Selamat membaca😊☺
Masih banyak kekurangan, bukan penulis ahli✌
Masih banyak typo bertebaran
Jangan dibully tapi butuh krisan yang membangun 👌👍
Author PoV
Mika berjalan menyusuri jalanan sambil sesekali menyeka air matanya. Udara dingin yang menusuk tubuh mungilnya tidak dirasakannya lagi. Bulan ini memang memasuki musim dingin di kota New york.
Mika memutuskan berjalan kaki untuk menyegarkan fikirannya yang kacau. Sesekali dia berhenti dan berjongkok di trotoar jalan dan menangis dalam diam sambil memukul dadanya.
Tanpa Mika sadari ada seseorang yang mengikutinya dari tadi. Dan melihat apa yang sedang Mika lakukan. Ingin rasanya Felix berlari kearah nya dan memeluk tubuh mungil yang sedang rapuh itu.
Felix mencengkram setir mobilnya dengan kuat sehingga buku buku jarinya terlihat memutih. Felix menekan dada nya.
''Melihat dia menangis, kenapa aku merasakan sakit di dalam sini, ada apa denganku?''
Felix memukul setir kemudinya melampiaskan kemarahannya terhadap dirinya sendiri. Felix menyadari kebodohannya yang telah melukai perasaan gadis itu dengan kata-kata kasar yang dilontarkannya. Dan percayalah ia sungguh menyesalinya, terlebih setelah melihat gadis itu menangis.
Mika sampai di rumahnya ketika jam menunjukkan angka 19.30. Mika memasuki rumahnya dan melihat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sedang menyiapkan makan malam di dapur. Nichola Anderson. Ibunya.
Mika langsung memeluk ibunya dari belakang, dan menghirup wangi yang sangat disukainya itu. Wangi vanilla.
''Kau tahu Mom, aku sangat menyukai wangimu." Mika mencium leher ibunya dengan hidungnya.
''Ada apa denganmu, sayang ?''
''Bagaimana harimu?'' ibu nya mengelus kepalanya dengan sayang.
''Sangat buruk Mom, ini hari terburukku!'' Mika mengeratkan pelukannya mencari kenyaman di dalam tubuh Mommynya.
Ibu nya membalikkan badannya dan melihat wajah putri semata wayangnya itu. Ibunya tersenyum melihat wajah sembab putrinya itu.
''Kau menangis sayang?'' tanyanya lembut.
Mika mengangguk
''Siapa yang sudah berani membuat putri cantik mommy ini menangis huh...?'' ibunya mengelus wajah Mika dengan sayang.
''Pria tua brengsek Mom!''
Ibunya melotot mendengar putrinya mengeluarkan umpatan kasar untuk seseorang.
''Language, honey''
Mika menutup mulut nya dengan kedua tangannya.
''Sorry Mom, tapi aku sangat membencinya mom, dia menyalahkan aku atas kesalahan yang tidakku perbuat mom, dia melukai harga diriku'' Mika menangis dipelukan ibunya mengingat semua kata-kata yang dilontarkan Felix kepadanya.
Ibu nya menepuk punggung putrinya itu dan mengelus rambutnya. Berusaha menenangkan anak perempuan satu-satunya itu.
''Jangan terlalu membenci seseorang secara berlebihan sayang. Bisa saja dia tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dan mommy yakin kau juga tidak menjelaskan keadaan yang sebenarnya bukan?''
Mika mengangguk membenarkan apa yang dikatakan Mommy nya.
''Ya sudah kau bersihkan dirimu, lalu kita makan."
Mika mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya. Mika menjatuhkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Selain hatinya yang sakit, seluruh badannya rasanya juga remuk dan sakit semua mungkin akibat berjalan kaki sambil menangis tadi.
Mika menutup matanya dan meletakkan satu tangannya di atasnya. Merekam kembali semua kejadian yang terjadi hari ini.
Mika tiba-tiba bangkit dari tidurnya dan mengambil tasnya. Mika mengambil benda pipih itu dari dalam tasnya dan menekan nama Raymond di ponselnya.
Mika meletakkan benda pipih itu ketelinganya dan terdengar nada sambung yang tidak kunjung di angakat. Mika menghubunginya berkali-kali tapi Raymond tetap tidak mengangkat panggilannya.
Mika menghembuskan nafasnya dan memutuskan untuk mandi guna menyegarkan fikiran dan badannya.
Setelah satu jam berlalu Mika menyelesaikan ritual mandinya.
Mika memakai piyama teddy bearnya dan turun kebawah untuk makan malam dengan ibunya.
''Mom, aku ke rumah kak Raymond sebentar ya mom'' Mika sedikit berteriak dari ruang tamu karna ibunya sedang mencuci piring di dapur.
''Ya sayang, sampaikan salam mommy untuk aunty Chatrin dan Uncle Josh'' balas ibunya dengan sedikit berteriak.
Mika berdiri di depan rumah Raymond sambil meremas jemari tangannya pertanda dia gugup. Mika mondar mandir di depan pintu rumah Raymond bingung untuk memutuskan apa dia harus menjumpai Raymond atau tunggu Raymond yang mendatanginya.
Mika berbalik memutuskan untuk menunggu Raymond yang datang menjumpainya.
Baru satu langkah Mika melangkah kan kakinya, pintu rumah Raymond terbuka.
Mika berbalik dan mendapati Raymond yang sedang berdiri di depan pintu mengenakan kaos putih dan celana selutut berwarna hitam.
''Masuk!'' perintah Raymond lalu berbalik berjalan meninggalkan Mika yang masih gugup. Mika menelan saliva nya.
Harusnya aku tidak datang kemari. Batinnya.
Mika masuk kedalam dan melihat kedua orang tua Raymond sedang menonton di ruang tamu.
''Selamat malam aunty, selamat malam uncle'' Mika menyapa kedua orang tua Raymond.
Ibu Raymond menoleh begitu juga ayahnya.
''Ayrin!'' pekik Nyonya William sedikit terkejut dengan kedatangan Mika malam-malam kekediamannya. Ya, ibu nya, Raymond dan dan kedua orang tua Raymond selalu memanggilnya dengan nama depan nya.
Ibunya segara beranjak dari tempatnya dan menghampiri Mika dengan senyum hangatnya. Nyonya William memeluk dan mengecup kening Mika hal yang selalu dilakukannya setiap bertemu dengan Mika.
''Aunty sangat merindukanmu, semenjak kau magang kau tidak pernah datang mengunjungi aunty, apa kau tidak merindukan auntymu ini?'' Nyonya William mengelus rambut.
''Aunty selalu menyuruh anak nakal sana untuk membawamu kemari, tapi dia selalu mengatakan kau sibuk dengan tugas kuliahmu'' ibu nya menatap tajam kearah Raymond yang duduk di hadapan Tuan William.
Raymond mendengus.
Nyonya William mengerutkan dahinya lalu menatap Raymond dan Mika bergantian.
''Apa kalian sedang bertengkar?'' tanya Nyonya William sambil menyipitkan matanya menyelidik.
Mika menunduk dan menautkan jemarinya dan menekannya kuat. Raymond memalingkan wajahnya.
Tuan William terkekeh.
''Daddy tidak menyangka setelah sekian lama akhirnya Daddy melihatmu dan Ayrin bertengkar untuk pertama kalinya''
Raymond dan Nyonya William melotot kearah Tuan William yang sontak membuat tawanya lepas.
''Kemari sayang, duduk bersama Uncle'' tuan William menepuk kursi kosong di sampingnya. Mika menghampirinya dan duduk di samping tuan William.
''Katakan pada uncle apa yang sudah dilakukan anak nakal itu padamu, biar uncle nanti memarahinya'' Tuan William memeluk pundak Mika. Mika masih menunduk tidak berani mengangkat wajahnya. Karena begitu Mika mengangkat kepalanya, wajah Raymond yang akan dilihatnya pertama karna Raymond duduk tepat di hadapannya. Mika dapat merasakan Raymond menatapnya intens.
''Berhentilah menatapnya seperti itu son, kau menakutinya'' Nyonya William duduk disamping Raymond dan memukul lengannya.
Raymond mendengus
''Huh.. Harusnya kau menanyakan apa yang sudah dilakukannya Dad'' Raymond berdiri dan berjalan menghampiri Mika. Raymond menarik tangan nya agar berdiri dari tempatnya.
''Mommy akan menghajarmu jika kau membuatnya menangis''
Ancaman nyonya William tidak digubris oleh Raymond. Dia tetap menarik tangan Mika berjalan mengikutinya.
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Reksa Nanta
ibu yang sangat bijaksana.
2024-05-01
0
Reksa Nanta
terkadang kata yang terucap berbanding terbalik dengan isi hati
kecemburuan selalu bisa mengacaukan ketenangan laki laki.
2024-05-01
0
Lina yuu
bener2 gak habis pikir sama reymond deh kalau emang sayang ke mika kenapa selingkuh
2021-03-03
1