"Sepertinya dia akan pulang dalam waktu dekat," jawab Keinya. "jam berapa pesawat kita besok?" tanya Keinya pada Bram.
"Aku mengambil penerbangan pagi, setelah ini apa kau ingin berlibur kembali?"
Keinya langsung mengangkat wajahnya dan menyetarakan dengan wajah suaminya.
"Apa gunanya berlibur jika akhirnya kau hanya mengurungku dikamar, bahkan selama seminggu disini kita hanya keluar beberapa kali," keluh Keinya sambil mengusap dada suaminya.
Bram hanya tersenyum kikuk mendengar keluhan istrinya, "Bagaimana kalau kita umroh kembali bersama anak-anak?"
"Aku rasa itu lebih baik, bulan depan setelah kita memberangkatkan pekerja untuk umroh dan setelah mereka pulang kembali, kita berangkat."
••••••••••••••
Setelah puas saling melempar bantal dan mengejek satu sama lain, Vania dan Tania terdiam. Lalu mereka merasakan lapar.
"Vania, bagaimana kalau kita memesan pizza?" ucap Tania.
"Aku juga ingin, tapi kaka sedang ada dirumah, jika papih tau kita memakan pizza lagi, uang jajan kita bulan depan bisa dipotong, uang ku bulan ini juga sudah menipis, jika kita meminta pada momma dan juga poppa uang jajan kita akan dipotong dua kali lipat," jawab Tania tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
Walau mereka anak dari seorang miliarder, Keinya dan Bram tak memberi hak mereka untui berfoya-foya. Mereka memberi jatah bulanan pada Tania dan Vania. Itu juga berlaku pada Lila, dulu sebelum Lila ber'usia 17 tahun, Keinya dan Bram menjatah uang jajan untuk Lila dan setelah Lila masuk kuliah barulah Lila mendapat hak untuk membeli apapun yang dia mau serta mendapatkan Blackcard dan tentunya uang yang mengalir ke rekeningnya juga sangat besar.
Tania memutar otaknya, Aysel memang sudah memasak makanan yang mengunggah selera, tapi Tania dan Vania tak ingin memakan makanan yang telah mereka makan. Lalu Tania keluar dari kamarnya dan mencari Aska.
"Poppa!" panggil Tania pada Aska yang sedang berada diruang olahraga.
Aska langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang memegang barbel. "Ada apa, kenapa kau mencari poppa?" Tanya Aska sambil mengelap keringatnya.
"Poppa, aku lapar, aku ingin memakan pizza," rengek Tania.
Aska mendekat mengelus rambut cucunya. "Poppa tidak berjualan pizza Tania," balas Aska sambil tergelak.
Tania mencebik mendengar jawaban Aska. "Bukan itu maksud ku, aku dan Vania ingin membeli Pizza, tapi uang ku tinggal sedikit lagi, bisakah poppa memesankannya untuk kami?"
"Selama mamih papihmu pergi kalian selalu makan makanan yang tidak sehat." balas Aska. Tapi tak urung dia mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan dari dompetnya.
Tania tentu tersenyum penuh kemenangan, ya urusan dengan poppanya memang lebih mudah dari pada berurusan dengan mommanya. Baru saja dia akan menerima uang dari Aska, Lila masuk keruang olahraga.
"Tania, apa kau meminta uang lagi pada poppa?" tanya Lila sambil meletakan handuk kecil.
Tania gugup. Tapi tentu saja dia tidak kehilangan akal.
"Ka, ijinkan sekali ini saja aku memakan pizza ... Sekali sajaaaaaa!" pinta Tania dengan menampilkan muka memelas.
"Baiklah, ini terakhir kalinya."
Tania langsung menyambar uang yang ditangan Aska. dan keluar dari ruangan dengan berlari.
"Lila, bukankah poppa sudah bilang untuk tidak ber'olahraga dulu, kau masih dalam masa pemulihan."
"Poppa, sudah kubilang aku baik-baik saja, berhenti membahasnya. Sebentar lagi Raffael akan pulang, jika poppa terus membahasnya semua bisa mengetahuinya."
"Sekarang kembali kebawah makan malam dan istirahat, poppa tak mau menerima bantahan."
Lila menghela napas kasar, padahal dia ingin sekali ber olahraga. "Baiklah, poppa."
Aska mengelus rambut Lila "Kau tau kan poppa menyayangimu," ucap Aska yang melihat Lila cemberut. Sejak kejadian setahun lalu, Aska lebih proterktiv pada Lila, dia tak ingin cucunya harus merasakan kesakitan seperti apa yang dia alami dulu.
••••••••••
Flashback satu tahun lalu.
saat Itu Raffael lemah tak berdaya, ketakutan Aska dan Aysel menjadi kenyataan. Tak ada yang tau kondisi Raffael, hingga kabar baik yang Aska dan Aysel tunggu-tunggu datang. Tapi betapa kaget nya Aska saat Aska tau siapa yang menolong Raffael.
Sejak usia Raffa berusia 25 Tahun, Raffa mengalami masalah dengan ginjalnya. Ya mungkin itu faktor genetik. Awalnya dia hanya melakukan pengobatan rutin, namun semakin lama ginjalnya malah semakin parah. Dan terpaksa Raffael harus mendapatkan ginjal baru. Tak ada sama sekali yang tau tentang kondisi Raffel selaim Aska dan Aysel. Aska sudah mencari donor ginjal yang cocok untuk Raffael, namun sayang sangat sulit mendapatkan ginjal dalam waktu singkat.
Sampai suatu hari Aska mendapat kabar bahwa ada yang mendonorkan ginjalnya untuk Raffael. Tentu Aska dan Aysel sangat bahagia. Namun detik-detik Raffael akan dioprasi, tiba-tiba Aska merasa penasaran dengan siapa yang mendonorkan ginjalnya untuk Raffael. Karna orang tersebut menolak imbalan dan meminta Dokter untuk merahasiakan identitasnya.
Aska sudah mendesak Dokter untuk memberi tau siapa orang yang akan mendonorkan ginjalnya untuk Raffael. Namun dengan alasan kode etik, Dokter tetap kekeh merasahasiakannya.
Dengan segala koneksi yang Aska miliki, Aska langsung bisa mengetahui siapa yang mendonorkan ginjalnya untuk putranya.
Mata Aska terbelalak saat melihat cucunya terbaring diranjang rumah sakit setelah menyelesaikan pemeriksaan sebelum operasi.
"Lila!" panggil Aska dengan terkjut.
"Po-poppa," balas Lila terbata-bata. Lalu lila mengganti posisinya menjadi duduk.
Aska menghampiri Lila dan duduk diranjang pasien sebelah Lila, "Lila, katakan pada poppa bukan kau yang mendonorkan ginjal untuk Raffael." Aska masih tidak percaya bahwa ternyata cucunyalah yang mendonorkan ginjal untuk putranya.
"Po-popa." Lila menunduk tak berani untuk menatap Aska.
"Lila, poppa tak akan menginjinkanmu mendonorkan ginjalmu, sekarang ganti bajumu dan pulang kerumah, poppa akan memanggil Dokter untuk membatalkan transplantasi ginjal untuk Raffa," ucap Aska. Kemudian dia bangkit dari duduknya dan berniat berbicara pada Dokter.
Setelah dia bangkit, Lila memegang tangan Aska. "Popa, ku mohon, biarkan aku menolong Raffa." Mata Lila berkaca-kaca dia menahan tangisnya agar tidak pecah.
Aska kembali duduk. "Lila, dengar poppa, kau cucu poppa, kau sama berartinya seperti Raffael, poppa tak akan mengijinkanmu mengorbankan dirimu."
Mendengar ucapan Aska, Lila tak kuasa menahan tangisnya. Dia sendiri takut dan ragu, tapi satu alasan yang membuat Lila membulatkan tekadnya. Lila berusaha tenang sebelum menjawab ucapan Aska.
"Popa, ku mohon, kondisi Raffael sudah parah, kita tak bisa mengulur waktu lagi, ijin kan aku menolong Raffa dan poppa bisa mencari donor ginjal untuk ku nanti."
Aska kekeh menolak keinginan Lila, namun Lila terus meyakinkan Aska hingg akhirnya Aska mengijinkan Lila mendonorkan ginjalnya untuk Raffael.
Aska memeluk Lila, Dan Lila menumpahkan tangisnya di pelukan Aska.
Saat akan melakukan transplantasi ginjal, Lila ber' alasan ingin berlibur bersama teman-teman kuliahnya.
Dan saat sehari Lila pergi dari rumah,
Lila membeli sim card baru, dia langsung menghubungi Keinya dan berbohong pada Keinya jika ponselnya hilang dan dia bilang jika nomer yang dipakai untuk menelpon Keinya adalah nomer temannya, dia melakukan itu agar mamih dan papihnya tidak curiga bahwa Lila tengah berbohong tentang kepergiannya.
Dan setelah operasi selesai, Aska langsung bergerak cepat menyuruh orang-orangnya mencari ginjal untuk Lila. Dan empat bulan kemudian barulah Aska mendapat kabar bahwa telah mendapat ginjal yang cocok untuk Lila.
Dan lagi-lagi Lila berbohong pada mamih dan papihnya. Saat Lila akan melakukan transplantasi dia kembali ber'alasan untuk liburan, dan saat Keinya mengirimnya pesan Aska lah yang membalas pesan Keinya hingga Keinya dan Bram tak curiga sedikit pun.
Flashback off.
•••••••••
Hari ini semua Dokter yang berpapasan dengan Lila menyapa Lila dengan ramah membuat Lila heran ada apa dengan para sikap para Dokter yang tiba-tiba ramah kepadanya. Saat dia akan berjalan keruangannya, Lila berjalan menunduk hingga dia menabrak dada seorang lelaki. Ketika Lila akan berjalan ke arah kiri lelaki itu menghalangi jalannya dan saat Lila akan berjalan ke arah kanan lelaki itu kembali menghalangi jalan Lila. Dan saat Lila menganggat kepalanya matanya terbelalak saat melihat lelaki didepannya.
"Kau ..."
Beberapa episode bawang bertebaran diman mana 😂😂 siapkan hati kalian guys 😁😁
boleh dong ya aku minta votenya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Triana Mustafa
semua novel kakak... penyakitnya gagal ginjal semua 🤔
2024-01-22
0
wahhhh,, pantesan popa sama moma syg banget sama lila.. malah terkesan oper protektif ke lila.. ternyata lila penolong nya raffa😍
2023-08-28
0
Just Reader ^-^
pengen jadi karyawannya keinya
2023-07-06
0