Bab 17

"Tuan muda, apa malam ini Anda ... ?"

"Iya" jawab Henry sebelum Fint selesai bertanya.

"Apa tidak lebih baik saya mengantar Anda, barangkali nanti Tuan muda ..."

Henry melihat asisten setianya dengan mata tajam.

"Aku akan selalu sadar walaupun berkumpul dengan teman-temanku. Jangan ikuti aku!" perintahnya lalu beranjak pulang dari kantornya. Selama tiga hari ini dia tidak pernah pulang ke rumah atau berkumpul dengan teman-teman seperti apa yang dikatakannya pada Fint. Karena ada tempat lain yang dia kunjungi.

Henry memarkir mobilnya di depan sebuah rumah yang tampak sudah berumur. Dia keluar dari mobil dan menunggu. Tak lama jejak langkah ringan terdengar mendekat dan Henry melihat ke arah jalan. Seorang perempuan berjalan ke arahnya dan langsung membuka pintu rumah. Tanpa aba-aba, Henry masuk ke rumah dan segera memulai kesepakatan tak tertulis mereka. Tapi hari  ini perempuan itu tidak tertidur seperti malam sebelumnya. Miss Grey keluar dari kamar dan membuka laptop. Henry menebak perempuan itu kembali bekerja, dan benar. Dia yang malas melihat pekerjaan tentang perusahaan, memilih untuk melihat-lihat foto yang terpajang disana.

Ayah dan ibu Miss Grey tampak saling mencintai. Miss Grey kecil juga kelihatan sangat bahagia waktu itu. Lalu, tidak ada foto lagi selain masa kecil Miss Grey. Mungkin setelah kematian orang tuanya, perempuan itu tidak pernah mengambil foto lagi. Foto pernikahannya juga tidak ada, pasti sudah dibuang setelah Miss Grey bercerai. Beranjak ke kamar, Henry melihat sebuah foto dimana Miss Grey kecil tampak sangat cantik. Perempuan itu ternyata bisa tersenyum selebar ini.

Mata Henry kemudian menangkap sesuatu yang janggal di laci lemari itu. Dia membuka laci dan menemukan beberapa alat yang mirip sekali dengan bagian tubuhnya. Dia ragu untuk menyentuh alat itu dan tidak lama terdengar suara lari yang tergesa-gesa ke arah kamar. Perempuan itu melihat ke arahnya dan ke laci secara bergantian. Secara kilat, Miss Grey menutup kembali laci itu dan menunduk, mungkin merasa sangat malu kepadanya. Ternyata jumlah alat itu ada lima buah. Banyak juga untuk ukuran Miss Grey yang kelihatan pendiam. Lalu terbesit pemikiran yang janggal di otaknya. Apa Miss Grey memakainya meski sudah melakukan hal itu dengannya? Mungkin saja perempuan itu berpura-pura puas saat berhubungan dengannya. Henry perlahan merasa terancam akan keberadaan alat itu.

"Apa kau memakainya akhir-akhir ini?" tanyanya tidak sabar mengetahui kebenaran yang mungkin mengecewakannya. Lalu Henry melihat wajah Miss Grey berubah warna. Seperti kepiting rebus yang pernah disajikan koki di rumahnya. Merah sekali. Tiba-tiba Henry merasa perempuan yang ada di depannya ini lucu sekali. Apalagi saat Miss Grey menatapnya lekat-lekat dan berkata

"Tidak lagi"

Jawaban itu seakan menegaskan apa yang mereka lakukan telah memuaskan perempuan itu melebihi sebuah alat. Henry tersenyum bangga pada dirinya sendiri..

Saat perempuan itu masih menatapnya dengan mata cemerlang, Henry merasa Miss Grey tampak cantik. Dia segera merengkuh perermpuan itu ke dalam dekapannya dan menghujani dengan ciuman. Mereka melakukannya lagi, kali ini sampai perempuan itu tidak bisa bergerak lagi. Seharusnya, sebelum matahari terbit Henry bangun dan pergi meninggalkan rumah itu. Setelah sebelumnya memesan sarapan untuk perempuan yang telah menemaninya sepanjang malam. Tapi kali ini, dia tidak ingin meninggalkan Miss Grey. Dia hanya ingin memeluk perempuan itu dan ikut tidur.

"Miss Grey, buka pintunya!! Tuan muda!!"

Samar terdengfar suara yang mengganggu Henry dalam tidurnya. Dia terpaksa membuka mata dan tidak menemukan perempuan yang dipeluknya sejak semalam. Lalu muncullah seorang pria dengan wajah kesal dan jas lengkapnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya pada Fint.

"Tuan muda, apa yang Anda lakukan disini? Tuan Besar sedang menunggu Anda di rumah utama. Disana juga ada keluarga De Hart"

Henry baru ingat kalau keluarganya juga keluarga calon istrinya telah sepakat untuk melakukan makan siang bersama Minggu pagi ini. Juga fitting pertama untuk jas dan gaun pengantin mereka.

"Diam dan keluarlah!!" perintahnya pada Fint. Asistennya menurut dan meninggalkannya sendiri. Sedangkan Henry harus berusaha keras mengangkat tubuhnya dari ranjang untuk berpakaian. Hanya membutuhkan waktu sebentar dan dia telah siap. Henry keluar kamar dan menemukan perempuan itu duduk di kursi. Sepertinya siap memakan sarapan yang disiapkan sendiri. Hari ini dia lupa memesan makanan.

"Mari Tuan Muda" ajak Fint.

Dia terpaksa pergi meninggalkan perempuan itu, bahkan tanpa mengatakan apa-apa.

"Kita akan pergi ke apartemen Anda sebentar untuk membersihkan diri. Lalu Anda akan segera pergi ke rumah utama" kata Fint mencecarnya di dalam mobil.

Henry masih bisa melihat rumah Miss Grey di ujung matanya. Entah kenapa rasanya berat sekali meninggalkan rumah itu. Apa karena lima hari ini dia menghabiskan banyak waktu di rumah itu?

"Apa semua sudah berkumpul di rumah?" tanyanya

"Belum. Tapi tidak lama lagi. Dan seharusnya Anda sudah ada di rumah utama sejak semalam"

Henry memilih untuk diam selama sisa perjalanan. Tak lama dia muncul di rumah utama dalam keadaan rapi dan bersih. Tak ada lagi sisa aroma tubuh perempuan itu, sama sekali.

Makan siang bersama keluarga De Hart berjalan biasa saja. Hanya wajah Lisa yang selalu kesal saat mereka bertatapan muka. Pasti karena apa yang terjadi saat terakhir kali mereka bertemu. Dan itu berlanjut sampai fitting pertama baju pernikahan mereka. Bahkan ibu Henry menyadari kelakuan calon menantunya dan mulai menginterogasi Henry.

"Apa yang sudah kau lakukan?"

"Tidak ada"

"Kenapa Lisa memasang wajah seperti itu sepanjang hari?"

"Aku tidak tahu"

Ibu Henry tampak kesal karena tidak mendapatkan informasi apa-apa dan memilih pergi menemani calon menantunya yang masih kesal. Henry meneruskan fitting baju tanpa kehadiran siapapun lagi. Karena mungkin lebih menarik melihat gaun pernikahan daripada jas mempelai pria.

"Anda sangat tampan Tuan" komentar salah satu pelayan toko  yang membantunya. Lalu pelayan itu segera diperintahkan untuk pergi. Karena semua orang tahu Henry tidak suka mendengar kata-kata seperti itu.

Akhirnya fitting baju selesai dan Henry diperintahkan untuk mengantar calon istrinya pulang. Tapi Lisa menolak dan memilih untuk pulang bersama orang tuanya.

"Cepat kirimi dia bunga dan minta maaflah dengan tulus"

Henry mengangguk, menyetujui ide ibunya untuk memperbaiki hubungan dengan Lisa De Hart. Meski sebenarnya dia malas sekali melakukannya.

Setelah memastikan bunga dan tas perancang dunia keluaran terbaru telah terkirim ke kediaman De Hart, Henry memilih untuk pulang. Fint yang mengantarnya pulang ke apartemen. Tapi dia punya rencana yang berbeda.

"Antar aku ke rumah Miss Grey!"

Tentu saja Fint tidak melakukan seperti yang diperintahkan.

"Aku akan pergi dari rumah Miss Grey sebelum matahari terbit"

"Tuan muda. Ini tidak boleh diteruskan. Anda akan segera menikah empat bulan lagi"

Kini Henry tidak peduli dengan apa yang dipikirkan asistennya itu. Yang dia inginkan hanyalah memeluk perempuan itu dalam dekapannya.

"Ini bukan urusanmu. Antar aku ke sana sekarang juga!"

Fint yang merasa terpaksa akhirnya mengantar Henry ke tempat yang dia inginkan. Tapi rumah itu tampak sepi.

"Miss Grey sepertinya keluar rumah Tuan Muda"

Henry bisa melihat senyum di wajah asistennya dan itu membuatnya kesal.

"Kita pulang!"

Sebenarnya kemana perempuan itu pergi di hari Minggu seperti ini? Bukankah Miss Grey tidak memiliki keluarga yang tersisa untuk dikunjungi? Lalu kemana perempuan itu?

Amarah Henry masih terasa sampai malam datang. Dia terus bertanya-tanya kemana sebenarnya Miss Grey pergi hari ini. Tanpa disangka, ada suara ketukan di pintu apartemennya. Fint selalu masuk apartemen tanpa mengetuk pintu. Henry ke pintu dan melihat sosok seorang wanita disana. Ketika pintu terbuka, wanita itu segera memeluk dan mencium Henry tanpa jeda.

"Lisai" ucap Henry saat ada celah untuk menghalau wanita itu.

"Terima kasih bunganya" balas wanita itu dan melanjutkan lagi ciuman-ciuman yang perlahan semakin menuntut. Sebenarnya dia tidak suka wanita yang memegang kendali. Lalu bayangan wajah perempuan yang dicarinya muncul di depan Henry. Bagian tubuh bawahnya terpicu untuk bangun dan dia bisa melakukan fungsinya sebagai laki-laki yang normal.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Waduhhhh 😂

2023-12-24

0

semaumu aja

semaumu aja

terancam sama****🤣

2023-11-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!