Happy reading☺☺
Mika tidak tahu apa maksud dan tujuan Felix menjadikannya asistennya. Jika bukan karena nilai magangnya, ia tidak akan sudi berdekatan dengan pria mesum itu. Ia juga masih tidak menyangka pria itu adalah sahabat kekasihnya dan pemilik perusahaan dari tempatnya magang. Dan di sinilah ia di depan ruangan Felix menanti kehadirannya.
''Jam 8.05!! Huh..apanya yang tidak mentolerir keterlambatan kalau dia saja sudah terlambat!'' Mika melihat jam yang melingkar di tangannya.
''Good morning Mikayla Anderson''
Mika tersentak mendengar sapaan yang yang datang dari balik punggungnya. Ia lalu berbalik dan Felix sudah ada tepat di hadapannya. Jarak mereka sangat dekat sehingga ia bisa merasakan nafasnya.
Jantungnya berpacu dengan kencang ketika mata coklat Mika beradu dengan mata coklat milik Felix. Mika mengalihkan tatapannya dan mundur beberapa langkah.
'Apa dia berniat mau membunuhku dengan cara membuatku terkena serangan jantung'
''Good morning sir'' Mika berusaha menyembunyikan kegugupannya.
''Aku tidak menyangka kau akan datang sepagi ini'' Felix tersenyum. Dan percayalah untuk sesaat Mika kembali terpesona akan senyum malaikatnya itu.
Oo Tuhan, tolong kendalikan hambamu ini yang sudah memiliki kekasih hati .
''Saya hanya berusaha sir, karena yang saya dengar anda tidak mentolerir keterlambatan''
Mendengar sindiran Mika, Felix tertawa.
''Saya sangat menyukai orang yang menghargai waktu'' ucapnya sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya. Mika mengikutinya.
Ruangannya cukup besar dan didominasi warna hitam dan putih. Sangat elegant.
Di ruangan ini juga terdapat satu set sofa dan mesin pembuat kopi.
''Ehhmm...''
Mika menoleh ke arah Felix yang ia yakini sengaja berdehem. Dia duduk di kursi kebesarannya dan menautkan jari-jarinya lalu meletakkan dagunya di atasnya. Dia menatap Mika dengan tatapan yang tidak bisa Mika artikan.
Mika berdiri kikuk di hadapannya. Tidak nyaman dengan tatapannya, Mika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
''Ehemmm ...'' Mika sengaja berdehem agar Felix mengalihkan tatapannya. Felix tersenyum dan beranjak dari kursinya. Dia berjalan ke arah sofa dan duduk.
''Sebelum kita memulai pembicaraan kita. Bisakah kau membuatkanku secangkir kopi.''
Mika mengernyit bingung. Pembicaraan apa lagi maksud pria tua mesum ini.
''Dan tambahkan hanya dengan sedikit gula'' lanjutnya.
Mika mengangguk lalu berjalan ke arah mesin pembuat kopi.
''Kopi anda Sir'' Mika meletakkannya di atas meja.
''Duduklah!'' perintahnya.
''Apa kau tidak capek berdiri terus dari tadi'' Felix menyesap kopinya.
Mika menurut dan duduk berseberangan dengannya.
''Jadi kenapa kau memilih perusahaan ini, sedangkan Raymond juga memiliki perusahaan?''
Mika bingung dengan pertanyaannya. Tapi kalau bisa memilih tentu saja ia lebih memilih perusahaan Raymond. Selain lebih memudahkannya tentu saja dengan bonus tiap hari bisa bertemu dengan Raymond. Bukan dengan pria tua mesum yang ada dihadapannya ini. Mika menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar. Felix yang melihat mengangkat sebelah alisnya.
''Itu diluar kekuasaan saya, sir, karna itu sudah kebijakan dari universitas. Tentu saja kalau bisa memilih saya lebih memilih di sana dibandingkan dengan harus menjadi asisten anda sir.''
Lagi..Felix tersenyum mendengar penjelasannya yang sengaja menunjukkan ketidaknyamanannya yang harus berdekatan dengan dirinya.
''Ya.ya..aku mengerti, tentu saja kau lebih memilih perusahaan Raymond.''
Mika terdiam dan mengalihkan pandangannya kesembarang arah.
''Aku melihatmu dan Raymond di restaurant.''
Mika menatapnya sambil menaikkan alisnya Apa ada yang salah jika ia dan Raymond di cafe. Siapa saja bisa bertemu di restaurant bukan.
''Maksudku aku melihat apa yang sedang kau dan Raymond lakukan'' ucap Felix datar sambil menatap langsung manik mata Mika . Mika terdiam.
''Kau dan Raymond berciuman.''
Mika tersentak. Darahnya berdesir. Jantungnya berpacu dengan kencang. Sekarang ia mengerti kemana arah pembicaraan ini. Tapi tunggu dulu, jika Felix melihat apa yang ia dan Raymond lakukan berarti Noura juga melihatnya. Baru saja ia akan bertanya, Felix kembali mengeluarkan kalimat yang membuatnya terkejut.
''Awalnya aku beranggapan kau dan Raymond hanya sebatas teman yang rumahnya kebetulan berdekatan.''
Apa-apaan ini bagaimana dia bisa tahu rumahku berdekatan dengan kak Raymond.
Felix tersenyum melihat wajah Mika yang bingung.
''Aku mengejarmu begitu kau menyiramkan juice sialan itu ke wajahku. Tapi kau sudah naik taxi. Jadi aku mengikuti taxi yang kau tumpangi. Aku melihat Raymond di rumahmu. Tapi setelah melihat kejadian di cafe aku bisa menebak kalau kau adalah kekasih gelap Raymond.''
Mika menatap Felix tajam. Mendengar dia mengatakan Mika kekasih gelap Raymond harga dirinya terluka. Ia menatapnya nanar tanpa bisa mengeluarkan suaranya.
''Melihat reaksimu aku yakin tebakanku benar. Aku minta maaf jika itu terdengar sedikit kasar, tapi kenyataannya kau tahu jika Raymond memiliki kekasih, yang kebetulan sahabat kami juga. Noura''
Mika masih menatap Felix dalam diam.
''Kau tahu Mika, masih sulit buatku percaya dengan wajah polosmu itu kau bisa menghancurkan perasaan wanita lain'' Felix mengatakannya dengan datar tapi dengan wajah yang meremehkan.
Sakit. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk jantung hatinya.
''Apa anda menjadikan saya asisten untuk mendengarkan ceramah anda tentang masalah percintaan saya, sir.''
Felix tergelak mendengar perkataannya.
''Tentu saja tidak, aku hanya tidak ingin kau menyakiti orang lain.''
''Apa orang lain yang anda maksud adalah orang yang anda sukai?''
Felix menaikkan satu alisnya mendengar pertanyaan Mika.
''Oh aku sungguh tidak tahan ini! Ayolah tuan, kau mengerti maksudku. Apa kau terluka bila orang lain yang kau maksud itu juga terluka karna aku menyakitinya'' Mika menghancurkan sikap formal yang ia bangun sejak tadi.
''Noura, maksud ku Noura! Kau menyukainya?''
''Tentu saja aku menyukainya, dia sahabatku''
''Aku yakin kau tidak sebodoh itu untuk menanggapi arah pertanyaanku, kau menyukainya sebagai wanita.''
Felix tersentak mendengar pernyataan itu. Mika tersenyum sinis.
''Aku rasa tebakanku juga tidak salah! Aku heran aku tidak terkejut mengetahui kau menyukai wanita yang menjadi kekasih sahabatmu. Orang mesum memang tidak bisa jauh dari kata brengsek!!!''
Mika menyunggingkan senyum meremehkan sambil melipatkan tangannya.
Felix terdiam dan menatapnya tajam dengan rahangnya yang mengeras dan Mika melihat dia mengepalkan tangannya.
Huh,,marah!!.
''Aku rasa pembicaraan kita cukup sampai di sini. Karna aku yakin kisah percintaan yang jauh dari kata menarik ini tidak akan membawa keuntungan bagi kelangsungan perusahanmu.''
Mika beranjak dari tempatnya
''Jika sudah tidak ada yang perlu, saya permisi sir''
Mika meninggalkan Felix yang masih terdiam di tempatnya. Ia berjalan ke arah pintu keluar. Sebelum tangannya menarik handle pintu tangannya ditarik ke belakang.
''Kau fikir kau mau kemana nona Anderson?'' Tanya Felix dingin. Sebelum Mika sempat menjawab pertanyaannya. Ia merasakan benda kenyal itu mendarat di bibirnya. Ya Felix menciumnnya. Mika meronta minta dilepaskan tapi tenaga Felix jauh lebih kuat.
Felix menahan tengkuknya dengan satu tangannya sedangkan tangan satu lagi menahan tangannya di belakang Mika.
Ceklek
Pintu yang berada di belakang mereka terbuka.
''*W*hat the hell''
Felix melepaskan lumatannya setelah mendengar suara seseorang. Felix melihat orang yg berdiri di belakang tubuh Mika. Felix tersentak. Terkejut melihat orang yang ada di belakangnya. Mika berbalik. Roland dan Noura.
Plakk!
''Dasar ******** brengsek!!'' Mika menampar Felix dan pergi berlalu meninggalkan ruangan itu. Mika bisa mendengar Roland yang tertawa puas.
Dasar gila, apa ada yang lucu sehingga sahabat konyolnya itu tertawa bahagia seperti itu.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nani Suarni
aku sangat bingung mau ngomentar apa
mending lanjut baca saja.
keburu kepalaku ikut puyeng 🤦🤦🤦
2023-07-02
0
ℳℯ𝓁𝒶𝓃
jadi ini kisah cinta segi berapa 😂
2022-06-04
0
sweet mary
ternyata aku pernah membacanya dan mmg lg nyari2 eh ketemu lg ceritanya thor.. suka..
2021-09-04
0