20.

Tangan Kanan Tuan Manuela datang menemui Christian kembali, kali ini Tuan Manuela juga ikut datang menemui Christian.

Christian menatap tidak suka pada saat Tuan Manuela menyuruhnya masuk kedalam mobilnya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Christian dingin.

Tuan Manuela terkekeh. "Tenang nak, aku hanya ingin bertemu dengan mu."

"Jangan panggila aku dengan sebutan itu, sebab aku bukan anak mu." jawab Christian ketus.

Tuan Manuela kembali tertawa, ia seolah tidak peduli dengan sifat kasar Christian.

"Aku hanya ingin berbicara dengan mu dan bertemu dengan Ibu mu."

"Untuk apa? Ibu ku tidak mengenal mu, begitu pula aku."

Tuan Manuela kembali tertawa. "Chris... Chris, kau tidak bisa menghindar dari kenyataan, kau adalah cerminan dari diriku. Saat aku muda aku juga seperti mu begitu angkuh, sombong, dan berdarah dingin."

Christian terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa lagi. "Katakan apa yang kau inginkan? Aku tidak ada waktu untuk melayani mu."

"Aku sudah katakan, datang padaku. Ajak serta Ibu mu, dan tinggal di istana ku, kau adalah pewaris kerajaan bisnis ku." pujuk Tuan Manuela.

"Jangan mimpi." Christian berdiri dan beranjak dari duduknya.

Tuan Manuela tersenyum melihat sikap keras kepala Christian. "Chris, aku punya sesuatu untuk mu. Dan kau pasti tertarik untuk melihatnya." Tangan kanannya memberikan sesuatu pada Tuannya.

Tuan Manuela memutar video dan menunjukkan nya kepada Christian. Dalam video tersebut tampak Keyzia yang sedang berbicara pada seseorang.

Wajah Christian mengeras, dan tangannya terkepal.

"Jika kau dan anak buahmu berani menyentuhnya, aku pastikan kalian semua tidak akan bisa melihat matahari pada esok hari." Christian mulai tidak bisa menahan amarahnya.

Tuan Manuela tertawa lepas mendengar ucapan Christian. "Aku hanya ingin kau bergabung bersama ku, dan membantu menjalankan bisnis ku. Dan tentu saja kau harus membawa serta Ibu mu." ucap Tuan Manuela penuh penekanan.

"Berhenti jadi asisten Christian, kau adalah pewaris tunggal keluarga Manuela. Tempat mu bukan dibawah atau disamping. Tapi diatas." raut wajah Tuan Manuela berubah menjadi keras.

Christian terdiam dan nampak berpikir.

"Aku memberimu waktu tiga hari dari sekarang, pikirkan baik-baik tawaranku. Jika pada sampai waktu yang aku tentukan kau tidak membuat keputusan, maka jangan salahkan aku mengambil tindakan." ancam Tuan Manuela.

Christian pun pergi dari hadapan Tuan Manuela.

"Apa anda yakin dengan keputusan anda Tuan?" tanya asisten nya.

"Kau meragukan aku?" Tuan Manuela menatap tajam asisten nya.

"Tidak Tuan, cuma...."

"Tidak ada cuma!" ucapan Tuan Manuela meninggi. "Aku yakin dia pasti akan datang padaku tepat di penghujung waktu yang aku berikan, dia adalah putra ku. Aku tau dan kenal semua sifatnya, sebab anak adalah cerminan orang tua." Tuan Manuela memerintahkan supirnya untuk pergi dari tempat itu.

*****

Setelah satu minggu masa ujian, kini Keyzia menanti waktu penerimaan raport.

"Keyzia...... kita udah kelas XII." teriak Monica girang.

"Iya Mon, gue gak percaya ini semua sebelum gue melihat kertas ini." ucap Keyzia memeluk Monica.

"Key, kita ke kantin. Kita harus merayakan ini, dan kali ini gue yang traktir." ujar Monica menggaet tangan sahabatnya berjalan menuju kantin.

Dimas berjalan mendekati meja Monica dan Keyzia, kedua gadis itu masih asyik dengan obrolannya.

"Hai, boleh aku duduk disini?" tanya Dimas sopan.

Keyzia dan Monica saling pandang, kemudian mengitari sekeliling. Memang tidak ada lagi meja yang kosong, Monica menatap mata Keyzia, dan Keyzia hanya menjawab dengan mengangkat bahunya.

"Duduk Kak." Monica mempersilahkan Dimas duduk. Dimas pun duduk tepat dihadapan Keyzia dan memperhatikannya, tapi gadis itu masih tidak menghiraukan keberadaan Dimas disana.

"Kok masih disini Kak, bukannya udah selesai ya?" Monica memecah kebisuan antara mereka.

"Aku tadi ada urusan di administrasi, tapi udah selesai kok." jawab Dimas yang masih saja menatap Keyzia.

"Setelah ini lanjut kemana Kak?" tanya Monica.

"Masih belum tau Mon, belum punya tujuan. Tapi Mama pengen nya aku lanjut ke Kanada." jawab Dimas.

"Waaah..... kemaren Keyzia juga ada daftar kesana." ucap Monica polos.

"Benarkah?" tanya Dimas pada Keyzia.

Keyzia terpaksa menjawab pertanyaan dari Dimas. "Iya Kak, tapi masih belum pasti. Bisa jadi aku lanjut ditempat lain." jawab Keyzia.

Dimas menganggukan kepalanya dan tersenyum. Dimas kini mulai terbiasa dengan sikap cuek dan dingin Keyzia, ia tahu Keyzia keras kepala dan berpendirian kuat.

Monica menatap wajah Dimas, ada rasa kasihan dihati Monica saat melihat Dimas di acuhkan Keyzia. Monica ingin membantu, tapi Keyzia sudah tidak bisa lagi beralih ke lain hati. Hanya ada Christian di dalam hati Keyzia.

"Aku udah selesai, aku duluan ya. Dan selamat atas kenaikan kelas untuk kalian, dan sampai ketemu di lain hari." tutur Dimas pergi dari hadapan Keyzia dan Monica.

Keyzia tersenyum tanpa membalas ucapan Dimas.

"Key, kok Kak Dimas aneh ya?" ucap Monica.

"Aneh gimana?"

"Liat aja tadi, seharusnya kan dia bilang sampai jumpa. Ini kok sampai ketemu di lain hari, apa dia masih ingin kalian bertemu Key?"

"Udah ah, jangan dipikirin. Kita balik ke kamar yuk!" aja Keyzia menarik tangan Monica keluar dari kantin.

******

Christian belum juga memberi jawaban pada Tuan Manuela, hingga di hari berikutnya Christian memberanikan diri pergi menemui Ivan.

Christian pergi menemui Ivan di kediamannya, pelayan segera memberitahu Tuannya.

Ivan turun menemui Christian.

"Ada apa Chris? tidak biasanya kamu datang malam-malam begini?" tanya Ivan heran.

"Ada hal penting yang ingin saya bicarakan Tuan." ucap Christian sopan.

Ivan mengangguk dan mengajaknya keruang kerjanya. "Ikut aku." perintah Ivan.

Mereka pun masuk ke ruang kerja, Ivan duduk di sofa sedangkan Christian masih berdiri.

"Duduklah Chris." pinta Ivan.

Christian segera duduk dihadapan Ivan.

"Ada hal penting apa Chris, hingga kamu malam-malam begini datang menemuiku. Biasanya kamu akan menunggu besok, dan juga kamu biasanya tidak mau menganggu ku dirumah." tutur Ivan.

Christian terdiam, ia tidak tahu harus dari mana memulai pembicaraan ini. Lama Christian terdiam, lidah Christian seakan kelu tidak bisa bicara sepatah kata pun. Ia seakan bisu, suaranya terhenti tenggorokannya bila ingin mulai bicara.

"Chris." Ivan menyadarkan lamunan Christian.

"Tuan..... saya....." Christian memejamkan matanya, seolah tidak mampu untuk bicara.

Ivan menatap wajah kaku Christian. Ivan berdiri dan duduk disamping Christian, Ivan memegang pundak Christian.

"Chris, apa ini mengenai tentang Tuan Manuela?" tebak Ivan.

Christian menatap Ivan dengan terkejut, ia tidak menyangka jika Ivan akan langsung menebaknya.

"Chris, apa yang dia katakan padamu?" tanya Ivan lagi.

"Dia.... meminta ku untuk ikut bersamanya." jawaban itu lolos dari bibir Christian.

Ivan benar-benar terkejut, ia tidak menyangka tebakannya benar. Tapi ia berusaha untuk tenang agar Christian tidak ragu untuk bercerita lebih banyak lagi.

"Jadi apa keputusan mu?" tanya Ivan tenang.

"Aku bingung, aku tak tau apa yang harus aku lakukan." jawab Christian bingung.

"Apa dia mengatakan sesuatu lagi?" tanya Ivan.

"Dia ingin aku dan Mama ikut bersama nya." jawab Christian.

"Jika kamu tidak menolak?"

"Dia akan mengganggu kehidupanmu dan keluarga mu, serta ia juga akan membuat perusahaan mu bangkrut." Christian kembali terdiam, ia memejamkan matanya mencoba melanjutkan ucapannya. "Ia juga mengancam akan menculik Keyzia."

Duuaaarrr.....

Bagai mendengar suara petir, Ivan langsung mengeraskan rahangnya saat mendengar nama adiknya.

"Katakan pada ku Van, apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mau sesuatu terjadi menimpa keluarga kalian, kalianlah satu-satunya keluarga yang aku miliki. Aku tidak akan rela jika mereka sampai membuat kalian menjadi korban. Dan Keyzia, aku tidak mau sampai terjadi sesuatu padanya, aku menyayanginya Van, dan kau tau itu." Christian tampak tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya.

Ivan terdiam.

"Apa yang harus aku lakukan Van? Satu sisi aku tidak ingin sampai kalian ikut terlibat dalam masalah keluargaku, tapi disisi lain aku....." Christian kembali tidak bisa melanjutkan ucapannya.

"Chris, apa kau sungguh-sungguh menyayangi Keyzia?" tanya Ivan tiba-tiba.

"Aku bersumpah, aku sangat menyayangi Keyzia Van.

"Kalau begitu kau ikuti Tuan Manuela, bagaimana pun juga dia adalah Ayah mu, dan kau tidak bisa memungkiri kenyataan." Ivan menatap Christian dalam.

"Tidak Van, aku tidak akn pernah berada disampingnya."

"Chris, dengarkan penjelasan ku. Kau akan ikut bersama nya, kelolah bisnisnya dengan ilmu yang kau kuasai. Buat dia bangga padamu dan tergantung padamu." Ivan menggantung ucapannya.

Christian menoleh kearah Ivan. Sedangkan Ivan menganggukan kepalanya dan tersenyum.

"Tapi bagaimana dengan Keyzia dan Mama?" Christian kembali dilema.

"Biar itu aku yang akan menanganinya, percayalah padaku Chris." Ivan menepuk pundak sahabatnya.

Christian menatap wajah Ivan.

"Kau yakin?" tanya Christian.

Ivan mengangguk dan tersenyum.

*Bersambung

terimakasih atas dukungan dan supportnya, terus tinggalin jejak komen di kolom komentar disetiap chapter nya, Vote, boom like, dan rate bintang lima.

**I LOVE U ALL***

Terpopuler

Comments

ᴱᴸ ᶫᵒᵛᵉ Ƴᴏ͠υ

ᴱᴸ ᶫᵒᵛᵉ Ƴᴏ͠υ

bijak sekali ivan..

2020-09-18

0

mahira

mahira

semakin menarik thor

2020-08-09

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

lanjut thor

2020-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!