Tania terus berlari disusul Vania dibelakangnya. Dan Brukhh, Tania menubruk tubuh papihnya.
"Papih, tahan dia jangan biarkan dia kabur!" teriak Vania dari jauh.
Tania melihat kearah papihnya. "Papih, aku tak melakukan apapun," ucap Tania membela diri sendiri.
Vania dengan berlari menghampiri Tania. "Kau, beraninya kau membohongiku!" teriak Vania sambil menjambak rambut adiknya.
"A-a-a." Tania meringis ketika Vania menjambak rambutnya.
Bram, mengurut keningnya saat melihat dua putri kembarnya bertengkar didepan matanya. "Vania, Tania!" ucap Bram dengan nada tegas.
Seketika Tania dan Vania terdiam, selama mereka ini mereka hanya beberpa kali mendengar Bram dengan tegas, karna Bram adalah tipe ayah yang hangat, dan jika Bram sedang pusing atau lelah, barulah Bram berucap dengan nada tegas.
Seketika Vania dan Tania saling pandang dengan aura permusuhan.
"Tania, apa yang kau lakukan pada kaka mu?" tanya Bram menyelidik.
Tania gugup, tapi dia mencoba untuk tenang. "Aku, tak melakukan apa-apa papih," jawab Tania santai. Kemudian dia melihat Vania yang juga sedang melihatnya dengan tatapan sengit.
"Papih, aku bertanya tentang kondisi kaka yang sebenarnya karna seharian ini dia bersikap sangat aneh, dan dia memalakku dua juta, tapi dia kabur," ucap Vania dengan tatapan seolah dia adalah korban.
"Tania, apa yang diucapkan kaka mu benar?"
Tania, menunduk. "Maafkan aku papih."
"Minta maaf kepada kaka mu, dan kembalikan uangnya!" titah Bram. "Dan Tania, papih juga ingin berbicara dengan mu, ikuti papih!" Bram berjalan mendahului Vania dan Tania.
"Kembalika uang ku!" titah Vania dengan ketus.
"Kau tau, mamih selalu bilang jangan pernah meminta apa yang pernah kita berikan, karna itu tidak baik dan jika kau meminta uang mu lagi kau bukan manusia baik Vania," jawab Tania dengan santainya.
Vania benar-benar tak mengerti bagaimana menghadapi adiknya satu ide tercetus dikepalanya. "Pa ..." baru saja Vania akan teriak memanggil papihnya, Tania sudah mengeluarkan uang dari saku jaketnya dan memberikannya pada Vania. "Dasar manusia tidak berguna," desis Tania pada kakanya, kemudian dia pergi meninggalkan Vania untuk menghampiri Bram yang sudah menunggunya diruang kerja.
"Papih, ada apa?" tanya Tania saat masuk keruang kerja Bram.
"Duduklah!"
Tania sedikit was-was ketika Bram memanggilnya, dia pun duduk disofa tepat didepan Bram.
Bram menghela napas sejenak sebelum bertanya pada putrinya. "Tania, apa yang terjadi pada kaka mu?" tanya Bram menyelidik.
Tania langsung gugup mendengar pertanyaan papihnya, tapi dia berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Papih, sungguh aku tidak tau, kaka sudah dalam kondisi tak sadarkan diri saat aku terbangun."
Tapi Bram tak percaya begitu saja pada Tania. "Katakan pada papih semuanya, dan papih akan berikan uang berapapun yang kau minta!" tawar Bram, dia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi pada Lila, dan hanya Tania yang terkahir bersama Lila.
Seketika Tania menunduk. "Papih, apa aku terlihat seperti sedang membohongi papih?" lirih Tania sambil menunduk. Dia sedang beruasa mengeluarkan air mata buayanya.
"air mata ayolah keluar," ucap Tania dalam hatinya.
Inilah kelemahan Bram, dia tak bisa melihat para putrinya menangis, dan ketika melihat Tania menunduk, dia berpindah duduk disebelah Tania, dan membawa Tania kepelukannya. "Maafkan, papih," ucap Bram.
"Maafkan aku papih, Aku pun menderita menyimpan semua ini bersama kaka, tapi aku benar-benar tak bisa memberitau papih, karna ancaman lelaki biadab itu," ucap Tania dalam hati.
Tania yang tadinya hanya berpura-pura menangis, seketika teringat bagaimana keadaan kakanya malam itu, dan terisak sungguhan dipelukan Bram.
Sementara Raffael.
Setelah berpamitan pada mommy dan daddynya saat malam hari dan beralasan karna penerbangannya dini hari, Raffael bukannya kebandara, dia menginap di Hotel, karna nyatanya penerbangannya adalah sore hari.
Saat masuk kedalam kamar hotel, Raffael terududuk lemas disisi ranjang, jauh didalam hatinya dia menyesal atas apa yang dilakukan pada wanita yang paling dicintainya.
Dia mengingat-ngingat bagaimana kasarnya dia ketika memperlakukan Lila, bahkan saat Lila meronta-ronta, Raffael yang sudah dikuasi nafsu hampir saja menampar pipi Lila. Saat itu tubuh Lila bergetar hebat, tapi karna Raffael sudah dikuasi nafsu dan amarah dia kembali meneruskan hal bejadnya. Bahkan saat dia selesai, dia dengan tega mengancam Lila dengan ancaman yang membuat Lila tidak bisa berkutik.
"Maafkan aku Lila," lirih Raffael seraya terisak. Kemudian dia memutuskan untuk kekamar mandi dan kemudian tertidur.
Saat siang hari dia terbangun, dia mengecek ponselnya, betapa kagetnya dia saat melihat status Whatsaap Vania, yang memasang foto Lila sedang terbaring diranjang rumah sakit.
Tanpa pikir panjang, Raffael langsung berlari kekamar mandi untuk membersihkan dirinya dan dengan cepat dia pergi kerumah sakit. Dia sempat bingung mencari tempat dimana Lila dirawat, namun dia berpikir bahwa Lila dibawa kerumah sakit terdekat dari kediaman mereka.
Dan benar saja, sebelum Raffael, menanyakan pada recepsionis, mata Raffael menangkap jika Aska dan Aysel baru saja akan meninggalkan rumah sakit.
Raffael memakai pakaian serba hitam, dan tak lupa dia memakai topi dan masker, hingga tak ada yang mengenalinya walau dia duduk dikursi tunggu dekat ruangan Lila.
Dan saat perawat lelaki keluar dari ruangan Lila setelah mengantarkan makanan, Raffael mengikuti perawat tersebut.
(Aku ga tau ya perawat lelaki panggilannya apa, jadi jangan dibully ya😁)
"Ekhem." Raffael berdehem saat mengikuti perawat tersebut.
karna mereka dilorong rumah sakit yang sepi, perawat tersebut pun menoleh kebelakang.
"Apa ada yang saya bisa bantu pak?" tanya perawat itu.
"Bolehkah, kita berbicara empat mata ditempat yang sepi!" ajak Raffael.
Perawat itu sedikit berpikir, tapi tak urung dia meng'iakan ajakan Raffael, "Mari kita berbicara ditangga darurat."
Mereka pun berjalan kearah tangga darurat.
"Kalau boleh saya tau, kapan anda kembali mengantarkan makanan untuk ruangan yang barusan anda masuki?" tanya Raffael.
"Tadi ibu dari pasien meminta saya mengantarkan makanan pukul enam, apa ada yang bisa saya bantu?"
Raffael mengeluarkan dompet dari sakunya, dia mengambil semua uang didompetnya dan menyodorkannya kedepan perawat.
Mata perawat itu terbelalak ketika melihat pria dihadapannya menyodorkan uang yang sangat banyak. "A-a apa maksud anda memberi uang sebanyak itu?" tanya perawat itu dengan terbata-bata.
"Pinjamkan aku seragammu, dan biarkan aku yang mengantar makanan untuk pasien itu nanti."
"Maaf pak, saya tidak bisa, saya bisa terkena masalah bila ketahuan." tolak perawat itu dengan halus.
Tapi Raffael tak kehilangan akal, dia membuka dompetnya kembali dan mengeluarkan ktp serta kartu namanya.
"Kau tau Abraham grup bukan, aku adalah Ceo disana, dan jika kau tertangkap aku yang akan maju."
Perawat ...
guys minta vote boleh, kalau rank Lila naik aku akan up extra part uncle Bram ya 🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Ismu Srifah
aaa...... taniah kau meniruku wkwkkwkkwk
2023-07-27
0
Hana Moe
q bersyykur setidaknya lila tidak menyimpanya seorang diri
2021-12-15
0
Naya Kunaya
the power off duit sai ,andai aku orang kaya dan berkuasa 😭😭😭😭
2021-11-28
0