Levis berusaha sekuat tenaga menahan raganya agar tidak melukai Ordeya, tubuh Levis yang mendekati Ordeya berperilaku aneh.
'Setidaknya jika saya tidak bisa menghentikannya, jangan sampai pedang ini maju terlebih dahulu.'
Levis mencoba mengendalikan tubuhnya dengan kekuatan pengendalian pikiran.
ZIING
Itu sama sekali tidak berhasil, kekuatan gelap yang menyelimuti Levis sangatlah kuat, ini seperti melihat diri sendiri sedang tersegel, dan tidak dapat digunakan.
Terjadi bentrok antara pikiran Levis, dan sesuatu yang merasuki tubuhnya, itu membuat tubuhnya menjadi sedikit lebih tidak terkontrol.
Tapi itu dapat sedikit mengulur waktu agar serangannya tak mengenai Ordeya.
Ordeya menggunakan tangan panjangnya berusaha meraih tubuh Levis yang hilang kendali, dengan reflek yang baik Levis menghindarinya dengan sangat mudah.
Serangan Ordeya sia-sia, saat dia berusaha mengeluarkan kekuatan kristal esnya, Levis menyadari hal itu.
Dia melepas tubuhnya, dan membiarkan tubuhnya bergerak sendiri, saat tubuhnya hampir sampai ke Ordeya, dia mencoba mengendalikan tangannya yang memegang pedang, dan mengarahkan kepalan tinjunya kepada Ordeya.
Dengan kecepatan yang luar biasa, tentu Ordeya tak bisa menghindari itu.
'maafkan aku' ujar Levis dalam hati.
Dash*
JEDARR
Pukulan keras Levis mengenai tepat dikepala Ordeya, makhluk itu keras, dia mengeluarkan sebuah gelombang kejut, dan membuat Levis serta Ordeya saling terpental.
Karena ledakan besar itu, membuat tubuh Levis menjadi semula lagi, benturan yang terjadi diantara mereka mengembalikan kontrol tubuh yang hilang kendali.
Saya merasakan rasa sakit yang belum saya rasakan sebelumnya, tubuh saya seperti diperas hingga melampaui batasnya .
Sekarang saya merasa saya akan terjatuh, saya melihat Ordeya yang berhenti bergerak saat setelah saya menyerangnya.
Tubuh Levis mulai terjatuh
'ini sangat tinggi sekali, bukankah terlalu cepat untukku mati? Banyak yang masih harus aku lakukan.'
Tunggu.. jika aku kehilangan kesadaran sekarang, saya tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan Geron, dan Lira, karena Ordeya yang terlihat seperti sedang kehilangan kontrol.
Dengan sisa tenaganya, Levis menggores dirinya lagi menggunakan pedang yang dibawanya agar dia tak kehilangan kesadarannya.
Sebelum terjatuh dan mengenai dasar jurang, dengan cepat Levis mengambil potion dari dalam tas ajaib, Potion kesehatan, apabila seseorang meminum Potion ini saat sedang sekarat, dia akan sehat dengan perlahan.
Perlahan, tapi pasti tubuh Levis kembali lebih kuat lagi, sebelumnya dia merasa bahwa otot-otot ditubuhnya tak dapat menampung kekuatan hilang kendalinya, dan otot-ototnya mulai sobek, sekarang karena Potion ini, ini menjadi lebih baik.
Tapi tunggu dulu, saya tidak bisa terbang, sebelumnya saya dapat terbang karena tubuh saya kehilangan kendali, sekarang bagaimana caranya terbang?
Angin berhembus dengan kencang, seekor naga putih menghampiriku, dan menangkapku tepat dengan punggungnya.
Ughh dengan ketinggian seperti itu, dan menghantam punggung seekor naga yang keras, cukup sakit juga, yah ini Lira, setidaknya saya selamat untuk saat ini.
Lira membawaku pergi menuju tempat Geron berada.
"Terimakasih" ujar Levis pada Lira.
"Tak apa kak, sudah saatnya saya membalas kebaikan kalian berdua."
Geron melompat, dan naik tepat di punggung naga, Geron mendekati Levis yang sedang berbaring diatas punggung naga.
Levis membuka mulutnya "bagaimana dengan hewan peliharaanmu?"
"Dia akan segera datang kak, dan aku akan bersiap menyerang Ordeya, walaupun dia makhluk yang saya kagumi, tapi saya tidak bisa melihat kakak terluka lagi."
"Terimakasih atas perhatianmu, tapi itu tidak perlu, saya punya sebuah cara untuk mengatasi Ordeya, jadi jangan lakukan sesuatu yang berbau kekerasan padanya."
Saya tahu didalam Ordeya adalah Jake, anak baik yang saya temui di tugas 'kisah', dan saya memiliki sebuah 'lencana' yang diberikan oleh Kargize.
Saya membuka mulut "Lira tolong berbalik arah, dan hampiri ditempat Ordeya berada."
"Kenapa?"
"Percayalah padaku."
Dengan perlahan Lira mengubah jalur lintasannya, dia berputar, dan bergerak cepat menuju Ordeya.
Sekarang kami semakin dekat dengan Ordeya.
Dia sudah berada tepat didepan kami, tapi dia tidak melakukan apa-apa, hanya terdiam.
Saya mengeluarkan sebuah lencana yang diberikan Kargize kepada saya, dan menunjukannya ke Ordeya, lencana itu mengkilap.
Ordeya yang melihat itu, dia memajukan tangannya lagi, kami bersiap untuk langkah selanjutnya.
"Tidak, tunggu."
Ini suara seorang pria, suara itu berasal dari Ordeya, tapi kurasa ini bukan suara Ordeya, apakah ini suara Jake yang sudah beranjak dewasa?
"Hei, apakah kau Levis?"
Bagaimana dia bisa mengenalku?
Lira dan Geron menatap Ordeya dengan waspada.
"Sepertinya itu benar kau, Levis, saat aku tertidur aku bermimpi tentang kau, kau adalah orang yang baik.. terimakasih telah membantuku" nada dari suara yang muncul didalam Ordeya berubah-ubah, suaranya menggambarkan perasaan yang campur aduk.
"Saya tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada saya saat itu, walaupun itu hanya mimpi tapi saya benar-benar merasakan bahwa itu bukanlah mimpi."
Tapi sebenarnya, tidak banyak yang saya lakukan untukmu.
Levis membuka mulutnya "Tapi bagaimana bisa kau mengenaliku?"
Ordeya menjawab "karena setiap saat saya mengalami kesulitan ada suatu yang muncul dikepala saya, dia berkata, jangan khawatir, Levis akan menjagamu, jangan khawatir Levis akan selalu bersamamu."
"Dan sebelumnya saya tidak tahu, sebenarnya siapa itu Levis, tapi ternyata itu kau" dengan cepat Ordeya menambahi.
Suasana semakin suram, Lira dan Geron terdiam melihat Levis dan Ordeya mengobrol, mereka tak tahu apapun tentang hal ini.
"Lalu.. bagaimana kau yakin jika aku adalah Levis? Bagaimana jika ternyata aku adalah seseorang yang lain?"
Ordeya menjawab dengan ringan, sayapnya mengepak setiap saat, menghembuskan angin hangat.
"Karena ada sesuatu yang saya rasa itu menghubungkan antara kau, dan aku" suara Ordeya dengan jelas berubah.
"Jadi sebenarnya siapa kau? Bukankah kau adalah Jake?"
"Sayangnya tuan Jake sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja, karena dia sebelumnya adalah manusia biasa, dia tidak terbiasa oleh hibernasi, sekarang tuan Jake tidak bisa berbicara denganmu."
Lagi, suara Ordeya berganti, itu membuat nada berbicaranya menjadi sangat aneh.
Saya melihat Ordeya yang memandangi lencana yang saya pegang, kurasa dia penasaran kenapa benda ini bisa berada di tangan saya.
"Levis, kenapa lencana itu bisa berada di tanganmu?"
"Ikuti saya."
Saya meminta Lira untuk pergi menuju puncak gunung, itu karena saya khawatir jika Lira akan kelelahan saat terus berada dalam udara, terbang menggunakan sayapnya cukup menguras tenaga.
Kami terbang menuju puncak gunung Denora, dengan Ordeya yang mengikuti kami dari belakang.
Kami menembus awan diatas gunung, puncak ini berada diatas awan, sekali lagi pemandangan indah dari lautan awan terlihat tepat didepan kami, dan hari sudah memasuki senjanya.
Lira dan Ordeya mendarat diatas gunung, kaki panjang Ordeya menghantam bebatuan gunung, saya dan Geron turun dari punggung Lira, dan Lira berubah menjadi manusia lagi.
Ordeya menatap kami bertiga, pandangannya terhenti saat matanya bertemu dengan mata saya.
"Jadi, bagaimana bisa lencana itu berada pada genggamanmu?"
"Kargize lah yang menitipkannya padaku, untuk kemudian ditunjukkan padamu."
Tubuh Ordeya bergetar, seperti beberapa ingatan kisah dalam Ordeya bangkit kembali, trauma, kebahagiaan, atau kesedihan lainnya, semua perasaan bercampur aduk dalam pikiran seekor burung.
Ordeya menatapi lencana yang saya bawa, seperti ada kata yang ingin keluar dari mulutnya.
"Apa yang ingin kau katakan, Ordeya?"
"Tidak ada" kali ini suara Ordeya berubah, menjadi seperti suara dimana saya pertamakali bertemu dengannya, di perpustakaan Halcave.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments