Bab 9

Sekali lagi malam yang memuaskan. Henry melihat wajah perempuan yang sedang tertidur di sebelahnya. Wajah polos dengan kecantikan yang sederhana. Bukan tipe perempuan seleranya. Tapi tidak tahu kenapa, hanya dengan prempuan ini Henry bisa berfungsi secara normal sebagai laki-laki. Tidak tahu berapa kali malam ini Henry mengeluarkan semua benihnya di dalam perut perempuan ini. Dia merasa bersemangat juga lelah secara bersamaan. Henry tidak tidur dan segera bangun dari ranjang. Dia berjalan keluar kamar dan memilih untuk membuat kopi untuk menekan rasa lelah itu.

Lalu dia dikejutkan dengan bunyi pintu kamar hotel yang terbuka.

"Tuan muda"

Henry menghembuskan napas panjang, tanda kesal.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Fint datang mendekat dan melihat ke arah kamar yang terbuka.

"Apa itu Miss Grey?"

Henry tersenyum kecut. Dia berusaha merahasiakan hal ini pada semua orang. Ternyata asistennya memiliki hidung yang lebih tajam dari perkiraan.

"Iya"

"Tuan muda ... "

Henry mengerti kekhawatiran Fint. Tapi semua ini diluar kewenangannya sebagai asisten pribadi.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu!!" teriak Henry lalu duduk tenang di hadapan Fint.

"Tuan muda, persiapan pernikahan telah dimulai ... "

Kesal, Henry melempar kopi yang baru dibuatnya ke bawah. Dia tidak suka menjelaskan penyakitnya pada orang lain. Selama dua puluh tahun ini, hanya ayah dan dokternya-lah yang tahu. Dia tidak ingin menambah orang lain dalam daftar itu.

"Pernikahan tetap akan dilaksanakan sesuai rencana. jangan mengatakan apa-apa pada siapapun. Perempuan yang ada di dalam sana tidak berarti bagiku." tegas Henry menenangkan asistennya.

Terdengar pergerakan dari dalam kamar. Perempuan itu pasti mendengar apa yang dikatakan Henry. Tapi dia tidak peduli. Bahkan saat Miss Grey memilih untuk pulang setelah menyapa mereka, Henry juga tidak merasakan apapun. Itu karena kerjasama mereka tidak melibatkan perasaan sama sekali.

"Saya tidak akan melaporkan hal ini pada Tuan Besar." jawab Fint setelah beberapa lama.

"Kau hanya perlu menutup mata, telinga dan mulut. Karena ini bukanlah yang terakhir kali" kata Henry seperti mengingatkan Fint agar mempersiapkan diri. Dia tidak akan berhenti melakukan "terapi" ini hanya karena Fint mengetahuinya. Kini dia bisa berharap apa yang dilakukannya akan lebih terlindung dari mata keluarganya. Karena Fint sangat pandai menyembunyikan semua aibnya selama ini.

Terbukti saat mereka bertemu secara tidak sengaja dengan Miss Grey di lift hari Senin kemarin. Fint berlaku seperti yang biasanya. Begitu juga perempuan itu. Semuanya sama seperti sebelumnya dan Henry kembali tenang.

"Apa yang kau lakukan?"

Henry menatap lurus ke arah pintu dan melihat kakaknya masuk.

"Melihatmu masuk. Apa yang kau butuhkan?"

"Bisakah kau bicara sopan pada kakakmu yang menyerahkan kursi Presdir padamu?"

"Kau yang memohon padaku untuk mengambilnya"

"Dasar. Ada yang ingin kubicarakan padamu"

Henry mengikuti kakaknya duduk di sofa.

"Apa ada yang terjadi pada Leonore?" tanya Henry serius. Dia tidak ingin mendengar hal buruk tentang keponakan tersayangnya.

"Bukan. Ini tentang pegawai yang saat ini berada di sisiku. Aku ingin kau memberi mereka tempat yang pantas saat menjadi Presdir nanti"

Henry sangat tahu kalau kakaknya memiliki hati yang baik. Karena itu dia tidak pernah kesal saat ayahnya memilih Margareth sebagai Presdir dan bukan dirinya. Meski sampai sekarang, Henry masih berpikir kakaknya lebih pantas menjadi Presdir daripada dirinya. Seandainya saja kakaknya memiliki anak laki-laki, maka dia tidak perlu merasa terbebani seperti sekarang.

"Kau tidak perlu khawatir"

"Kalau tentang Eva, apa kau punya teman yang bisa dijodohkan dengannya?"

"Eva?"

"Evalia Grey, asistenku. Selama lima tahun ini kau bahkan tidak tahu nama asistenku?!"

Evalia Grey? Ini pertama kalinya Henry mendengar nama lengkap perempuan itu. Bahkan di laporan Fint, nama perempuan itu selalu disebut dengan Miss Grey.

"Dijodohkan? Kenapa kau mengurus perjodohan pegawaimu?"

"Eva tidak memiliki orang tua, keluarga dan bahkan kekasih. Sebagai sesama janda, aku harap setidaknya dia memiliki suami saat mengundurkan diri dari perusahaan ini"

"Mengundurkan diri?"

"Iya. Dia memilih untuk mengundurkan diri setelah kau menjadi Presdir. Sepertinya dia tidak mempercayai kepemimpinanmu"

Perempuan itu memilih untuk pergi saat Henry menjadi Presdir nanti? Kenapa? Padahal menurutnya perempuan itu memiliki kemampuan yang baik dalam bekerja. Dia juga pasti akan menempatkan perempuan itu pada pekerjaan yang sesuai setelah menjadi Presdir. Tapi perempuan itu lebih memilih pergi?

"Aku tidak memiliki teman yang sesuai dengan asistenmu" jawab Henry.

"Memang tidak bisa diharapkan. Seharusnya aku biacara pada Fint saja daripada denganmu"

Kakaknya pergi dengan kesal. Meninggalkan Henry dengan rasa penasarannya.

Seorang yatim piatu, janda dan kini perempuan itu lebih memilih untuk pergi setelah Margareth mundur? Henry tidak habis pikir. Dia pikir Miss Grey adalah sosok agresif dalam pekerjaan. Ternyata ... dia salah menilai.memikirkan perempuan itu membuat Henry merasa tidak nyaman di bagian bawah tubuhnya.

"Panggil Miss Grey!" perintahnya pada Fint yang ada diluar ruangan.

"... Baik Tuan"

Henry menutup telepon dan duduk di kursinya. Dia membuka-buka berkas tapi tidak bisa konsentrasi sama sekali.

"Selamat siang Wakil Presdir, Anda memanggil saya?" sapa perempuan yang penampilannya selalu tidak terlalu menarik itu.

"Tuan muda" sapa Fint yang ternyata mengikuti dari belakang.

"Silahkan duduk Miss Grey" kata Henry, memberi isyarat pada Fint untuk meninggalkan mereka berdua. Sedetik setelah pintu menutup di belakang Fint, Henry merubah perintahnya.

"Duduklah disini!"

Perempuan itu membatalkan niatnya untuk duduk di sofa dan melihat ke arah Henry dengan wajah bingung.

"Maaf?"

"Kubilang duduk disini" tegas Henry menunjuk ke pangkuannya.

Lalu terjadi sesuatu yang sulit dijelaskan oleh Henry, mimik wajah perempuan itu berubah. Dari seorang perempuan sederhana menjadi wanita penggoda. Setiap langkah yang diambil Miss Grey ke arahnya seakan terjadi dalam gerakan lambat yang menambah gairahnya.

Dan tanpa membuang waktu, perempuan itu melepas ****** ***** berenda putih lalu melihat ke arah pangkal paha Henry yang telah menegang.

"Ehm"

Saat Henry pikir perempuan itu ragu, ternyata dia salah. Miss grey yang tampak polos dan sederhana mengulurkan tangan untuk membuka celana Henry. Lalu segera naik ke atas pangkuannya dan segera bergerak naik turun. Sangat langsung dan tidak membuang banyak waktu. Perlahan ujung bibir Henry tertarik ke atas. tanpa sadar dia tersenyum.

Terpopuler

Comments

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

na rayang

2024-12-19

0

Uthie

Uthie

waowww 😂

2023-12-23

0

semaumu aja

semaumu aja

yg polos lbh berbahaya

2023-11-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!