Lila bisa mendengar semua, namun dia tak bisa membuka matanya.
"Mamih, papih, terimakasih selama ini telah merawatku, aku selalu berharap bahwa aku adalah anak kandung kalian seperti Tania dan Vania agar aku bisa lepas dari ketakutanku. tapi aku sungguh beruntung bisa merasakan kasih sayang dari kalian.Maafkan aku mamih aku sungguh lelah dengan hidupku," ucap Lila dalam hati saat mendengar ucapan Keinya.
"Bell, kenapa Lila bisa jadi gini? bukannya kemaren anak gue baik-baik aja?" tanya Bram saat Dokter sudah meninggalkan mereka.
sedangkan Aska pergi mengikuti Dokter untuk berbicara ber dua bersama Dokter untuk meminta Dokter mengetes kondisi ginjal Lila tanpa sepengethuan siapa pun.
"Gue gak tau Bram, Lila sama Vania ga jadi nginep dirumah. Tania tadi subuh datang kerumah ngasih tau keadaan Lila."
Bram melihat kedalam ruang rawat inap Lila, dia melihat istrinya sedang mengajak Lila berbicara sambil terisak. Bram mengusap pundak Aysel yang sepertinya juga kacau karna melihat kondisi Lila. "Lu istirahat aja Bell, biar gue sama istri gue yang jagain Lila!" titah Bram, kemudian dia masuk menyusul istrinya kedalam ruang rawat Lila.
"Sayang!" panggil Bram pada Keinya yang sedang mengajak Lila berbicara.
Keinya langsung menoleh kebelakang, dan bangkit menghampiri suaminya. "Papih, aku tak sanggup melihat Lila seperti ini, ayo kita bawa Lila untuk berobat keluar Negri," ucap Keinya dengan terisak.
Bram menghela napas sejenak, dia pun hancur melihat kondisi putrinya yang terbaring lemah, tapi saat ini dia tak bisa menangis seperti istrinya karna jika dia ikut terbawa perasaan, takan ada jalan keluar untuk memulihkan kondisi Lila. Bram membawa Keinya kepelukannya. "Tenanglah, putri kita pasti akan baik-baik saja."
••••
Saat Bram dan Keinya sedang berpelukan, pintu terbuka dan ternyata Vania dan Tania lah yang datang.
Bram melepas pelukannya pada istrinya karna melihat kedua putrinya datang.
"Papih!" teriak Tania dari arah pintu, dia langsung berhambur memeluk Bram.
Bukan hanya Lila yang tertekan atas apa yang dilakukan Raffael, tapi Tania juga pasti sama tertekannya dengan Lila. Gadis yang berumur 14 tahun itu harus mengetahui kejahatan yang dilakukan oleh omnya tanpa bisa mengungkapkannya pada siapa-siapa karna ancaman Raffael benar-benar memaksa Lila dan Tania untuk menyimpan semuanya sendiri.
"Papih, hiks ... hiks ... " Tania terisak dipelukan Bram, membuat Vania mengernyit heran karna kelakuan Tania dari tadi sungguh aneh.
Bram mengelus rambut putrinya. "Kau pasti taukan apa yang terjadi pada kaka?" tanya Bram dengan sedikit melonggarkan pelukannya.
Tania menggelang, "Papih, semalam aku tidur dengan kaka, tapi ketika subuh, kaka sudah dalam kondisi seperti ini?" jawab Tania tanpa berani memandang papihnya, kemudian dia kembali mengeratkan pelukannya pada Bram.
•••
"Vania, kami akan sholat di mushola, kau jaga kaka dengan Tania oke!" titah Keinya.
"Mamih, biarkan aku menjaga kaka sendiri, biar Vania ikut sholat bersama mamih dan papih."
"Baiklah," jawab Vania.
Setelah Bram, Keinya dan Vania keluar dari ruang rawat Lila, Tania langsung duduk disebelah ranjang Lila.
Dia memegang tangan kakanya dan meletakannya dipipinya.
"Ka, kumohon bangun lah, jangan menyiksaku seperti ini, jangan membuatku tambay bersalah padamu, aku tak akan sanggup jika harus menyimpan ini sendiri," ucap Tania dengan terisak sembari memegang tangan Lila.
"*Tania ..."
"Tania ..."
"Tania ..."
"Ya, itu suara Tania, aku tak boleh membiarkannya menanggung ini sendiri, aku harus bangun," ucap Lila dalam hatinya*.
Dia bagai mendapat kekuatan untuk bangkit kembali karna mendengar ucapan Tania, Lila tak bisa egosi, karna dia sangat menyayangi kedua adiknya, dan tak mungkin membiarkan Tania menanggung ketakutan sendiri.
Tapi sayang, dia tak bisa membuka matanya, beberapa kali dia mencoba membuka matanya namun semua usahanya sia-sia.
"Ya allah, ijinkan aku membuka mataku. Biar aku sendiri yang menanggung semua ini," ucap Lila dalam hati.
Dan setelah beberapa kali dia mencoba membuka matanya, perlahan-lahan matanya terbuka. Lila ikut meneteskan air mata saat Tania menangis sambil menunduk dengan masih menggenggam tangannya.
"Tania!" panggil Lila lirih.
Tani langsung menangkat kepalanya, dia langsung menatap Lila yang sedang sedikit tersenyum padanya. "Kaka!" ucap Tania, kemudian dia bangkit dari duduknya dan memeluk Lila yang masih berbaring.
"Kaka, hiks ... hikss." Tania terisak ketika memeluk Lila. Lila pun juga ikut terisak.
"Maafkan kaka, hikss, maafkan kaka," ucap Lila.
Saat Lila berpelukan dengan Tania, pintu terbuka dan ternyata Bram lah yang masuk.
Bram terkejut melihat Lila sudah sadar, dia langsung menghampiri Lila. "Lila!" panggil Bram.
mendengar suara papihnya Tania langsung melepaskan pelukannya pada Lila.
Bram langsung duduk dikursi yang tadi diduduki Tania. "Lila!" lirih Bram dengan menahan air mata agar tidak jatuh.
"Papih!" panggil Lila, kemudian sekuat tenaga dia mencoba untuk bangkit dari tidurnya, saat ini dia ingin sekali memeluk papihnya.
Dan dia berhasil duduk dengan bantuan Bram, "Papih, bolehkan aku memelukmu?" tanya Lila.
Bram langsung bangkit, dan membawa kepala Lila keperutnya.
"Papih, hiks ... hikss, maafkan aku, maafkan aku papih," ucap Lila dengan terisak. Dia memeluk erat papihnya, saat pertama kali dia melihat Bram saat Bram berjalan kearahnya. Tiba-tiba ketakutannya bertambah, dia takut jika Raffael akan benar-benar melakukan ancamannya dan akan berimbas pada kedua orang tua angkatnya.
Bram mengelus rambut putrinya. "Tenanglah, ada papih disini." Bram menahan tangisnya supaya tidak pecah. Ayah mana yang tak meneteskan air mata saat melihat kondisi putrinya begitu kacau dan dia sendiri sebagai ayah tidak tau ada apa dengan putrinya.
Lila melepaskan pelukannya dan mengangkat kepalanya untuk melihat papihnya. "Papih, maafkan aku, maafkan aku." Lila kembali meminta maaf saat memandang wajah Bram. Dia benar-benar ketakutan jika mamih dan papihnya akan mendapat masalah jika Raffael benar-benar melakukan ancaman nya.
Apartemen Riana.
Riana tengah membanting semua barang-barang dikamarnya. Hari ini Raffael mengajaknya untuk memperkenalkannya pada Aska dan Aysel. Namun beberapa kali dia menghubungi Raffael, Raffael tidak bisa dihubungi, Riana melampiaskan kekesalannya dengan membanting semua barang-barang dikamarnya membuat anaknya sangat ketakutan melihat tingkah Riana.
"Raffael akan ku ..."
mewek aku pas ngetik Lila terus minta maaf 😭😭
apalagi pas nanti kehidupan Lila setelah pergi dari keluarganya😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Ralinka Ramadhania
jdi mndadak filk ni hidung ku
2022-05-12
0
Ralinka Ramadhania
crita nya pnuh dngn bawang. prih mta ku merah hidung ku thour
2022-05-12
0
Hana Moe
y alloh spoilernya kok sedih amat thor😭😭😭😭
2021-12-15
0