Pulang dari apartemen wakil Presdir\, Eva merasa seperti bermimpi. Seakan apa yang baru saja terjadi tidak nyata. Tapi dia berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya. Anggap saja kerjasama ini menguntungkan kedua belah pihak. Eva bisa merasakan kenikmatan sek**al dan laki-laki itu mendapatkan partner untuk latihan mengeluarkan sp**ma. Toh mereka sudah pernah melakukannya sebanyak dua kali dan tidak ada orang lain yang menyadarinya. Pasti itu karena tidak ada orang yang akan berpikir keduanya memiliki sebuah hubungan. Wakil Presdir merupakan konglomerat dari lahir\, sedangkan dia bahkan tidak memiliki apapun dan siapapun.
Esoknya, Eva datang bekerja seperti biasa.
"Eva!" panggil Presdir saat Eva menjelaskan agenda kerja hari ini.
"Iya Bu"
"Malam ini ikuti Henry menandatangani kerjasama dengan Tuan Lee!"
Malam ini? Karena ini akhir pekan, Eva ingin sekali pulang cepat. Tapi tugas tetaplah tugas, jadi dia harus melaksanakannya dengan baik.
"Iya Bu Presdir" jawabnya.
Malam hari, Eva menunggu di lobi. Tak lama rombongan wakil Presdir turun dan dia segera menggabungkan diri. Mr Fint menyuruhnya duduk di kursi depan. Tidak seperti yang terakhir kali. Pembahasan kerjasama kali ini ternyata membutuhkan lebih banyak waktu. Tuan Lee termasuk pimpinan perusahaan yang selalu berhati-hati dalam tiap kerjasama. Eva sudah mengerti sejak kerjasama kedua perusahaan setahun yang lalu. Tapi karena kedua perusahaan memiliki sejarah yang baik, Tuan Lee tidak mempermasalahkan ketidak hadiran Bu Presdir.
"Sepertinya tidak lama lagi Presiden Direktur perusahaan kalian akan diganti. Aku menunggu undangan pernikahanmu" kelakar Tuan Lee saat menjabat tangan wakil Presdir.
"Anda boleh menantikannya" jawab laki-laki itu lalu tersenyum.
Eva tidak merasakan apa-apa mendengar semua itu. Tentu saja karena pernikahan wakil Presdir tidak berpengaruh terhadap hidupnya. Dia membereskan semua berkas setelah kedua pemimpin perusahaan pergi menikmati kopi. Akhirnya acara itu berakhir tepat sebelum tengah malam. Satu per satu staff wakil Presdir pergi, dan ini saatnya Eva pulang. Belum sempat dia berpamitan, Mr Fint memberikan sebuah berkas dan berjalan di belakang wakil Presdir yang kembali lagi ke dalam hotel. Dia membuka berkas itu dan menemukan sebuah kunci kamar.
Ini? Eva segera mengerti apa maksud pemberian kunci kamar itu. Dia hanya tidak menyangka kalau kerjasama ini akan segera dimulai malam ini juga.
"Kupikir kau pulang" kata laki-laki yang sudah menunggunya di kamar itu. Eva hanya melihat wakil Presdir tanpa asisten kepercayaannya.
"Saya sudah menyetujui kerjasama ini" jawabnya ragu.
"Mandilah dulu!"
"Baik"
Setelah mandi dengan bersih, Eva melihat wakil Presdir menunggunya di atas ranjang. Meski sudah pernah mengalami ini dua kali, jantung Eva berdebar dengan cukup kencang. Mungkin karena kali ini mereka memiliki awalan yang berbeda dari sebelumnya. Dia berjalan pelan ke arah ranjang dan menatap wajah tampan wakil Presdir yang seperti pahatan patung itu.
"Aku tidak menyukaimu dan ini bukanlah sebuah hubungan" tegas laki-laki itu seperti mengingatkan Eva pada tujuan kerjasama ini dimulai.
"Iya saya tahu"
"Kau tidak akan mendapatkan apapun dari semua ini"
Laki-laki itu boleh berpikir sesukanya, tapi Eva mendapatkan sesuatu dari semua ini. Dia mendapatkan kenikmatan yang selama ini hanya menjadi impiannya. Tanpa kerumitan sebuah hubungan dan ikatan perasaan yang pernah membuatnya hancur. Setidaknya sampai laki-laki ini bisa melakukannya ke perempuan lain.
"Saya tahu"
"Kemarilah!" perintah laki-laki itu.
Tanpa merasa malu lagi, Eva membuka jubah mandi yang dipakainya dan duduk di ujung ranjang. Tanpa disadarinya hal itu membangunkan sifat buas laki-laki yang menunggunya sejak tadi. Wakil Presdir dengan rakus menyentuh dan mengecup tiap inchi kulitnya. Tubuh Eva bergetar halus menikmati semuanya tapi segera tegang saat merasakan sesuatu memasuki tubuhnya. Laki-laki ini begitu ... memaksa dan keras. Juga ... hebat. Malam penuh ******* dan lenguhan kenikmatan akhirnya berakhir saat sinar matahari mulai menghintip di balik tirai. Tubuh Eva tergolek lemah tak berdaya di pinggir ranjang.
"Tidurlah" perintah laki-laki itu lalu menutupi tubuh Eva dengan selimut tebal.
Tanpa diperintah pun, Eva segera menutup mata dan tidur.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu!!"
Eva terbangun karena mendengar suara keras. Dia mengedipkan mata berulang kali berusaha untuk segera sadar dari mimpinya.
"Tapi Tuan muda, persiapan pernikahan Anda telah dimulai dan ... "
Itu suara Mr Fint. Asisten kepercayaan keluarga Ford itu ternyata bisa mencium hal ini dengan tepat. Eva merasa sedikit cemas dengan apa yang akan terjadi padanya setelah ini.
"Pernikahan akan tetap dilaksanakan sesuai rencana. jangan pernah melaporkan ini pada siapapun karena perempuan yang ada di dalam kamar itu sama sekali tidak ada artinya bagiku"
Sungguh kata-kata yang menusuk hati. Itu kalau Eva dan wakil Presdir memiliki hubungan percintaan yang romantis. Tanpa merasa sakit hati sama sekali, dia turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lebih baik dia segera pulang dan mempercayakan masalah Mr Fint pada wakil Presdir. Tanpa merasa canggung dia memberi hormat pada dua laki-laki yang ada disana lalu melenggang pergi begitu saja.
Akhir pekan berlalu dengan cepat. Dan saat kembali ke kantor, tanpa sengaja Eva bertemu dengan Mr Fint dan wakil Presdir di lift. Seperti seharusnya Eva menyapa dengan hormat pada keduanya.
"Selamat pagi Wakil Presdir dan Mr Fint"
Hanya saja kali ini dia tidak berani mengangkat wajah. Karena belum tahu tentang keputusan pamungkas waktu itu.
"Selamat pagi Miss Grey" balas Mr Fint membuat Eva yakin kalau semuanya baik-baik saja. Mungkin wakil Presdir terpaksa membuka rahasia tentang keadaan tubuhnya yang sebenarnya. Setidaknya agar asisten terpercaya itu bisa menutup mulutnya tentang apa yang mereka berdua lakukan. tapi itu bukan urusannya. Ketiganya berpisah ketika lift mencapai lantai tempat ruangan wakil Presdir berada. Dan Eva kembali bertugas seperti biasanya di sisi atasannya.
"Aku tidak pernah tahu kalau seorang pengantin membutuhkan lebih dari dua gaun untuk pernikahannya" keluh Bu Presadir menghentikan tangan Eva yang sedang menyiapkan makan siang.
"Maksud Anda calon pengantin Tuan Muda?"
"Iya.Ibuku kini menjadi lebih sibuk daripada saat pernikahan anak perempuannya. Tapi ... demi penerus keluarga yang kelak dimiliki Henry, semuanya pasti akan sepadan"
Tanpa sadar Eva menggigit bibir bawahnya lalu dengan cepat memperbaikinya.
"Saya yakin semuanya pasti sepadan"
Setidaknya dia boleh berkata seperti ini. Anggap saja dia tidak tahu apa-apa tentang keadaan wakil Presdir di hadapan atasannya.
"Lalu, apa kau sudah memutuskan apa yang akan kau lakukan enam bulan lagi?" tanya Bu Presdir mengungkit hal ini lagi.
"Sepertinya saya memilih untuk mengundurkan diri" jawab Eva yakin. Dia tidak mungkin berada di samping Presdir baru setelah laki-laki itu menikah nanti.
"Kenapa? Kau akan menyia-nyiakan kemampuanmu selama ini"
"Saya ingin membuka usaha sendiri"
"Dan jangan lupa menikah. Kau harus menikah lagi dan memulai sebuah keluarga yang bahagia. Aku akan menolongmu menemukan seseorang yang pantas untuk dijadikan pasangan hidup"
Eva pasti akan sangat senang kalau hal itu bisa diwujudkan.Tapi dia juga sangat mengerti tentang keadaan tubuhnya yang tidak mungkin bisa memperoleh anak. Jadi, kemungkinan besar dia akan menjalani sisa kehidupan ini sendiri. Hanya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Kusmiati
lanjut
2024-02-06
0
Kusmiati
kenapa harus berhubungan yg tidak halal,harusnya nikah dibawah tangan aja
lanjut
2024-02-06
2
Uthie
Belum tentu Eva... karena kalau yg Kuasa berkehendak, tiada yg tak mungkin... bahkan sekali pun itu sdh ditentukan oleh pemeriksaan manusia biasa
2023-12-23
3