Bab 2 - Two Promises

...DUA JANJI...

Di suatu waktu, saat saya berada didekat dataran tinggi dengan Padang rumput yang luas, memandangi matahari yang akan tenggelam, aku terduduk dibawah satu pohon besar yang berada ditempat ini.

Udara disini sejuk sekali, kenapa tidak ada orang yang sesekali mampir ketempat ini? Disini sangat sepi sekali.

Seseorang menghampiriku, ia duduk disebelahku dan berkata "hei, apa kau menikmati pemandangan disini?"

Saya melihat kearahnya, rambut hitam panjang lurus terurai yang terkena hembusan angin membuatnya menjadi sesosok orang yang cantik.

"Chely, apa kau juga merasa begitu?" Saya bertanya sesekali mengambil beberapa daun yang terjatuh dari pohon besar ini.

"Sebelum itu, jawablah pertanyaanku dulu" ujarnya.

"Iya aku menyukai pemandangan yang damai ini" kami berdua memandangi jurang yang berada didepan sana, ada air terjun yang mengalir deras diujung dataran, air terjun itu berasal dari air sungai yang tak jauh dari tempat pohon ini berada.

"Jika kau menyukainya maka aku juga" ujarnya, dia berbalik melihatku dan tersenyum kecil.

Terjadi suasana canggung untuk beberapa saat, saat saya ingin memulai topik berikutnya, dia membuka mulutnya.

"Levis, apa kau bisa berjanji dua hal padaku?"

Aku terkejut, tak seperti biasanya dia akan berbicara seperti ini, "janji apa itu?" Aku membersihkan tanganku yang dikotori daun daun kecil, dan bersiap untuk mendengarkannya.

"Kau harus tetap hidup hingga kita bisa bertemu lagi nanti" ujarnya sekali lagi dia melihat kearah depan, matahari sebentar lagi tenggelam.

"Apa maksud-" sebelum aku melanjutkan kata-kataku, dia menutup mulutku dengan satu jari panjangnya, matanya menatap kosong kearahku.

Kemudian dia membuka mulutnya "Dan yang kedua, jika kita dewasa nanti, tolong ciptakan dunia yang damai untuk kita semua" tambahnya, dia cepat cepat berdiri dari duduknya, membersihkan pakaiannya yang ditempeli beberapa daun dan rerumputan.

"Apa yang kau katakan Chely?" aku masih terduduk, memandanginya dengan bingung.

"Itu bukan hal yang sulit untukmu kan? Aku tahu kau pasti bisa melakukannya" ujar Chely.

"Sini agar kubantu."

Tangannya meraih tanganku, dia menarikku sehingga aku mudah untuk berdiri.

"Kalau begitu, latihan kita sampai disini saja Levis! Sampai jumpa."

Dia berpamitan dan pergi begitu saja, entah terkadang aku pun tak tahu apa isi kepalanya, dia selalu saja berhasil membuatku. penasaran

Karena hari sudah mulai gelap aku memutuskan untuk pulang, perjalanan pulang udara yang begitu dingin menembus baju buatan ayahku, udara itu seperti menusuk tubuhku.

Aku mendengar lolongan serigala daridalam hutan, apakah hari ini adalah waktu untuk bulan purnama muncul?

Seseorang menyalakan api unggun ditengah hutan, mungkin aku bisa menghampirinya atau tinggal sementara, karena aku merasakan akan terjadi badai petir yang hebat.

Seorang wanita tua dengan pakaian musim dingin menghampiriku, dia memberiku sebuah kain yang bertujuan untuk menghangatkan tubuhku.

"Nak, sini masuk kerumah nenek sebentar."

Rumah nenek ini sederhana, dirancang dengan bambu bambu kokoh, saat aku menginjakkan kakiku kedalam, ini sangat hangat.

Nenek itu menyuruh saya untuk duduk, dan dia pergi sejenak untuk mengambil minuman.

Dia meletakkan secangkir teh diatas meja makan lalu berkata "nak, apa yang kau lakukan malam-malam di tengah hutan sendirian?"

Saya perlahan membuka mulut "sore tadi, saya berlatih bersama teman saya didekat hutan sini nek, tapi dia sudah kembali duluan, dan saya sedikit tersesat."

Nenek itu tersenyum dengan senyuman yang lembut, ia mengusap rambut Levis dan berkata "nenek berharap, cucu nenek masih ada disini."

Levis bocah yang polos itu bertanya "memangnya, cucu nenek pergi kemana?" Lalu ia meneguk segelas teh yang disiapkan oleh sang nenek.

Nenek itu berkata dengan ekspresi sedih terukir di wajahnya "cucu nenek adalah seorang pria kecil, dulu dia sangat senang sekali bermain dengan boneka miliknya, tapi suatu hari orang tuanya berpisah, dan anak itu memilih pergi bersama ibunya."

Beberapa saat setelah itu sang nenek mengeluarkan air matanya, Levis berinisiatif untuk menenangkan sang nenek.

Nenek melanjutkan perkataannya "setelah dia memutuskan pergi bersama ibunya, dia sudah tidak lagi tinggal di tempat ini, begitu juga ayahnya, entah dia pergi kemana."

Sang nenek menangis tersedu-sedu, dengan cepat Levis mencari sebuah kain untuk membersihkan air mata nenek.

Levis meraih tangan sang nenek, dan berkata "nek, suatu saat jika saya sudah lebih besar dari sekarang, saya akan mencari cucu nenek yang hilang."

Terbentuk senyuman kecil dari wajah sang nenek, kemudian dia menyuruh Levis untuk menghabiskan tehnya, sebelum menjadi dingin.

Saya melihat beberapa buku yang dipajang di rak oleh sang nenek, saya sangat tertarik untuk membaca buku-buku itu.

"Nek, apakah saya boleh membaca buku-buku yang ada di rak dinding itu?"

Nenek itu mengangguk.

Saya mulai mencoba mengambil satu buku, dimulai dari buku yang berjudul 'The Guardians From Casilk Swamp' atau 'para penjaga dari rawa Casilk."

'Karya Celyne G.'

Buku ini berisi tentang dimana letak rawa casilk, dan beberapa makhluk mitologi yang berasal dari rawa Casilk.

Saya berjalan menuju kursi diruang tamu, membaca halaman buku itu satu persatu, dan menanamkan kepada ingatan saya.

Didunia ini, makhluk makhluk yang seperti monster di bedakan dengan beberapa tingkatan.

Singkatnya.

Makhluk terendah menyandang gelar tingkat 'sangat lemah' kemudian dilanjutkan dengan.

-Lemah

-biasa

-kuat

-langka

-dewa

Dan ada satu tingkatan lagi yang belum tercapai hingga saat ini.

-makhluk dengan kekuatan rendah, Forgie, seekor katak berukuran besar yang hidup di rawa Casilk, dia memiliki kekuatan meludah, dimana ludah yang ia semburkan mengandung racun yang berbahaya bagi kulit manusia.

Tingkatan : sangat lemah.

-makhluk dengan kekuatan rendah, Boflie, seekor capung berukuran besar, memiliki kaki yang kuat, sehingga dapat mengangkat sebuah batu yang dapat dijatuhkan kepada mangsanya.

Tingkatan : sangat lemah.

Dan yang terakhir, dia membuat saya tertarik untuk menjelajah rawa Casilk.

+Arhea - makhluk terkuat di rawa Casilk.

Tingkatan : Dewa.

kekuatan yang dimiliki : belum diketahui.

Arhea tercipta dari sebuah 'ketidak sengajaan.'

Sepertinya dia adalah 'boss' dari rawa tersebut, tidak heran kekuatannya tidak mudah terekspos karena rawa itu juga sangat jarang didekati, karena baunya yang sangat menyengat.

"Ini sudah semakin larut nak, tidurlah dikamar kosong itu" ujar sang nenek menunjuk kamar kosong, disamping pintu kamar itu ada sebuah akuarium kecil, dengan beberapa kehidupan didalamnya.

"Nek apakah saya boleh membaca buku ini untuk sebagai pengantar tidur saya?, Sebenarnya saya sedikit sulit tertidur jika tidak membaca buku" Levis menutup buku yang dipegangnya, dan dia mulai berjalan lagi ketempat rak buku berada.

"Tentu, tapi jangan terlalu larut, karena itu tidak baik untuk kesehatanmu, anak muda" ujar nenek dengan mengambil beberapa kain, dan kemudian mulai menjahit.

"Terimakasih nek."

Saya mengambil beberapa buku lagi, dan mulai berjalan menuju kamar yang ditunjuk nenek itu.

Ini adalah kamar kosong, yang harum, ruangan ini juga tertata begitu rapi, bukan seperti kamar kosong yang saya pikirkan, ini lebih seperti sesuatu yang disiapkan untuk seseorang.

Dengan samar saya mendengar nenek bersenandung, setelah itu dia berkata "cucuku sayang, aku telah menyiapkan kamar untukmu, kapan engkau akan pulang? Nenek sangat merindukanmu."

Saya menaiki kasur yang sedikit tinggi bagiku, ini sangat empuk, dan nyaman, disebelah kasur ada sebuah rak kecil untuk meletakkan lampu kecil, dan juga beberapa peralatan.

Saya meletakkan buku-buku yang lainnya diatas rak itu, dan membacanya satu persatu.

Buku yang kedua ini berjudul 'Ordeya, makhluk yang malang.'

'Karya Celyne G.'

Penulis yang sama seperti buku yang sudah kubaca sebelumnya, saya tidak tahu apa kepanjangan atau maksud dari 'G'

Bercerita tentang sebuah boneka burung dengan anak kecil sebagai pemiliknya, suatu hari mereka mengalami insiden, dan membuat jiwa mereka bersatu menjadi sesosok makhluk bernama Ordeya.

Karakteristik dari Ordeya adalah dia berpenampilan sebagai burung dengan paruh besi, dan badan seperti layaknya manusia, dia memiliki tubuh tinggi dan ramping, memiliki dua sayap dibelakangnya sehingga ia dapat terbang.

+Ordeya, makhluk kuat penjaga gunung Denora.

Tingkatan : Dewa.

Kekuatan yang dimiliki : dapat membentuk sebuah es dengan hempasan tangannya, dapat membuat apapun menjadi beku seketika ketika terkena serangannya.

Saya membaca beberapa buku lainnya, dan sekali lagi mendengar dengan samar suara sang nenek.

"Cucuku, aku telah lama menunggumu, kamar yang kusiapkan untukmu telah dipakai oleh orang lain, apa kau masih tidak mau pulang?" Kemudian suaranya menghilang begitu saja, ini sedikit membuatku merinding sekaligus merasa sedih.

Hari semakin malam, dan kurasa saya telah lelah untuk membaca lebih banyak lagi, sebaiknya saya segera tidur, dan pulang di keesokan hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!