Mendengar ucapan pria didepannya yang tak lain adalah Raffael, perawat yang berdiri didepan Raffael, pun terbelalak saat tau siapa lelaki yang ada didepannya.
"Jadi bagaimana?" tanya Raffael menyadarkan perawat itu dari lamunannya.
"Pak, maaf sebelumnya, apa motif anda ingin mengantikan saya nanti?" tanya perawat itu memastikan jika Raffael takan berbuat macam-macam.
Raffael mengelurkan ponsel dari saku celananya, dia mengutak-ngatik ponselnya, dan memperlihatkan ponselnya pada perawat yang tengah berdiri didepannya. "Ini foto resmi dari website Abrham grup, dan kau bisa lihat ini, pasien itu ada difoto ini, dan dia adalah keponakanku, hanya saja kami sedang berselisih paham, jadi bisakah kau membantuku?" ucap Raffael, dia benar-benar ingin sekali melihat wanita yang dicintainya, hingga dia harus berusaha lebih keras membujuk perawat tersebut.
Perawat tersebut menghela napas sejenak sebelum menjawab ucapan Raffael. "Baiklah pak, hanya saja jika saya terkena masalah, anda harus menjelaskan kepada pihak rumah sakit," balas si prawat itu.
Raffael langsung bernapas lega, dia rela membatalkan penerbangannya sore ini, setidaknya sebelum dia pergi ke Rusia, dia ingin sekali melihat Lila, karna dia berencana untuk berada di Rusia lebih lama, karna dia tak akan sanggup jika bertemu Lila setelah apa yang dia perbuat pada wanita yang paling dicintainya.
•••
"Vania, Tania, papih akan kembali kerumah sakit, kalian menginap dirumah moma," ucap Bram saat pada kedua putrinya yanh sedang menonton televisi.
"Papih, bolehkah aku ikut?" tanya Tania, dia benar-benar ingin melihat kembali keadaan kakanya.
"Tidak, kalian tetap dirumah moma," jawan Bram tegas.
"Baiklah," jawab Tania lesu.
"Kalau begitu papih berangkat sekarang, jangan lupa untuk sholat magrib."
"Ya, papih." jawab Tania dan Vania berbarengan.
"Tania, kau tau sejak dari kandungan mamih kita sudah bersama," ucap Vania saat Bram sudah meninggalkan mereka untuk pergi kerumah sakit.
Tania yang sedang memegang gelas berisi jus langsung menaruh jus yang dia pengang kemudian dia melihat kakanya. "Apa maksudmu?" tanya Tania mengernyit heran.
"Kau bisa membohongi papih atau mamih, tapi kau tidak bisa membohongiku."
"Bisakah kau jangan berbelit-belita, apa maksudmu?" tanya Tania yang masih heran dengan pertanyaan kakanya.
"Kau pasti tau apa yang terjadi pada kaka dirumah ini, hingga kaka tak mau lagi tinggal disini," ucap Vania dengan tatapan menyelidik pada adiknya.
Tania berbalik melihat, kakanya. "Vania, kau terus menuduhku, apa kau punya bukti?" tanya Tania sambil berusaha menenangkan dirinya.
"Aku memang tidak mempunyai bukti, tapi bukankah aneh jika data cctv hilang hanya dihari sebelum kaka tak sadarkan diri?" tanya Vania. Saat Tania dan mengikuti Bram keruang kerja Bram. Vania yang tak percaya dengan ucapan adiknya diam-diam memeriksa rekaman cctv, tapi dia mengernyit heran saat tak ada rekaman cctv sebelum kakanya tak sadarkan diri, dan hanya rekaman hari itu yang terhapus.
Kerongkongan Tania serasa tercekat mendengar ucapan Kakanya, karna setelah keluar dari kamar tempat Raffael melakukan hal kejinya. Lila dan Vania menghapus semua rekaman ditanggal saat Raffael melakukan hal biadabnya.
"Vania, berhentilah berburuk sangka padaku, aku sungguh tak tau apa-apa," jawab Tania, "Aku bosan berdebat denganmu, aku akan pergi kerumah moma duluan." Tania pun pergi meninggalkan Vania karna takut Vania terus bertanya padanya.
•••
"Lila, apa kau butuh sesuatu?" tanya Keinya yang sedang duduk dikursi samping ranjang Lila.
Lila menggeleng. "Aku tak ingin apa-apa mamih."
"Sebentar lagi adzan maghrib, apa mamih boleh keluar sebentar untuk ke mushola?"
Saat mendengar ucapan Keinya, Lila langsung memegan erat tangan mamihnya.
"Mamih, aku takut, jangan tinggalkan aku," pinta Lila.
"Baiklah, mamih akan keluar sebentar untuk menyuruh seseorang membersihkan lantai dan akan sholat disini." Keinya pun bangkit dari duduknya.
"Mamih, jangan pergi terlalu lama!" pinta Lila.
Keinya pun tersenyum dan menangguk.
Setelah Keinya keluar, Raffael yang sudah berganti pakaian dan memakai masker, menunggu moment yang tepat, langsung melangkahkan kakinya untuk keruangan Lila membawa nampan yang berisi makanan, dia sengaja bersiap lebih awal agar bisa masuk saat Lila sedang sendiri.
Dia melangkahkan kakinya dan perlahan masuk keruangan Lila.
Lila yang sedang memejamkan matanya, langsung membuka matanya karna melihat siapa yang datang, dia berpikir itu adalah mamihnya yang sudah kembali, saat melihat siapa yang datang tubuh Lila bergetar hebat dan saa Raffael mendekat, Lila ...
guys siapkan tawa kalian untuk menertawakan kebodohan si Raffael sebentar lagi.😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Yuliarti
siiiap thor . semoga rafael tdk menambah beban mental lila tambah shock
2021-11-07
0
Saiful Abdullah
kira" Rafael bakalan tanggung jawab gak yaaaa
2021-03-14
1
Fatonah
haisss krg krjaan tuh Rafael, mau mnta maap ya... sorry men ga ada kta maap you now
2021-02-03
1