Esok harinya yang begitu cerah.Para manusia melakukan aktivitas seperti biasa sesuai dengan profesinya.Julian berjalan di trotoar menatap sekitar yang masih sepi."Sepi sekali....." berjalan dengan keheningan di kabut pagi yang dingin.
Ia pun sampai di kampus yang keadaannya sepi.Melihat ponselnya jam masih pukul 06.20 namun terlihat sepi.Ia bertemu denga. seorang perempuan yang belum ia kenal.Tak sengaja mereka saling bertabrakan."Aarggh...." teriak kesakitan perempuan.
Dada Julian tertabrak dengan kepala perempuan dengan tinggi badan 157 cm itu."Maaf...kau tidak apa?" kata Julian.
"I-..iya....eh" jawab ragu perempuan itu.
"Mengapa?" tanya Julian.
Mereka masih dalam posisi duduk yang tadi ketika mereka terjatuh.
"T-tidak....boleh kenalan?.Namaku Jennie" Jennie mengulurkan tangannya untuk jabat tangan.
"Aku Julian" hanya menjawab dengan kata Julian menghindari jabat tangan itu.
"Oh,baik...salam kenal.Kau di ruang berapa?jurusan apa?" tanya Jennie.
"Kepo banget nih cewek.....malas menanggapi" batin Julian.
"Maaf,aku buru-buru.Aku jurusan manajemen,dah" Julian segera pergi darinya.
Membuat suasana hati Jennie menjadi tak baik dikarenakan di cuekin oleh Julian.Dia sedikit bergumam dari itu,lalu ia bangkit dan kembali ke kelasnya.
Saat jam istirahat makan siang Julian pergi ke kantin untuk memesan suatu makanan yang akan mengembalikan semangat siang harinya.Saat tengah berjalan di lantai menuju kantin.Di sebelah kirinya ada sebuah tembok patokan untuk ke kantin.Di tempat itu Julian tak sengaja berpapasan dengan Jennie,dan pada saat itu kebetulan Angel melihat dari arah yang berlawanan.
"Awww....." Jennie terjatuh setelah tak sengaja menabrak Julian.Jennie memegang kepalanya yang agak pucing karena menabrak dada Julian yang keras.
"Maaf..kau tidak apa-apa?" tanya Julian.Julian menurunkan lututnya.
"I-iya.....Julian kenapa kita bertabrakan terus?" ucap Jennie masih memegang kepalanya.
To Angel."Apakah itu Julian?.....tidak mungkin.Aku akan menghampiri". Batin Angel.
"Julian....itu siapa?" Angel segera datang kepada mereka.
"Oh,dia orang baru saja ku kenal.Namanya Jennie" balas Julian mengadah ke Angel.
"Ya aku Jennie,salam kenal.Namamu siapa?" Jennie berdiri yang memberi tangan.
"Aku Angel,salam kenal juga" balas jabat dan senyuman.
"Kau mau ke kantin?,Angel" tanya Julian.
"Ya,bareng yuk!" seru Angel.
"A-..aku....." Jennie menunjuk dirinya sendiri berharap di ajak oleh mereka.
"Eh iya.Ayo!" seru Angel.
Mereka ke kantin bersama berjalan berdampingan.Julian di tengah,Angel disamping kiri dan Jennie di samping kanan Julian.
"Hmmmm....aku tidak boleh terlalu baik pada dia.Aku yakin dia juga berharap Julian" batin Angel,ekspresi wajah yang tidak biasa.
Langsung saja,setelah memesan makanannya masing-masing mereka duduk di tempat meja yang sama.Sambil makan,sambil mengobrol untuk menghilangkan keheningan."Julian...kau kenal dengan Angel sejak kapan?" tanya Jennie yang tak menghiraukan Angel rela atau tidak ia menanyakan hal ini.
"Entah...,aku sudah lupa.Yang penting sudah kenal" Julian menjawab tanpa bertatap,ia memfokuskan perhatiannya pada makanan.
"J-julian....kenapa lupa sih.SEJAK SMP LHOOO" batin dari seorang Angel yang
Mengembungkan pipinya.
"Oh..."
Selesai makan,Jennie mendapatkan notifikasi di ponselnya.Bahwa ia diharuskan segera pergi ke Observatorium."Eh...aku pergi dulu ya...dah" salam penutup Jennie.Melambai.
Julian dan Angel berdiri dekat dari meja yang didudukinya tadi.
"Julian!!!!" Angel menyubit lengan Julian karena kesal tanpa alasan.
"Apa? gak usah nyubit juga kali" balas Julian.Julian mencoba melepas cubitan itu,pandangan ke ponsel.
"Kau selalu bersama dia belakang ini?" Angel masih menyubit Julian.
"Tidak,hanya berpasangan saja.Tidak ada perasaan apa pun" Julian hanya menjawab dengan suara.Pandangannya tetap menuju pada ponsel.
"Iiihhhh,.....tatap aku sini!!!" perintah Angel.
"Baiklah" Julian segera menatap dekat Angel.Tatapan mata begitu dekat sehingga membuat Angel merona.
"J-julian..........hhmppphhh. tatapan mu terlalu dekat...hhmmphhh HH" batin Angel.
"Kenapa diam? kenapa pula wajahmu memerah seperti ini?" tanya Julian dengan wajah datar.
"T-tidaaakkk!!!...apanya yang memerah kau buta warna?" jawab Angel dengan ragu,terburu-buru tanpa pikir.
"Oh..benarkah? masa aku buta warna sih mau ku fotokan?"
"Hhmmppphh......" Angel mengembungkan pipinya.
"Hahaha,kau sangat manis" Julian menyubit-nyubit pipi Angel yang seperti squishy.
"Iiihhhh Julian!!!!" teriak Angel.
"Eh kamu tahu gak?"
"Apa?" jawab Angel dengan emosi.
"Kamu itu C I M" ucap Julian.
"Apaan dah CIM.Gak jelas!!!" masih dengan nada tinggi.
"Cantik,Imut dan Manis" ucap Julian.
Angel termenung sejenak setelah mendengar gombal mematikan.
"Iiiihhhh....Julian!!!!,pergi sana!!" Angel mendorong keras Julian dari depannya.Lalu lari.
Julian yang kurang seimbang terjatuh dari dorongan itu."Haha,kau memang manis..tingkah mu lucu sekali,Angel" ucap Julian dengan nada rendah.
...----------------...
Disamping itu Tony yang sedang sewot dengan Julian ingin sekali mencelakainya.Ia sekarang sedang berada di teras laboratorium.Sedang duduk dan memikirkan cara untuk menghilangkan Julian dari hidupnya."Apa yang harus ku lakukan...!!!!!!"
Ketika Tony sedang berpikir,Ania datang duduk disampingnya dengan wajah yang sewot juga.Ani juga memiliki dendam terhadap Angel,untuk merebut Julian."Hhhh!!! aku sangat kesalllll!!!!...."
Tony yang keheranan,menanyakan pada Ania ada apa dengan dirinya."Hei,kenapa dengan dirimu,dan siapa kau?" tanya Tony dengan sedikit emosi yang membuat Ania makin sewot lagi.
"Apa lho,kalo nanya yang sopan dong.Mau apa emang?" jawab Ania dengan judes.
"Aku sedang dendam dengan seseorang" balas Tony berpaling dari Ania.
Sontak Ania kepikiran dari kata “dendam”.
"Kau dendam dengan siapa?"
"Julian" jawab Tony mengadah kelangit bagaikan melihat wajah Julian yang Inging dia celakai itu.
"Kau kebetulan! aku juga dendam dengan ceweknya,Angel" ucap Ania yang tiba-tiba menjadi semangat.
"Wah benar-benar nih.Kita bisa melakukan kerja sama untuk memisahkan mereka" saran dari Tony.
..."Ok,aku setuju.Boleh kenalan? namaku Ania" Ania mengulurkan tangan. ...
..."Namaku Tony.Mulai dari sekarang kita bersekongkol" Tony membalas jabat tangan....
...----------------...
Pukul 16.00 waktunya pulang.
Julian dan Angel kini berjalan bersama dengan cerianya.Sepanjang berjalan dengan dialog yang tak terhentikan,selalu ada topik pembicaraan yang mereka bicarakan."Julian" panggil Angel.
"Apa?"
"Eummhh........kau pernah berpikir kalau Jennie itu naksir denganmu?"
"Aku tidak tahu pasti.Tapi feeling ku,ya"
"Hhmpphh....."
Mereka sekarang berjalan di depan gerbang sekolah.Namun,Tony menjegat mereka tanpa alasan yang jelas."Berhenti!"
"Ada apa,Tony?" tanya Angel.
"Aku hanya ingin berbicara dengan kau!" Tony menunjuk ke Julian.
"Ada masalah apa? kita selesaikan dengan baik" sambung Julian.
"Aku hanya ingin menyelesaikannya dengan cara kekerasan" jawab Tony.
"Ok,kau ingin dengan cara apa? bertarung kah?" ucap Julian dengan tatapan mengerikan.
"E-ee kau yakin,Julian?" tanya Angel.
"Ya" Julian menjawab,lalu segera menghampiri Tony yang tidak bermaksud.
"Aku hanya ingin kekasihmu itu.Jika kau memberikannya kepadaku maka tidak akan ada tumpah darah"
"Memangnya sejak kapan kau naksir dengan Angel? jika kau pria yang baik aku akan mengizinkannya.Tetapi sayang,kau selalu panas,sulit untuk sabar.Aku tidak ingin orang terluka,terutama karenamu" balas Julian.
"Kita duel...jika kau kalah...."
"Jodoh bukan ditakdirkan dari duel.Kau kira seorang perempuan itu sebagaimana Prize Pool yang akan didapatkan oleh pemenang?.Tidak,...Jodoh itu dimana dari kedua pihak saling mencintai satu sama lain,tanpa ada rasa paksa" ucap Julian.
"Kau terlalu banyak bicara" ucap Tony mengecengkan Julian.
"Hyaa!!!" Tony mulai memukul Julian.Namun,Julian berhasil menghindar.
"Julian!!!...." teriak Angel.
"Kau pergi pulang saja sana!" perintah Julian.
"Baiklah" Angel langsung berlalu dari mereka berdua.
Lalu apa yang akan terjadi dengan pertarungannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments