12

Ujian akhir semester hampir didepan mata, semua peserta ujian menyiapkan diri untuk menghadapi kenaikan dan kelulusan.

Saat ini seluruh asrama ditutup bagi orang luar, siapa saja dilarang berkunjung tanpa terkecuali.

Begitu juga dengan Keyzia dan Monica yang harus terkurung didalam asrama.

"Key, ke kantin yuk ! " ajak Monica

"Bentar lagi. " Keyzia masih asyik menatap layar laptop nya.

"Lu ngerjain apaan si, kok dari tadi asyik banget. " Monica berjalan mendekati Keyzia.

"Ini ada pembukaan bagi calon mahasiswa baru di Quebec, aku iseng - iseng daftar Mon. "

"Lu mau masuk kesana setelah lulus Key ? " tanya Monica.

"Masih belum tau si, cuma ikut - ikut aja. Kalau memang diterima disana apa salah nya, lagian mereka mendahulukan murid yang mendapt beasiswa dan yang berprestasi. " jelas Keyzia.

"Berarti lu salah satunya dong, lu kan salah satu murid berprestasi di sekolah. "

"Gak tau juga, siapa tau ada yang lebih dari aku. Udah ah, kita ke kantin yuk ! "

"Ayok ! kebetulan aku juga udah laper. "

Mereka berjalan keluar kamar menuju kantin untuk makan siang.

Di kantor Christian sedang mengatur meeting Ivan dengan klein baru dari luar negeri.

"Chris, kapan jadwal meeting kita dengan klien baru dari luar negeri itu ? " tanya Ivan.

"Siang ini jam 2 tuan " jawab Christian.

"Boleh aku lihat berkas - berkasnya. " pinta Ivan.

Christian segera berjalan mendekat dan memberikan map yang berisi keterangan dari kliennya.

Ivan pun mulai membaca.

"Chris, tidakkah nama belakang dari klien kita ini, sama dengan nama mu ? " ujar Ivan

Christian terkejut mendengar penuturan dari Ivan.

"Maksud anda Tuan ? " tanya Christian

"Ya, kau lihatlah sendiri, namanya Gerald Manuela. Dan Christian Manuela, apa ini kebetulan atau.... " Ivan menunjukkan dan menyerahkan map tersebut pada Christian.

Christian berjalan mendekat dan meraih map yang ditunjukan padanya.

Setelah membaca dengan seksama, Christian menatap tajam map tersebut.

Akhirnya aku menemukan mu, Tuan Gerald. Aku akan membuat perhitungan dengan mu, karena kau telah menyakiti Ibuku dan merampas masa kecil ku.

Christian tanpa sadar meremas kertas tersebut dengan geram.

"Chris, apa yang kau lakukan ? " tanya Ivan heran.

Christian yang tersadar segera merapikan kertas tersebut.

"Maafkan saya Tuan. " ucap Christian menyesal.

"Ada apa Chris, apa kau mengenal Tuan Gerald ini ? "

"Tidak Tuan, saya tidak mengenalnya. Tidak akan pernah mau mengenalnya, saya permisi Tuan " Christian pun keluar dari ruangan Ivan.

"Ada apa denganmu Chris ? " tanya Ivan bingung.

Terjadi keributan di kantin, kembali Keyzia didatangi fans nya Dimas dan Edward.

Tidak ada yang berani melerai keributan itu, setelah pengawas sekolah datang membawa security dan memisahkan mereka.

"Keyzia, Monica, Adinda, dan Annisa ikut ke ruangan saya. " perintah pengawas setelah berhasil melerai kedua belah pihak yang berkelahi.

Mereka pun mengikuti dari belakang dan berjalan menuju ruangan pengawas.

Salah satu murid segera melapor ke pada Dimas dan Edward.

"Kak Dimas, Kak Edward. " panggil murid itu.

Dimas dan Edward yang sedang berkumpuk bersama temannya segera menghampiri murid tersebut.

"Kamu siapa, dan kenapa kamu memanggil kami " tanya Edward.

"Monica dan Keyzia masuk kedalam ruang pengawas Kak. " ucap anak itu.

"Kenapa, apa yang terjadi ? tanya Dimas.

"Mereka berkelahi dengan si kembar Adinda dan Annisa, karena kalian berdua. " jelasnya.

"Gara - gara kami, jangan sembarangan kamu. " kesal Edward.

"Iya Kak, si kembar yang duluan negelabrak Keyzia. Dan Monica membela Keyzia. "

"Gawat Dim, masa depan gue. " ujar Edward berlari mendahului Dimas.

Dimas yang tersadar segera mengejar Edward.

Didalam ruangan pengawas.

"Ada apa ini, kenapa kalian berkelahi seperti itu. Kalian itu wanita, tidak baik bertengkar seperti. Kalian mau jadi jagoan. "

"Mereka duluan Bu yang mulai, kita lagi makan di kantin juga " ujar Monica membela diri.

"Kalau bukan karena teman lu yang keganjenan ganguin Dimas dan Edward gue gak bakalan nyari ribut sama lu berdua. " ucap Adinda tak mau kalah.

"Gue kan udah bilang, kalau gue gak ada hubungan apa pun dengan mereka berdua. " jelas Keyzia

"Ngakunya gak ada hubungan apa - apa, tapi lengket banget. Kemana - mana selalu berdua. " Annisa menambahkan.

"Gue bilang sekali lagi ya, antara gue dan Dimas apalagi Edward itu gak ada apa - apa, kita cuma temenan gak lebih. "

"Bagaimana mungkin kita percaya, kita liat sendiri kok Dimas sering datangin lu di kelas. " ujar Annisa.

"Kalau masalah itu, kenapa gak lu tanya sendir sama Dimas. "

Dan ruangan itu kembali riuh dengan suara mereka.

"Sudah cukup ! kalian semuanya saya hukum skorsing satu minggu, dan saya sendiri yang akan menelpon orangtua kalian. Sekarang bubar. " ucap sang pengawas.

Keyzia dan Monica kembali ke kamarnya.

"****** gue bakalan di omelin 3 hari 3 malam sama nyokap. " ucap Monica.

" Itu masih belum seberapa Mon, lu bayangin kalau jadi gue. Kakak gue, Kakak ipar gue dan Christian. Gue bakalan malu kalau sampai dia tahu semua ini, rasa cintanya sama gue bakalan berkurang. " sesal Keyzia

"Hemm.... mulai lagi dah, emang lu yakin kalau pangeran kodok lu suka sama lu. "

"Iya juga si, bagaimana ini Mon. Kalau sampai itu pengawas nelpon ke rumah habis gue Mon. "

"Lu pikir cuma lu doang, gue juga takut ini. "

Tok.... Tok... Tok...

Monica berlari membuka pintu kamar.

"Ini Mon, ada surat dari pengawas untuk lu dan Keyzia. " ucap salah satu murid.

"Surat apa ? " tanya Monica heran.

"Surat cinta hahahaaa... " jawabnya kemudian dan berlari meninggalkan Monica dan Keyzia yang kesal.

"**** lu, surat skorsing lu bilang surat cinta. " teriak Monica kesal.

"Habislah kita Mon. " ucao Keyzia.

Meeting pun dimulai, setelah masin - masing memperkenalkan diri.

Christian diam tak bergeming saat mendengar Gerald bercerita dengan bangga tentang kesuksesannya.

Christian begitu membenci orang yang ada di hadapannya ini, kalau bukan karena Ivan mungkin sudah lama Christian menghajar Gerald dan menumpahkan segela kekesalan yang ada di hatinya.

Sampai meeting selesai pun Christian lebih banyak diam, ia hanya menjadi pendengar.

Hingga saat Tuan Gerald pamit dan bersalaman dengannya.

"Terimakasih Tuan Christian Manuela, aku baru sadar bahwa nama belakang kita sama. Apa kau juga punya darah keturunan yang sama dengan ku ? " tanya Gerald

"Tidak !!! itu tidak mungkin, saya tinggal dan besar disini. Jadi itu tidak mungkin. " ucap Christian penuh penekanan.

"Syukulah, karena kalau tidak aku pasti mengira kau adalah putra ku, karena usianya sama dengan mu. "

"Tidak, itu tidak mungkin. Ayah saya sudah meninggalkan saya dan Ibu saya saat saya masih kecil. "

"Waah,,, Ibu mu pasto seorang wanita yang hebat, bisa memiliki seorang anak yang tampan dan membanggakan seperti mu. " ucap Gerald memuji Christian.

"Terimakasih atas pujian anda Tuan, tapi anda terlalu melebih - lebihkan. "

" Anda juga sangat beruntung mempunyai asisten seperti Christian ini tuan Ivan. "Gerald bersalaman dengan Christian, kemudian menggenggam tangan nya erat.

Gerald akhirnya keluar dari ruang meeting diantar oleh Ivan, dan meninggalkan Christian sendiri di ruang meeting.

Christian terduduk dengan tubuh bergetar menahan amarah didada, Christian memejamkan matanya.

Masih terlihat jelas dimatanya, bagaimana ia dan Ibunya diseret dan diusir dari rumahnya.

Christian juga masih ingat tawa puas sang Ayah setelah berhasil mengusir mereka, Ia juga secara terang - terangan membawa wanita yang diakuinya sebagai istrinya.

Braaaak....

Christian meninju salah satu meja diruang meeting.

Ivan yang melihat hal itu segera mendekat.

"Ada apa Chris. " tanya Ivan pelan.

"Tidak ada apa - apa Tuan. "

"Chris, kita tumbuh dan besar bersama. Aku selalu berbagi kisah ku padamu, dan kau adalah satu - satunya orang yang aku percaya. Maka dari itu ceritakan apapun masalah mu padaku Chris, aku ingin meringankan sedikit beban dihatimu. " Ivan mencoba membujuk Christian.

"Kau bukan hanya seorang kaki tangan dan orang kepercayaan ku Christian, tapi aku menganggap mu lebih dari itu, kau sudah seperti saudara untuk ku. " Ivan hampir meneteskan air matanya.

"Saat orangtuaku meninggal, kau adalah satu - satunya orang yang selalu berada dibelakang ku untuk mendukung ku, kau juga membagi Ibu mu padaku dan Keyzia saat kami kehilangan Ibu kami Chris. " Ivan tak mampu lagi menahan sesak di dadanya, hingga tersungkur dihadapan Christian.

Christian pun menoleh kearah majikan sekaligus sahabat baiknya itu.

"Jangan begini Tuan, anda tidak bersikap pantas seperti ini. " Christian segera mengangkat tubuh Ivan dan membawanya duduk.

"Kau bisa mempercayai aku Chris,sama seperi aku mempercayai mu. " bujuk Ivan.

Christian lama terdiam, dan kemudian ia pun membuka suara dna bercerita.

Christian pun mengakui bahwa Gerald adalah Ayahnya.

Christian juga menceritakan semua kisah hidupnya pada Ivan.

Ivan pun senang, akhirnya Christian mau membagi sedikit kesedihannya.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan Chris ? " tanya Ivan.

"Aku hanya akan melindungi Ibuku, sebab kemarin dia telah berhasil menemukan tempat tinggal kami dan menemui Ibu. " jelas Christian.

"Apa tidak sebaiknya Tabte dibawa kerumah ku saja Chris, disana beliau akan aman dengan penjagaan yang ketat. " Ivan memberikan usul pada Christian.

"Tidak perlu Tuan, saya masih bisa mengatasinya. "

" Chris, jika kau butuh bantuan apapun, jangan sungkan untuk meminta padaku.

"Baik Tuan. "

"Apa ada lagi jadwal ku sore ini Chris ? " tanya Ivan.

"Tidak Tuan. " jawab Christian.

"Baiklah, aku akan pulang. " ucap Ivan.

"Silahkan Tuan. "

Christian pun mengantarkan Ivan pulang, kemudian dia juga pulang kerumah nya.

*Bersambung

kasi boom like, bintang rate serta like untuk author nya biar semangat....

Terimakasih

**I LOVE U ALL***

Terpopuler

Comments

Hana Me

Hana Me

mampir lagi ❤❤
sukses upnya yaa 🌻🌻

2020-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!