Bab 6

'tapi ada satu cara lagi.'

Saat itu saya meminta ayahku untuk mengajariku cara mengeluarkan portal, agar saya dapat berpindah tempat dengan cepat.

"Ayah! Tolong ajari aku cara menggunakan portal."

"Anakku, kau masih terlalu dini untuk ini, kekuatanmu masih belum cukup, bisa bisa kamu akan pingsan setelah membuka satu gerbang portal."

Saya yang mendengar itu pun sedikit kecewa.

"Tapi tidak apa, masih ada satu cara lagi yang dapat kamu lakukan" ujar ayah menghiburku.

"Benarkah? Cara apa itu?" saya bertanya dengan sangat penasaran.

"Alat transportasi transparan."

saya bingung dengan perkataan ayah, memang ada alat transportasi transparan?

Lalu ayah menambahi, "anakku, kekuatanmu bisa untuk membuat udara disekitarmu menjadi seperti yang kau inginkan bukan."

"Oh— iya ayah!, Mungkin saya bisa membentuk semacam mobil atau apapun itu?"

"Benar, anakku memang cerdas" ujar ayah tersenyum, dan mengelus rambutku.

Memang karena saya tidak begitu berbakat, latihan untuk membuat alat transportasi dengan kekuatanku cukup menghabiskan waktu yang banyak.

Tapi setidaknya saya sudah bisa sekarang.

"Kak Levis, ada apa?" Geron menyentuh-nyentuh lenganku dengan ujung jarinya.

"Ah tidak apa, aku barusaja mendapatkan ide"

Lalu saya menutup mata, dan merasakan udara disekitar saya, perlahan membayangkan kendaraan yang ada dibenakku, dan jadilah sebuah kristal berbentuk awan dengan bagian atas yang terpotong, sehingga kami dapat duduk diatasnya.

Kendaraan ini memang tidak memiliki setirnya, karena saya mengendalikannya dengan pikiranku, dan saya juga dapat mengatur kecepatannya.

Kami pun terbang menuju tempat pegunungan menggunakan kristal itu.

Sekitar 1500 km dari tempat desa kami berada, kami mulai melihat beberapa pegunungan yang saling berjajar.

Tugas kita memang hanya untuk mencuri 1 telur tapi sepertinya akan banyak rintangan disini, kami mendekati salah satu gunung, dan melihat sebuah sarang dari burung Thunderbird yang berada di pinggir jurang gunung.

"Kak Levis! Disana ada sarangnya, dan sepertinya tidak ada yang menjaga"

Woah ukuran sarang yang mengesankan, dia bahkan sebesar ukuran rumah dipedesaan.

Tapi ada yang aneh, kenapa tidak ada induknya? Apa jangan jangan memang tidak dihuni lagi?.

Tapi saat saya merendahkan ketinggian alat kendaraan kami, saya dapat melihat bahwa ada beberapa telur didalamnya, sepertinya ini akan menjadi bonus untuk kita.

Kami pun mulai masuk kedalam sarang yang berbentuk lingkaran, dengan lubang besar untuk induknya keluar dan masuk sarang.

Baru saja saya mengambil 2 telur itu, dan saat berbalik badan tiba tiba ada teriakan.

KEEEK

Sialan, saya baru ingat bahwa burung ini lebih pintar daripada yang saya bayangkan, dia sengaja mengosongkan sarangnya, dan meninggalkan beberapa telur, untuk memancing monster lain agar masuk dalam perangkapnya, dan menjadikannya makanan.

Saya tahu beberapa telur itu memang kebanyakan tidak bisa menetas, jadi induknya membuatnya sebagai sebuah umpan, dasar induk yang licik.

Lalu burung itu mengeluarkan Guntur dari sela sela paruhnya, dan gemuruhnya membuatku sedikit goyah, hampir saja kami berdua terkena serangan itu, dan terjatuh ke jurang.

Levis menyeringai, dan sedikit berkeringat melihat apa yang terjadi, saat telur-telur dari burung itu hangus, dan sangkar yang terbelah dua, takutnya tidak ada telur lagi yang tersisa untuk kita.

Karena sangkar yang terbelah dua sekarang posisiku dan Geron terpisah, saya melihat Geron mengeluarkan pedang petirnya, dan saya berteriak kepadanya.

"Geron saat dia menyemburkan gunturnya sebisa mungkin kau menghindarinya!"

"Baik kak Levis" beberapa Guntur menyerang tempatku dan Geron, kami berhasil menghindarinya.

Saya tahu jika Geron memang tahan terhadap Guntur seperti ini, tapi itu akan membuat badannya terhenti sebentar, dan jika ia terjatuh diujung lereng gunung maka akan menimbulkan luka yang serius.

"Burung ini akan menyerang, tapi sebelum dia mengeluarkan serangannya, paruhnya akan meng'charge' terlebih dahulu, dan itu membutuhkan waktu beberapa detik."

"Dan disaat itulah, kita serang dia bersama sama Geron."

"Baik kak Levis!"

Guntur terus menggelegar disana sini, menyambar tanah hingga membuat sebuah retakan.

Saya tidak bisa menggunakan kekuatan manipulasi, karena tadi saya sudah menggunakannya untuk mengendalikan alat transportasi, dan pikiranku akan sangat terbebani jika harus mengeluarkan kristal kristal lagi.

Untungnya saya membawa 1 pedang pemberian ayah.

Dengan sedikit memanipulasi udara, saya dapat mengeluarkan pedang itu dari kehampaan.

Pedang berwarna ungu gelap yang terbuat dari batu obsidian, ini akan sangat beracun jika digunakan untuk burung seperti Thunderbird, karena kekuatan khususnya adalah.

[ Bird Slayer ]

Sepertinya ayah memang sudah merencanakan hal ini.

Ngomong-ngomong setelah saya menginjak usia 15 tahun suara-suara aneh bermunculan dikepala saya, saat saya mengeluarkan sebuah skill, apakah ini efek dari pubertas?

Dengan segera saya dan Geron melompat kearah paruh dan dada burung itu, Geron menusukkan pedang petirnya kearah leher dalam Thunderbird, dan saya mengincar jantungnya.

JDARR terjadi ledakan besar, itu adalah cara terakhirnya untuk membuatku dan Geron terpental, dan terjun bebas ke jurang, dengan cepat saya memanggil alat transportasiku dan menangkap Geron.

Untungnya, kita berdua selamat dan melihat Thunderbird yang kehilangan keseimbangannya jatuh begitu saja menghantam tanah di kaki gunung. Kami kembali untuk mengecek sarang dan melihat hanya ada dua telur lagi yang tersisa. Untung saja, saya telah mengamankan dua telur lainnya sebelum terjadi serangan mendadak. Setelah itu, saya dan Geron memutuskan untuk kembali ke desa sebelum matahari mulai tenggelam.

Sesampainya di desa, saya langsung disambut oleh orang-orang desa yang bergembira. Telur-telur raksasa ini memang akan dibagikan untuk para penduduk desa. Ayahku menunggu di depan rumah, saya dan Geron menghampirinya.

"Selamat anakku, kau telah menyelesaikan tugas sulit pertamamu," kata ayahku.

"Ah, ini bukan apa-apa jika tidak ada Geron, aku pasti tidak akan bisa pulang," ujarku sambil merangkul Geron.

"Terima kasih juga nak Geron, lain kali aku pasti akan mencicipi bir bersamamu," kata ayahku.

"Yah, dia masih di bawah umur!" seruku.

Geron yang canggung hanya bisa tertawa kecil, lalu ia mendapat panggilan dari ayahnya agar segera pulang.

"Paman Luke, kak Levis, sepertinya aku harus pulang sekarang. Sampai jumpa!" ujar Geron, dan setelah itu dia menghilang dari pandanganku, tertutup oleh pedagang-pedagang yang lewat dengan gerobaknya.

"Kalau begitu, Levis, tolong simpan telur-telur itu dulu. Ayah dan ibu akan memasaknya untuk makan malam nanti," ujar ayahku.

"Siap, ayah!" saya bergegas menuju tempat penyimpanan barang di dekat dapur dan mulai menaruh satu persatu telur-telur raksasa tersebut.

Ini cukup berat, untung saja sebelumnya saya membawa tas ajaib yang dapat menghilangkan beban dari benda yang ditampungnya. Saya mengambil beberapa telur satu persatu untuk ditaruh pada rak yang menempel di dinding. Saat saya menata telur keempat, yang terakhir, terlihat ada retakan kecil pada telurnya. Saya berpikir mungkin telur ini retak karena terkena benturan.

Tapi setelah itu, retakan itu tiba-tiba melebar dan membuatku penasaran. Ada apa ini? Apakah telurnya akan menetas? Benar saja, tiba-tiba ada moncong burung Thunderbird yang keluar dari retakan itu dengan cit-cit suaranya melengking. Kubiarkan telur itu menetas perlahan, dan setelah burung itu berhasil keluar dari cangkangnya, dia langsung melompat ke meja di dekat sini.

Kudengar burung Thunderbird mudah beradaptasi dan memiliki pertumbuhan yang relatif cepat. Dia terlahir dan bisa melompat tapi setelah itu dia terjatuh karena belum mahir berjalan.

Setelah itu saya memberitahu kedua orangtuaku dan mereka menyuruhku untuk memeliharanya karena dia mungkin akan berguna di masa depan. Saya membuatkan kandang sederhana dari beberapa ranting pohon agar dia tidak kabur.

Saat malam tiba, ayah dan ibuku mulai memasak telur hasil curianku dari burung tadi, dan kami menyantapnya bersama para tetangga terdekat kami. Kami membuat api unggun di depan rumah dan bercanda dengan orang-orang di sekitar kami.

Ada seorang tetangga dengan wajah yang sedikit menyeramkan yang menatap ayahku yang duduk di sebelahku dan berkata, "Siapa yang mendapatkan telur-telur ini?"

Ayahku tersenyum dan memandangku. Dia berkata, "Anakku, dia berhasil melakukan tugas pertamanya," sambil mengelus rambutku.

"Apa itu benar? Hebat sekali, kau masih muda tapi bisa mencuri telur dari burung monster itu, haha!" ujar bapak-bapak itu sambil meneguk sebotol alkohol.

"Tidak hanya mencurinya, bahkan dia bisa mengalahkannya," tambah ayahku.

"Haha, keluarga Vardict memang hebat!" seru orang lainnya. Mereka semua tertawa bersama merayakan keberhasilan Levis.

Terpopuler

Comments

Nora Neko

Nora Neko

Aku kira demon slayer

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!