roland'' Mika mencubit pinggang Nayla karena belum sadar juga dalam keterpesonaannya terhadap Roland.
''Aawww..''Nayla meringis kesakitan dan melotot kearah Mika.
Roland tertawa dan mengulurkan tangannya ke arah Nayala.
''Roland'' ucap Roland memperkenalkan dirinya.
''Astaga..'' pekik Nayla sambil berdiri dari kursinya tersadar siapa pria yang ada di hadapannya sekarang.
''Apa kau pria yang mencium Mika di klub?'' tanya Nayla langsung tanpa menyambut uluran tangan Roland.
''Nayla Lavine Scott''
Mendengar Mika menyebut nama panjangnya Nayla menoleh dan melihat Mika melotot tajam ke arahnya. Nayla tahu Mika kesal padanya tapi dia tidak peduli. Nayla menoleh kembali ke arah Roland menuntut jawaban pertanyaannya tadi.
''Sayang sekali, itu bukan aku tapi sahabatku Felix'' Roland tertawa mendengar pertanyaan Nayla.
''Apa Felix juga bekerja di sini, mengingat Keyra tadi mengatakan mereka?''
Mendengar pertanyaan Nayla, Mika langsung menoleh kearah Roland.
''Ya, dan..'' Roland menggantung ucapannya dan melihat ke kanan ke kiri serta ke belakang seperti mencari seseorang.
''Itu dia'' tunjuk Roland begitu melihat Felix yang sedang berjalan ke arah mereka bersama seorang wanita. Noura.
'Haruskah aku melihat wajah cantik selingkuhan kekasihku ini selama tiga bulan ke depan. Hidup ini sungguh tidak adil. Batin Mikayla.
''Hallo..'' sapa Felix begitu sampai di hadapan mereka.
''Jadi kau pria yang mencium Mika di klub'' tanya Nayla histeris memutus kontak mata Felix dan Mika.
Kantin yang tadinya tenang langsung heboh dengan kedatangan Felix dan penuturan histeris Nayla.
''Cium?'' tanya Noura sambil melihat Felix dan Mika bergantian.
''Felix kau berciuman dengan Mika''
''Oh, tolong diralat aku tidak berciuman dengan pria itu, tapi dia yang menciumku secara p.a.k.s.a'' ucap Mika penuh tekanan.
Roland terbahak lain halnya dengan Felix yang menatap penuh arti ke arah Mika begitu juga Noura menatap Felix dengan tatapan kecewa.
'Kenapa dia terlihat kecewa, dia kan sudah punya kak Raymond, tidak mungkin juga dia menyukai pria mesum ini' Mika menggelengkan kepalanya untuk membuang jauh-jauh fikirannya itu.
''Kami sudah selesai, silahkan melanjutkan makan siang kalian, kami permisi dulu'' Mika menarik tangan Nayla yang masih mematung saking terpesonanya dengan ketampanan Felix.
''Segera bersihkan air liurmu itu''
Mika memberikan Nayla tissue sambil berjalan meninggalkan tiga orang dewasa tersebut.
''Kau sungguh beruntung Ay, dicium pria setampan Felix, bagaimana rasanya?'' Nayla bertanya dengan seringai nakalnya.
Mika mendengus kesal.
''Aku akan menenggelamkanmu sekali lagi kau membahas ciuman itu!'' ancam Mika.
''Jadi bagaimana rasanya?'' Nayla mengacuhkan ancaman Mika.
''Benar-benar ini anak, aku tidak menikmatinya dan aku rasa ciumannya tidak memabukkan seperti berciuman bersama Raymond."
''Benarkah?'' tanya Nayla.
''Sayangnya ucapanmu berbanding terbalik dengan wajahmu yang merona seperti tomat'' goda Nayla.
''Astaga Nayla, aku merona hanya karna aku menyebut nama Raymond, kau tahu aku sangat menyayanginya kan?'' elak Mika.
''Ya, anggap saja aku percaya'' balas Nayla.
''Nayla Lavine Scott''.
''Ayrin Mikayla Anderson''.
❤❤❤❤❤
Keesokan harinya seperti biasa Mikayla dan Nayla menghabiskan jam makan siang di kantor perusahaan tempat mereka magang.
''Bolehkah aku bergabung di sini?''
Tanpa menunggu jawaban Mika dan Nayla, Roland duduk disamping Mika. Nayla yang ada di hadapan Mika mematung karna terpesona. Setelah kemarin Roland mendatangi Mika dan Nayla dikantin perusahaan, hari ini juga ia mendatangi Mika dan Nayla.
''Aku rasa masih banyak meja yang kosong, kenapa kau harus di sini'' sindir Mika.
''Apa kau tidak mempunyai teman untuk diajak makan bersama?'' tanya Mika yang dibalas senyuman oleh Roland.
''Ya, aku memang tidak heran jika kau tidak memiliki teman mengingat kau adalah orang yang sangat sopan sekali Uncle, tapi bukan kah kau masih memiliki satu teman yang sangat mesum, jadi pergilah dari sini ajak temanmu itu dan jangan ganggu kami'' usir Mika dingin.
''Ay, ada apa denganmu?'' tanya Nayla bingung melihat sikap Mika yang tidak bersahabat.
''Maafkan dia Roland, aku juga tidak mengerti kenapa dia bisa jadi dingin begini setiap bertemu denganmu atau pun Felix.''
''Ya.ya aku mengerti, mungkin dia masih malu dengan kejadian di klub'' kata Roland sambil tersenyum.
''Aku ke sini mau menyampaikan pesan Felix, mulai besok sampai selesai magang kau akan bertugas menjadi asistennya."
''APA!!'' teriak Mika terkejut mendengar ucapan Roland.
''Aku tidak mau!'' tegas Mika.
''Kau harus mau karena ini perintahnya, Mika''
''Memangnya dia fikir dia siapa, pokoknya katakan padanya aku tidak mau, titik!"
''Tidak bisa, kau harus mau jika kau ingin lulus.''
Mendengar ancaman Roland Mika mendengus.
''Apa kau pemilik perusahaan ini atau mungkin ayahmu?''
Roland mengernyit bingung mendengar pertanyaan Mika.
''Tidak''
''Apa kau CEO di sini?''
''Tidak, tapi aku..."
''Lalu atas dasar apa kau mengancamku, menjadikan nilai magang sebagai ancaman! Percayalah itu sungguh kekanakan sekali.''
Roland tertawa mendengar kalimat yang keluar dari mulut Mika .
''Sekarang aku mengerti mengapa Felix ingin dekat denganmu, ternyata kau berbeda.''
Mika tidak menanggapinya, dia malah berdiri bersiap meninggalkan meja mereka, tapi langkahnya terhenti begitu mendengar ucapan Roland.
''Felix O'Neil McKenzi''
''WHAT!!'' pekik Nayla.
''Jadi maksudmu Felix yang mencium Mika di klub adalah pemilik perusahaan ini?''
Roland hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Nayla.
''Oh my God,, Ay ternyata Raymond memiliki saingan yang berat''
''Kau mengenal Raymond, maksudku Raymond William?'' Roland terkejut mendengar Nayla menyebutkan nama sahabatnya itu.
Nayla mengangguk.
''Aku, Mika dan juga Keyra dekat dengan Raymond, apa kau juga mengenalnya?''
''Ya, dia sahabatku dan juga Felix begitu juga dengan Noura kekasihnya.''
''What the...''
Nayla menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan menatap Mika penuh arti. Mika yang mengerti arti dari tatapan Nayla hanya mengangguk.
''Maaf Roland sepertinya kami harus pergi'' pamit Nayla yang dibalas anggukan oleh Roland.
''Ya, aku harap pertemuan selanjutnya aku tidak ditinggalkan lagi seperti kemarin dan hari ini'' candanya.
Nayla menggandeng tangan Mika menuju cafe yang berada di seberang perusahaan tempat mereka magang.
''Sejak kapan kau mengetahuinya?'' tanya Nayla begitu pesanan mereka datang.
Mika menyesap cokelat panasnya.
''Sebelum kita magang, tidak segaja aku bertemu dengan Felix dan Noura saat aku dan kak Raymond makan siang.''
''Jadi kak Raymond yang memperkenalkan kau dengan Felix? Apa dia tahu pria yang menciummu di klub adalah sahabatnya''
''Tentu saja tidak!! Aku tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi kalau dia tahu'' ucap Mika mengalihkan pandangannya kearah jalan.
''Dan yang mengenalkanku dengan si mesum itu bukan kak Raymond tapi Noura.''
''Apa Noura tidak curiga padamu saat dia melihat kekasihnya makan berduaan denganmu?''
Nayla menggoda Mika walau bahasanya terdengar seperti ejekan tapi Mika tahu Nayla tidak bermaksud mengejeknya.
Mika menggidikkan bahunya.
''Tidak tahu, karena saat itu kak Raymond juga menciumku, aku tidak yakin mereka melihat kami atau tidak.''
''Ya sudah lupakan saja, Raymond juga kekasihmu'' Nayla menenangkan sambil mengusap lengan Mika.
''Tapi apa kau merasa Noura terlalu dekat dengan Felix dan bagaimana kemarin dia histeris mendengar kau dan Felix berciuman, ah..maksudku Felix yang menciummu'' Nayla segera meralat ucapannya.
Mika tampak berfikir
''Entahlah, biar itu menjadi urusan mereka, aku tidak peduli, tapi aku harus ekstra sabar melihat selingkuhan kekasihku yang cantik itu selama magang''
"Oh Mikayla yang malang, kau jangan berkecil hati begitu sayang, percayalah kau gadis yang sangat manis dan baik, suatu saat nanti Raymond akan menyadari kesalahannya.'' Nayla memeluk sahabatnya itu.
''Jam makan siang sudah habis, ayo kita kembali ke kantor'' ajak Nayla
''Mungkin mulai besok kita juga akan jarang bertemu mengingat kau akan menjadi asistennya''
''Astaga Nayla, bisakah kau tidak mengingatkan itu'' Mika menghembuskan nafasnya kasar.
Mika dan Nayla berjalan sambil bercanda. Begitu sampai di lobi kantor Mika melihat Felix dan Noura bergandengan sambil tertawa di depan pintu lift.
''Apa kau benar tidak merasakan ada yang aneh diantara mereka. Dia menggandeng pria yang menciummu dengan begitu manja padahal dia memiliki kekasih yang merupakan sahabat dari pria itu'' tanya Nayla.
''Tidak akan ada yang aneh jika itu berhubungan dengan pria mesum dan murahan.''
Mika sengaja meninggikan suaranya. Dan benar saja Felix menatap ke arahnya seolah sadar kalimat itu ditujukan kepadanya. Mika menatap tajam ke arah Felix, dan menurunkan pandangannya ke tangan Felix dan Noura yang masih bergandengan. Mika kembali menatap Felix dan tersenyum sinis.
Ting !!
Lift terbuka dan Mika segara menarik Nayla masuk. Tidak disangka Felix dan Noura juga masuk padahal lift yang dinaiki mereka sekarang adalah lift karyawan. Di dalam lift hanya ada mereka berempat. Mika dan Nayla berdiri di belakang Felix dan Noura.
''Apa kau sudah bertemu dengan Roland?''
Mika tahu pertanyaan Felix di tujukan padanya. Tapi dia sengaja mengacuhkannya dengan sibuk memainkan ponselnya.
Tidak mendengar jawaban dari Mika, Felix menoleh kebelakang.
Mika yang sedang sibuk memainkan ponselnya tidak mengetahui kalau Felix sedang menatapnya. Nayla menyikut pinggang Mika. Mika menoleh dan Nayla memberi kode dengan matanya agar melihat ke depan. Pandangannya bertemu dengan Felix.
Felix menghembuskan nafasnya.
''Apa kau sudah bertemu dengan Roland?''
''Sudah Sir,''
Felix menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban formal dan singkat Mika.
''Mulai besok kau langsung datang ke ruanganku jam 8, dan aku tidak mentolerir keterlambatan walau hanya satu menit'' tegas Felix.
Mika mengangguk ''Yes, sir''.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Reksa Nanta
hubungan yang amat sangat rumit.
2024-04-30
0
Nani Suarni
ck benar benar hubungan yang rumit, hingga aku bacanya jadi rumit juga ada lieur 🤦🤦
2023-07-02
0
Mariana Frutty
bener2 ini satu2Nya noveL yang membuat aku berpikir terlalu keraaaasss...
mikayla, kayra, nayla, naura.. roland, reymond.. belum lagi kay, ay, nay..
✔️✔️✅✅
2023-01-22
0