Bab 5 - Thunderbird

Orang itu berkata "nah itu saja, dan sepertinya saya akan pergi."

Lantas dia berdiri dari duduknya, dan kemudian berjalan menuju pintu tempat makan, ditengah itu Levis menahan tangannya.

"Paman, sebelumnya terimakasih, tapi sebenarnya siapa kau?"

"Kau akan tahu aku saat kau sudah dewasa" lalu orang itu melompat tinggi, dan menghilang begitu saja.

Lagi-lagi sebuah pernyataan yang aneh, sebenarnya siapa orang-orang itu? Dari mulai Dewi Euthenia, yah aku tahu dia merupakan salah satu rekan lama dari ayahku, tapi yang aku temui di danau, dan paman yang barusaja itu, saya tidak tahu siapa mereka.

Dengan beberapa pertanyaan muncul di kepala Levis, dia berjalan masuk kembali menuju tempat duduk sebelumnya, untuk memakan ikan.

Tapi dia teringat oleh sang nenek 'bagaimana jika aku membawakan ikan ini pada nenek itu?' ujar Levis dalam hati, kemudian dia membungkus ikan itu dengan sebuah kain yang dibawanya, lalu dia membawa ikan itu menuju rumah sang nenek.

Kupikir, warga desa disini ramah-ramah, tapi saya juga harus cepat pergi menuju rumah nenek, dan mengucapkan salam perpisahan, karena orangtuaku pasti sudah menunggu.

Saat sampai dirumah sang nenek, terlihat nenek yang mengenakan Apron sedang sibuk dengan masakannya.

"nek, saya kembali" dengan sopan Levis membuka pintu yang tidak dikunci, lalu dia menghampiri nenek itu.

"ya ampun, kau datang tepat sekali, masakan nenek sudah akan selesai" nenek membawakan sebuah manci yang penuh dengan sayuran, ya.. saya juga sangat suka dengan sayuran, karena saya sedang bosan memakan daging domba.

"nek saya membawa ini" ujar Levis sembari mengeluarkan barang bawaannya, dia membuka bungkusan, yang membungkus seekor ikan yang barusaja dia dapatkan dari seseorang.

Sang nenek terkejut, ia berkata dengan suara yang pelan "ikan besar ini, kamu dapat darimana? itu pasti sangat mahal."

"ah ini saya mendapatkannya dari seorang paman yang baik hati nek, cobalah untuk mencicipinya" ujar Levis.

"jadi begitu—baiklah, nenek akan mencobanya, dan jangan lupa ambila sayuran yang sudah nenek sediakan."

saya melahap sayuran itu dengan ikan yang sudah diiris beberapa bagian, rasa ini sungguh enak, membuatku teringat akan masakan ibu dirumah.

Setelah itu kami menghabiskan makanan kami, dan mengobrol layaknya seorang nenek dan cucunya.

Dan saya baru tahu bahwa nama nenek itu adalah Raina Vinrosa, nenek Raina dulunya adalah seorang putri di kerajaan Denoir, tapi suatu saat dia, dan cucunya dibuang oleh kerajaan karena suatu masalah.

Setelah perbincangan yang cukup panjang, Levis memutuskan untuk pamit kepada nenek Raina, dan pulang, untungnya ia masih mengingat arah kembali ke tempat yang dia kunjungi sebelumnya bersama Chely, tepatnya di Padang rumput yang luas dengan pohon besar ditengahnya.

Sesampainya di tempat itu, Levis baru menyadari bahwa sebelumnya dia salah arah, dan malah menuju arah desa Cafin, dari pohon besar yang berdiri ditengah, didepan adalah jurang, dan dibelakang adalah hutan, hutan itu memiliki tiga cabang jalan, yang ketiganya menghubungkan tempat yang berbeda.

Desa Cafin adalah jalan yang paling ujung sebelah kiri, sedangkan Zovalia di ujung sebelah kanan, saya tidak tahu jalan tengah itu menuju kemana.

Kemudian Levis pergi untuk pulang, sesampainya dirumah, ibu langsung memeluknya dengan erat, wajah ya dipenuhi dengan keringat, dan ekspresi cemas terukir di wajah ibu, sebenarnya saya tidak ingin membuat ibu khawatir.

"Aku kembali bu."

ayah memandangiku, dan hanya tersenyum, kupikir ini semua adalah perbuatannya, karena saya tahu ayah adalah seseorang yang suka mengetes orang lain dengan tiba-tiba, dan dibalik semua yang dia lakukan, dia pasti sudah menyiapkan suatu hal agar tidak terjadi apa-apa.

Yah—saya bersyukur, setidaknya saya dapat pulang kerumah ini dengan selamat, dan tanpa ada masalah apapun.

Keesokan harinya saya berlatih lagi, kali ini untuk membangun masa otot, itu tugas yang yang diberikan ayah kepadaku, dan itu berlanjut hingga seiring berjalannya waktu.

......................

......................

...THUNDERBIRD...

5 tahun telah berlalu, kini saya berusia 15 tahun, saat saya sedang berlatih dipagi hari, tiba-tiba saya dikejutkan oleh burung elang yang membawa surat, surat itu berisikan tulisan.

[ Kita akan bertemu, 5 tahun lagi. ]

"Haha."

Pesan ini sedikit membuatku bahagia, membuatku lega setelah sekian lama berlatih dengan keras.

Entah siapa yang mengirim pesan itu, tapi saya berfikir bahwa yang mengirim itu adalah Chely, sudah lama kita tidak bertemu karena dia tiba-tiba menghilang tanpa sepatah kata.

5 tahun ya.. itu bukanlah waktu yang singkat, saya akan berlatih dengan keras selama itu lagi, dan dapat berdiri disampingnya, dengan kekuatan yang memadai.

saya berjalan ditengah keramaian dan kedamaian desa, melihat beberapa orang tua menggandeng anak kecil untuk membeli beberapa kebutuhan pokok.

Ada toko tradisional yang menjual daging segar, daging domba, dan beberapa lagi ada ikan segar dengan ukuran jumbo yang digantung.

Lalu ada anak kecil yang melirik toko daging itu, dan berlari sambil menarik tangan kakeknya, ia berseru "Kakek! Aku ingin dimasakkan daging domba itu untuk malam nanti!"

Kakeknya berbisik kepadanya.

"Jangan ven, daging itu mahal, kakek tidak punya cukup uang untuk itu, tapi kakek berjanji akan memberikanmu daging yang lebih besar dari itu" ujar kakeknya dengan tersenyum.

"Oh—benarkah??" kata anak itu dengan mata yang berbinar, dan kedua tangan yang mengepal.

saya tidak tahu sampai kapan keadaan damai seperti ini dapat bertahan, saya akan berusaha melindungi desa ini saat saya dewasa nanti.

***

Sore ini ayah memintaku untuk menyelesaikan sebuah tugas, karena ia merasa kekuatanku sudah cukup, saya ditugaskan untuk mencuri telur seekor monster untuk dibuat makanan nantinya.

Bagiku ini masih sedikit sulit karena saya ditugaskan untuk mengambil telur, dari seekor monster burung yang sering disebut dengan thunderbird.

Seperti namanya Thunderbird memiliki kekuatan, ia mampu mengeluarkan tenaga Guntur dengan kekuatan yang dahsyat.

Bahkan jika manusia biasa sampai terserang sekali saja, maka otot-otot di tubuhnya akan langsung mengalami kerusakan parah, dan bisa saja meninggal saat itu juga.

Disini saya tidak sendirian untuk berburu telur monster itu, saya ditemani oleh saudaraku yang bernama Geron Howard, dia adalah anak dari adik ayahku, Geron 2 tahun lebih muda dariku.

Geron memiliki rambut pirang yang sedikit panjang, pupil matanya berwarna biru, dan menurut teman-teman perempuannya, dia cukup tampan, saya tidak akan memberi komentar untuk itu.

Kudengar dia memiliki kekuatan petir seperti ayahnya, dan ia juga kebal terhadap petir apapun, jadi ini akan menjadi perjalanan yang lebih mudah.

Ya..kurasa begitu.

Saat hari mulai siang kami mulai melakukan tugas dari ayahku, Geron mengenakan pakaian kasual putih, dengan celana panjang berwarna coklat muda yang ia aliri dengan kekuatan petir, sehingga terlihat kilatan-kilatan kecil disekitar tubuhnya.

Setelah kami siap menyiapkan barang barang yang akan dibawa, kami langsung menuju keluar desa.

"Aku siap kak Levis" ujar Geron sedikit gugup.

"Baiklah, kalau begitu kita berangkat."

Kami berdua tidak tahu tempat dimana burung itu bertelur, ayahku juga tidak memberi satupun petunjuk, mungkin itu juga bagian dari tugas kami 'ketidak tahuan.

Tapi setelah saya mencari tahu, tempat dimana burung itu berada.. yang pasti dia akan membuat sarang diatas gunung atau ditebing gunung.

Sayangnya tidak ada gunung yang dekat dengan desa ini, desa ini hanya dikelilingi oleh hutan dengan pohon yang rimbun.

'Tapi ada satu cara lagi.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!