Willy melihat Julian sedang sibuk menulis ditengah banyaknya tumpukan surat cinta dari para gadis-gadis."Hei Ju,apa kau yakin tidak ingin membuka satupun dari itu semua" Willy menghampiri Julian.
"Ya,bisakah kau membantuku untuk membuang semua ini"
"A-apa mengapa kau ingin membuangnya"
"Ini semua tidak penting"
Julian melepas earphone yang digunakan,dan pergi menuju kantin.Melangkah keluar dari keadaan kelas yang sepi.
Tiba dikantin yang begitu ramai dan harus mengantri panjang hanya untuk membeli sebuah pangan.Julian yang sabar ia masih bisa menghadapi masalah ini.
Setelah usai membeli dan menghabiskan makan Julian kembali ke kelas lagi seperti biasa mencari tahu tentang cara-cara untuk menggapai impiannya tersebut.
Pulang sekolah pun ia berada dikamar kini ia ingin sekali menjadi seorang penulis/pembuat suatu novel ataupun komik.Ia mulai mengerjakan itu semua berharap menghasilkan uang dari membuat suatu karangan ceritanya ini.
Julian menyadari betapa lancarnya hidup tanpa berpacaran saat masih remaja.Kesendirian membuat ia bisa menjalankan berbagai macam pekerjaan dengan lancar tanpa hambatan.
Setiap hari ia mengulangi kebiasaan ini dan sampai akhirnya novel dan komik digital buatannya menjadi laris pembaca.Ia berhasil mendapatkan 1.000 Yun(Mata uang dinovel ini)\=(Rp.10.000.000).
Dan ia juga berhasil berinvestasi dengan suatu perusahaan.Membuat dirinya kaya akan uang tapi sebenarnya ia melakukan ini semua karena cita-cita bukan karena mabuk harta.
Julian si pendiam yang memiliki bakat terpendam seperti menyanyi,menulis karya sastra,melukis/menggambar.Ia juga mengerti tentang dunia perbisnisan.
Sampai suatu hari ia selepas pulang sekolah tengah asik mendengar sebuah lagu di earphone miliknya ia melihat sesosok wanita yang tengah menangis merunduk dibawah pohon.
Julian menghampiri."Hei mengapa kamu menangis,dan siapa namamu" Julian menyentuh pundak wanita tersebut.
Mengetahui itu adalah seorang bidadari (Angel).Ya jelas terkejut.
"Angel,mengapa kamu berdiam disini?" tanya Julian.
"Tidak,dan mengapa kamu selalu diam saja terhadap siapapun?"
"Hahaha lucu,kau pasti tahu jawabannya nanti.Padahal aku kan sudah bilang"
"Ya aku tahu tujuanmu Julian tapi jangan jadi orang yang sangat tertutup juga"
"Ya,aku akan belajar terbuka terhadap lainnya.Aku pergi dulu.." Julian melangkah.
"E- tunggu"
"Mengapa?" heran Julian.
"Kamu sudah banyak mengetahui tentang dunia perbisnisan,kan?" tanya Angel dengan gugup.
"Ya,kenapa?"
"Bolehkah aku belajar darimu?"
"Ada banyak guru didunia ini,aku bukan seorang guru,maaf"
"Aaa tolong dong nanti kalau aku sudah dewasa aku harus menggantikan posisi ayahku.Aku satu-satunya anak dari keluarga ku"
"Ayahmu seorang pengusaha?" tanya Julian.
"Ya,tolong dong Julian" mata Angel berkaca-kaca.
"Maaf aku tidak memiliki waktu untuk mengajarimu.Kalau kau ingin berusahalah sendiri,aku pergi"
Julian melangkah pergi dari Angel tinggal Angel seorang diri ia kesal dengan sikap Julian ini yang sungguh cueknya luar binasa.
"Aargghhh juliaaaannnn!,kenapa kamu cuek banget siiihhhh!!!!!!"
"Susah sekali inginku mengungkapkan apa yang sebenarnya pada dirinya.Hhh apa aku harus berhenti mengejarnya,dan berfokus dulu pada pembelajaran seperti layaknya dia?" Angel bertanya pada dirinya sendiri.
"Sepertinya harus,tapi dia satu-satunya laki-laki yang ku sukai,tidak bisa yang lain.Aahhh"
Kemudian Angel mulai pergi menuju rumah untuk beristirahat.
Sesampainya dirumah tercinta ia melegakan diri dengan merebah di tempat tidurnya yang empuk sambil memikirkan cara untuk membuat sang laki-laki itu terbuka."Hmm,bagaimana sih" tanya Angel pada diri sendiri.
Saat sedang melamun ibunya masuk kekamar tiba-tiba untuk memanggilnya."Angel makan malam sudah siap! Emalia membuka pintu kamar anaknya.
Angel yang mendengar itu langsung bangkit dari kasurnya dan pergi menuju ruang makan."Iya mah"
Diruang makan mereka bertiga menyantap makanan dengan lahap."Angel sudah berapa jauh kau mengetahui apa yang papa suruh?" Rafael membuka pembicaraan.
"E-eee tidak....tahu....."
"Kenapa tidak tahu?,kau harus meneruskan perjalanan papa,nak!" Rafael bangkit dari kursi.
"Ee..baik pa,tapi itu kan masih lama" Angel menunduk ketakutan.
"Apa maksudmu masih lama?,papa masih lama untuk mati kah?"
Rafael semakin menaikan nada bicaranya pada sang putri.
"B-bukan...tapi aku belum menemukan orang yang bisa mengajariku" Angel masih keadaan menunduk.
"Guru mu itu apa guru sekolah,hah?"
"Pelajaran yang diberi guru tidak efektif untuk masuk ke otakku pa,aku ingin orang lain"
"Baiklah kalau begitu mungkin papa akan menyewa seorang untuk mengajarimu tentang perbisnisan" Rafael duduk kembali.
"Tapi aku sudah menemukannya.Tetapi juga ia belum sepakat"
"Siapa?" tanya Rafael dengan serius.
"Teman sekolahku"
"Apakah dia sudah pintar dalam hal bisnis?"
"Ya"
"Siapa?"
"Nanti juga papa tahu sendiri,nanti akan ku perkenalkan"
"Ok"
Esok harinya disekolah Angel berusaha membujuk Julian untuk menjadi pengajar pribadinya.Waduh!
Saat dilorong sekolah dekat kantin akhirnya Angel menemukan apa yang ia cari."Julian,tunggu!" Angel berlari menunjuk pada Julian.
"Ada urusan apa mencariku?"
"Tentang yang kemarin"
"Apa itu?"
"Kamu amnesia atau apa?,masa yang kemarin doang tidak ingat"
"Aku tidak mengingat yang tidak penting"
"Apa maksudnya aku tidak penting baginya,huhh" batin Angel.
"Apakah kamu mau mengajariku tentang bisnis tau lainnya entahlah?"
"Ada banyak guru didunia ini.Jika tidak menemukan dinegara ini temukan dinegara lain"
"T-tapi aku ingin dirimu yang menjadi guruku"
"Tapi aku tidak ingin kau menjadi muridku"
Setelah mengucapkan itu Julian pergi melangkah menjauh dari Angel.Menurutnya itu barusan adalah perbincangan yang tidak berguna.
Sampai dikelas lagi masih dengan keadaan sepi ia memanfaatkan waktu ini untuk membaca-baca buku yang ada dirinya.Memasang earphone ditelinga seperti biasa.
Saat itu juga kebetulan temannya yang bernama Willy kembali ke kelas membawa dua hamburger."Ini untukmu Julian,aku kekenyangan" Willy meletakkannya dimeja Julian.
Julian menerima."Terima kasih"
Willy duduk ditempatnya lalu bertanya untuk menghilangkan keheningan dikelas ini."Julian,mengapa kau sangat sering membaca,menulis dan lainnya?"
Julian tengah membaca sekaligus menggigit hamburgernya."Dan bolehkah aku bertanya,mengapa kau sangat jarang membaca?"
"S*alan malah bertanya balik kepadaku.Dia ini memang dingin sekali melebihi Antartika" ucap hati Wilson.
"Aku tidak tahu itu"
...----------------...
Julian berada dirumah untuk setiap malam jarang berjalan-jalan malam bahkan tidak pernah.Ia selalu berfokus pada cara bagaimana ia bisa menggapai impiannya.Tidak seperti yang lainnya yang sibuk terjerat dengan dunia percintaan.
Saat sedang mengerjakan sesuatu dimeja belajarnya tiba-tiba nada dering ponselnya berbunyi dan terdapat pesan mengambang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
146*******
Hei,bolehkah kau datang kerumahku.19.30
^^^Mohon maaf ini siapa?.19.33^^^
Datang saja nanti kau tahu.19.35
^^^Dimana?.19.35^^^
Di tempat dimana kau mengantarkan anakku.19.36
^^^Maksudmu kau adalah ayah dari .....19.36^^^
Ya tentu.19.37
^^^Maaf tidak bisa,cari saja guru senior lain aku hanya seorang murid biasa.19.37^^^
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah selesai perbincangan seperti biasa Julian masih berlanjut pada pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments