Setelah cukup lama memandang foto-foto dirinya dan Raffael, Lila memutuskan untuk kembali kekamarnya karna dia sudah mengantuk. Dan bertepatan dia masuk, Keinya pun masuk kedalam kamar Lila membawa segelas susu kesukaan Lila.
"Mamih, kenapa mamih repot-repot membuatkanku susu, aku bisa membuatnya sendiri atau bisa menyuruh bibi membuatnya," ucap Lila.
Keinya memberikan susunya kepada Lila dan langsung diminum oleh Lila. "Mana mungkin mamih repot, mamih tak mau putri-putri mamih diurus orang lain," jawab Keinya sambil membelai rambut Lila. "Kau sudah mengantuk?" Tanya Keinya.
Lila menangguk. "Ya, mamih, aku besok shift pagi."
"Tidurlah, besok mamih akan membuatkanmu sosis kesukaanmu."
"Terimakasih, mamih." Lila mencium pipi Keinya sebelum merebahkan dirinya diranjang.
Keinya pun keluar dari kamar Lila dan tak lupa mematikan lampu. Ya itulah Keinya. Dia tak pernah membiarkan ke 3 putrinya untuk diurus orang lain. Dari bangun tidur sampai mereka akan tidur kembali Keinya akan memastikan yang terbaik untuk ketiga putrinya.
•••
"Mereka akan membuang mu Lila."
"Mereka bukan keluargamu Lila."
"Mereka pasti akan melupakanmu."
"Mereka ..."
"Mereka ..."
"Mereka ..."
"Papihhhhhh!" teriak Lila, seketika dia bangun dari tidurnya ketika mimpi buruk itu datang lagi menghampiri tidur Lila.
Walau kejadian itu sudah 15 tahun berlalu, tapi tetap saja kata-kata Tia masih berbekas dihati Lila. Saat itu usia Lila masih 10 tahun. Namun dengan tega ibu kandungnya memberikan Luka yang sangat kejam pada gadis kecil tersebut.
Kata-kata Tia yang berkata bahwa Keinya dan Bram akan membuang Lila, masih jelas tertanam dihati dan otak Lila. Tanpa seorang pun tau selama 15 tahun ini Lila memendam semuanya sendirian. Bahkan saat usianya dua puluh lima tahun, Lila masih saja merasa ketakutan jika Bram dan Keinya akan membuangnya.
Selama ini Lila berusaha untuk bersikap baik dan berusaha menghindari masalah dimanapun dia berada, karna takut akan dibuang oleh Keinya dan Bram.
Luka yang dibuat oleh ibu kandungnya lah yang membuat hidup Lila selama 15 tahun dipenuhi ketakutan.
Santet Online kuy si Tya🤣🤣🤣
Lila masih ter engah-engah karna mimpi buruknya. Dia bangun dan menyenderkan punggungnya diranjang.
Dia mengambil Foto Bram dan Keinya yang ada diatas nakas. Foto itu diambil saat Bram dan Keinya menikah. Lila memeluk erat bingkai foto itu. "Mamih, papih, jangan tinggalkan aku." Lila terisak. Isakan itu terdengar sangat pilu karna berasal dari ketakutan yang selama ini dia pendam.
Dia pun memutuskan untuk kembali tidur dengan masih memeluk bingkah foto Keinya dan Bram.
•••••
"Vaniaaaa ayo bangunnnn!" teriak Tania didekat kuping Vania.
Vania langsung membuka matanya. Dia langsunv bangkit dan langsung memukul adiknya dengan bantal.
"Kau, sudah kubilang jangan membangunkan ku!" teriak Vania.
"Ini sudah subuh papih mengajak kita sholat berjamaah." Sahut Tania santai.
Darah Vania mendidih mendengar ucapan Tania. "Sudah kubilang, aku sedang berhalangan!" teriak Vania sambil memukul adiknya dengan bantal. Namun kali ini Tania berhasil melarikan diri dari Vania.
"Dasar manusia tidak berguna," ucap Tania sebelum keluar kamar Vania.
"Lihat saja jika uangmu habis dan kau meminta padaku akan kujadikan kau pembantuku," jawab Vania. Lalu dia kembali membaringkan tubuhnya dan kembali memakai selimutnya.
•••••
Setelah drama Keinya tak mengijinkan Lila bekerja karna melihat muka Lila yang pucat, dengan seribu alasan, Lila berhasil meyakinkan mamihnya bahwa dia baik-baik saja dan akhirnya Keinya pun mengijinkan Lila bekerja.
Saat jam makan siang, baru saja Lila akan turun untuk makan siang dikantin rumah sakit. Namun handphone nya berdering dan ternyata ada pesan dari Raffael yang mengajak Lila untuk makan siang bersama direstoran disebrang rumah sakit tempat Lila bekerja.
Dengan bersemangat Lila, melepas jas Dokternya dan langsung menuju restoran tempat Raffael menunggu. Tak butuh waktu lama akhirnya Lila pun sampai
Namun
Nyut
Nyut
Nyut
Lila melihat Raffael tidak sendiri. disebelah Raffael ada seorang wanita cantik dan seorang anak lelaki ber usia empat tahun, dan ini kali pertamanya Raffael membawa Riana kehadapan Lila.
Pemandangan yang sangat menyesakan bagi Lila. Dia berpikir Raffael akan mengajaknya makan siang ber'dua. Walaupun sudah pasti takan bisa mendapatkan cinta Raffael tapi menghabiskan waktu berdua dengan Raffael sebagai paman dan keponakan tentu sudah sangat cukup bagi Lila.
Tapi sekarang apa yang terjadi, dia malah melihat Raffael menyuapi anak Riana, dan terlihat sekalin bahwa mereka seperti keluarga yang sangat bahagia.
Lila tak sanggup melihat pemandangannya didepannya. Lila memutuskan untuk keluar dari restoran sebelum Raffael melihat kedatangannya. Namun sayang ketika dia akan berbalik Raffael memanggilnya.
"Lila!" teriak Raffael seraya melambaikan tangan.
Lila tersenyum, mau tak mau dia harus menghampiri Raffael dan kekasihnya.
"Maaf, Raff aku sedikit telat," ucap Lila yang langsung mendudukan dirinya dikursi depan Riana dan Raffael.
"Tak apa Lila ... Oh ia perkenalkan, ini Riana calon istri yang aku ceritakan padamu Lila," ucap Raffael. Hati Raffael hancur ketika melihat Lila yang sepertinya akan meneteskan air mata. "maafkan aku Lila, ini pasti yang terbaik untuk kita." ucap Raffael dalam hati.
Lila meng'ulurkan tangannya untuk berjabat tangan, "Hai, aku Lila," ucap Lila seraya tersenyum.
Rania membalas uluran tangan Lila, "Aku, Rania. Kau cantik sekali Lila," jawab Riana. "Perkenalkan ini anakku," ucap Rania lagi.
Lila pun hanya tersenyum, tentu apapun ekpresi Lila tak luput dari pengamatan Raffael. "Lila, kami sudah memesan tinggal kau yang belum memesa." Raffael memberikan buku menu pada Lila.
Karna sedang dalam kondisi tak menentu. Lila memesan menu makanannya secara asal.
"Bunda, aku ingin pipis," ucap Deri.
"Ran, kau antarkan saja Deri kekamar mandi!" titah Raffael.
"Baikalah, aku tak akan lama," jawab Rania. Kemudian dia bangkit dari duduknya dan mengajak Deri kekamar mandi.
"Bagaimana menurutmu Lila?" Tanya Raffael saat Riana sudah meniggalkan mereka.
"Apapun pilihanmu pasti itu yang terbaik." Lila memaksakan senyumnya. Tapi dimata Raffael senyum itu adalah senyum yang sangat ironi.
"Jangan bicara apa-apa pada daddy dan mommy, aku belum siap untuk membawanya," pinta Raffael. Dan Lila pun hanya bisa mengangguk.
Tepat setelah mereka berbicara seseorang menghampiri mereka.
"Boleh gua gabung?" tanya orang itu.
Lila dan Raffael langsung menoleh ke orang yang berada didekat mereka.
"Gio!" panggil Lila.
"Hai, Lila." Gio mendudukan dirinya disebelah Lila.
"Kapan lu balik ke jakarta?" tanya Raffael yang sepertinya tak suka dengan keberadaan Gio.
Belum Gio membalas perkataan Raffael. pelayan membawa pesanan Lila. "Lila, bukankah kau alergi udang?" tanya Gio saat melihat udang dipiring pesanan Lila.
"Ya ampun aku lupa."
"Lila, pesan saja yang lain," tawar Raffael.
Lila melihat jam yang melingkar ditangannya. "Raffael, maaf jam istrihatku habis, aku harus kembali kerumah sakit," balas Lila yang tak ingin melihat lebih lama lagi kemesraan Raffael dan Riana.
"Lila, kapan praktekmu selesai?" tanya Gio.
"Mungkin jam dua."
"Bagaimana jika kau pulang bersamaku, aku akan mengantarkanmu?" tawar Gio.
Raffael mengepalkan tangannya mendengar ucapan Gio.
"Baiklah Gio, kau mau menunggu ku diruanganku?" tanya Lila.
"Kau duluan saja, aku akan memesan makanan lagi untukmu, setelah beres aku akan menyusulmu."
"Terimakasih, Gio. Raffael sampaikan maafku pada Riana karna tak menunggunya."
Raffael pun hanya mengangguk.
"Kapan lu nyampe jakarta?" tanya Raffael setelah Lila pergi.
"Malem, gue cuti sementara jadi Dosen. Dan gue mau ngehabisin waktu gue lebih lama disini ... Lu sama calon bini lu kesini?" tanya Gio.
"He'em."
Dan Riana pun kembali dari toiletnya, menghampiri Raffael.
Melihat wanita yang menghampiri Raffael, Gio langsung tersedak.
Diluar dari pembahasan mereka. Ada seseorang yang melihat dan memperhatikan mereka.
tuh kan aku baik ga ngegantung, dan up nya ga malem 🤣🤣
besok siapin batu ya buat nimpuk si Raffael.
sambil nunggu up cerita Lila nanti malam yuk mampir dulu ksini di jamin bikin baper
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
guntur 1609
pasti deri anaknya gio
2024-07-24
0
guntur 1609
knp kalau suka ya blng suka ja knp..banyak x dramanya. kau gak tahu ja raff. bahwa lila terlalu bayk berkorban tk mu. bagaimana kalau oada akhrnya kau tahu
2024-07-24
0
boleh ku getok aja gak si rafael ini🧐
2023-08-28
0