"Tidak ada" kali ini suara Ordeya berubah, menjadi seperti suara dimana saya pertamakali bertemu dengannya, di perpustakaan Halcave.
Sekarang saya teringat kembali oleh apa yang membuat saya pergi kemari, menanyakan batu yang sempat menyerang desa kami beberapa waktu lalu.
Saya mengeluarkan batu kecil dari tas saya, dan menunjukkannya kepada Ordeya.
Ordeya menatap dengan kebingungan.
"Apa ini?"
"Ordeya, ini adalah batu yang berasal dari gunung Denora ini, tempat dimana kau tinggal."
"Apakah kau pencuri atau semacamnya?"
"Bukan, justru saya kemari untuk bertanya kepadamu, kenapa batu ini bisa sampai ke desa kami, dan menghancurkan salah satu rumah warga desa kami."
Ordeya berhenti sejenak, dia terlihat sedang berpikir dengan keras, kemudian dia membuka mulutnya "tapi, aku tidak pernah melakukan hal yang seperti itu.. saya tidak pernah menyerang siapapun tanpa alasan."
"Saya tahu itu, tapi untuk sekarang saya harus menemukan petunjuk tentang orang yang menyerang desa kami, tentu tempat ini merupakan salah satu pilihan dari kami."
Ordeya seolah mengingat-ingat sesuatu, dia teringat saat dia sedang tertidur dalam kristal, dia mendengar seseorang mendekati kristalnya, dan mencoba untuk mencuri kristal itu, tapi karena mana kristal yang sangat kuat, mereka tak berhasil mencurinya.
"Hei, jika tidak bisa, kita ambil saja batu dari gunung ini, dan menggunakannya sebagai senjata untuk menyerang desa Zovalia" ujar seseorang.
Ordeya tak bisa menghalau itu, walaupun dia mendengar, tapi bukan waktunya untuk bangun dari tidurnya, karena jika dia terbangun di waktu yang tidak pas, maka jiwa dari Jake dapat hancur, jadi dia hanya harus menunggu.
Menunggu dan menunggu hingga akhirnya Levis datang ke tempat itu, dan membebaskan mereka berdua.
Levis membuka mulutnya "Saya tidak percaya hal seperti ini akan terjadi, ini sama saja seperti mendeklarasikan peperangan, jadi apa kau tahu siapa pemilik suara itu,, Ordeya?"
Untuk beberapa saat Ordeya terlihat kebingungan, dia merasa seperti pernah mendengar suara itu, tapi tidak tahu siapa orang dibalik suara itu "Saya tidak tahu siapa pemilik suara itu."
Sayang sekali.
Untuk beberapa saat semuanya terdiam, saya melihat Lira yang sedikit kedinginan.
Saya mengeluarkan jubah pemberian ayah saya dari tas, dan memberikannya kepada Lira.
"Lira disini cukup dingin, pakailah ini."
Dia menerimanya dengan senang hati, sekarang pandanganku tertuju pada Geron yang terlihat sedang berfikir keras, seperti dia akan berbicara suatu yang penting.
Geron membuka mulutnya "Jadi, jika Ordeya saja tidak tahu, lalu siapa yang melakukannya?"
"Yang pasti seseorang yang membenci desa kita" Lira menjawab.
"Itu memang jawaban yang seharusnya, tapi kita juga tidak boleh asal mengambil kesimpulan, karena bisa saja seseorang itu menyerang desa kita karena pengaruh dari orang lain."
Serempak Lira dan Geron mengangguk.
Saya berjanji saya akan menemukan siapa pelakunya, dan membongkar orang dibalik semua itu.
Untuk hal lain, saya datang kesini untuk memberikan lencana ini pada Ordeya, amanah dari Kargize harus saya tepati.
Saya mendekati Ordeya yang berdiri kaku didepan kami bertiga, dan menyodorkan lencana itu padanya.
"Ordeya, ambillah ini"
"Terimakasih, tapi tunggu sebentar, saya harus memberimu sesuatu sebelum kau pergi kan?"
Ordeya mendekatiku dan dia meletakkan tangannya dikepalaku, tangan besarnya menutupi pemandangan ku.
Geron dan Lira bersiap menyerang Ordeya, tapi dengan cepat Ordeya berkata "tenanglah, Levis akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya."
Apa maksudnya ini?
Tangan Ordeya yang berada diatas kepalaku, terasa menjadi lebih dingin, semakin lama ini menjadi lebih dingin lagi, tubuh saya seperti sedang berhenti bergerak, darah saya hampir saja membeku.
Pandangan saya semakin redup, lalu menjadi gelap begitu saja.
Ditengah hamparan luas yang gelap, saya melihat sebuah kristal yang bersinar didepan saya.
"Hei, kemarilah" kristal itu seperti berbicara kepada saya, tapi kurasa itu hanya pikiran aneh dalam kepala saya, karena di waktu yang bersamaan, tempat ini terasa sunyi.
Dengan cepat saya menghampirinya, badan saya terasa ringan, seperti saya sedang terombang-ambing disuatu tempat kekosongan.
Saya mencoba mengambil kristal itu, tapi beberapa saat setelah itu, tubuh saya seperti menyerap kristal itu, energi dingin masuk tanpa permisi menuju tubuh saya, energi dingin dari kristal itu menembus kulit-kulit saya.
Saya merasa sebentar lagi saya akan bersatu dengan kekuatan misterius itu, lama kelamaan kristal itu memudar, dan meninggalkan serpihan yang langsung tersapu udara.
Dengan samar saya mendengar suara Geron yang berbincang dengan Ordeya.
"Kenapa kau melakukan itu?"
"Karena saya tahu, orang bernama Levis itu adalah orang yang dapat mewujudkan permintaan dari tuanku, mataku tidak pernah salah."
"permintaan apa yang diminta oleh tuanmu itu?" itu adalah suara Geron yang terdengar mulai samar.
"Sebuah dunia indah yang damai."
Dan kemudian pandangan saya menjadi gelap lagi, benar-benar gelap seperti sedang dihalangi oleh sesuatu yang tidak dikenal, kesunyian menghampiri secara bersamaan.
Perasaan dingin yang menusuk sebelumnya, sekarang menjadi terasa sangat hangat, saya merasakan tubuh saya menjadi lebih baik daripada sebelumnya, rasa nyaman ini menyelimuti saya.
Saya mencoba membuka mata, perlahan pandangan didepan saya semakin jelas, saya berada di sebuah kamar, kamar yang luas dan megah, sendirian.
Levis terduduk diujung kasur, mengumpulkan nyawa untuk melakukan hal berikutnya, dia melihat sekitar dan terkejut, beberapa perabotan ditempat ini dilapisi oleh emas dan berlian, kasur yang barusaja ia tiduri juga terbuat dari bulu domba yang sudah diolah, sehingga menjadi sangat berkualitas.
Saya memegang dada saya, dan betapa terkejutnya saya, karena seluruh tubuh bagian atas saya sudah dibalut dengan perban yang sangat rapi.
Diluar terdengar suara seseorang yang sedang berbincang "Paman,, bagaimana keadaan kak Levis?"
Saya tahu, itu suara Geron.
"Dia sebentar lagi akan siuman" ujar seseorang.
Saya tidak tahu Geron berbicara kepada siapa, karena saya baru pertama kali mendengar suara orang itu.
Jadi sekarang saya sedang kebingungan, sebenarnya dimana tempat saya berada sekarang? Ini tentu bukan seperti rumah kecil tempat saya tinggal, ini lebih seperti.. tempat di kerajaan?
Kriet
Seseorang membuka pintu besar dari tempat ini, yang terbuat dari sesuatu yang sangat menakjubkan, itu seperti sebuah batu obsidian
Cahaya dari luar ruangan menyilaukan ruangan yang saya tempati sekarang, seseorang berjalan perlahan menuju kemari.
Seorang wanita dengan rambut putih panjang, tapi dia bukan Lira, sepertinya saya tahu siapa dia.
"Apa kau sudah lebih baik Levis?" Suara lembut keluar dari mulut orang itu.
Semakin dekat suaranya semakin terasa familiar, bukan, suara yang saya dengar dari luar bukan suara dia, karena Geron juga memanggilnya 'paman', panggilan itu tidak mungkin ditujukan pada seorang wanita.
Dia berdiri tepat di depanku dengan membawa sebuah alat suntik, kemudian dia mengisi alat suntik itu menggunakan kekuatannya.
Asap tipis berwarna biru masuk kedalam suntikkan itu, dia bersiap untuk melakukan sesuatu padaku.
"Tunggu.. bibi Leona?"
Orang ini adalah bibi Leona, dia wanita yang bertugas sebagai seorang healer dalam kerajaan, dia adalah orang yang paling sering menyelamatkan nyawa seseorang di Loresham.
Berarti, jika saya bertemu dengan bibi Leona, mungkinkah sekarang saya berada di kerajaan?, Itu menjadi masuk akal karena perabotan di ruangan ini terlihat sangat megah dan mahal.
"Ternyata kau masih mengingatku dengan baik ya."
Semakin dekat dirinya, saya melihat sedikit kerutan di wajahnya, saya menyadari bahwa semakin lama bibi Leona juga semakin tua, kapan terakhir kali saya bertemu dengannya? Mungkin itu saat aku masih berumur sembilan tahun.
Tepatnya enam tahun yang lalu.
Dulu saya memang sering bermain di kerajaan, bersama Chely, hanya kami berdua, karena jujur saya tak menginginkan orang lain ikut bersama kami.
Tentu, saya memiliki alasan saya sendiri, dibalik mengapa saya berfikir demikian.
Dulu bibi Leona lah yang mengasuh kami, para anak-anak yang sering bermain di taman kerajaan, dulu kami sering terjatuh, dan itu terkadang menimbulkan sebuah luka pada tubuh kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments