Raffael.
Saat sampai dibasement apartemen Riana, Raffael mengganti pakaiannya dengan pakain yang biasa agar tidak mencolok. Dan setelah beres dia langsung turun dari mobilnya dan langsung berjalan menuju unit apartemen Riana.
"Raffael!" teriak Riana saat membuka pintu apartemennya. Dia langsung berhambur memeluk Raffael.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Raffael seraya mengelus rambut Riana.
"Aku baik ... Aku begitu merindukanmu Raffael," jawab Riana sambil melepaskan pelukannya. "Ayo masuk!" ajak Riana.
"Kemana Deri?" tanya Raffael saat masuk namun dia tak melihat putra dari Riana.
"Dia sedang main di unit sebelah, ada anak-anak seumuran Deri dan mereka sering menghabiskan waktu bersama ... Raffael duduklah aku akan membuat sesuatu untukmu."
Raffael duduk dan menarik tangan Riana agar duduk disampingnya.
"Raffael ada apa?"
Raffael mengeluarkan kotak cincin dari saku jaketnya. Dia mengambil tangan Riana dan memakaikannya dijari manis Riana.
Mata Riana berkilau takjub melihat cin-cin yang sudah Raffael pasangkat dijari manisnya. "Raffael, ini?"
"Itu segabai permintaan maafku."
Riana menunduk dia tau kenapa Raffael memberikan cin-cin untuknya.
Melihat Riana menunduk, Raffael langsung membawa Riana kepelukannya.
"Hikss ... Hikss, Raffael aku lelah jika kita harus terus begini." Riana terisak dipelukan Raffael.
"Sabarlah sebentar lagi, aku berjanji akan cepat membawamu kepada orang tuaku."
"Raffael, aku wanita ... Aku butuh kepastian. Aku tau masalalu ku sungguh buruk, tapi aku berusaha berubah. Aku juga ingin merasakan keluarga yang utuh, kau selalu bilang bahwa kau akan mengenalkanmu pada orang tua mu, tapi sampai sekarang kau tak menepati ucapan mu," keluh Riana dengan masih terisak dipelukan Raffael.
"Kali ini aku janji, aku akan benar-benar membawa mu kepada kedua orang tua ku."
Raffael terus menenangka Riana yang masih terisak.
••••
"Sudah ku bilang jangan mengikuti ku, tapi kau tidak menggubris ucapan ku," gerutu Keinya saat dia dan suaminya sedang berada di bathube.
Bram menaruh wajahnya dipundak Keinya. "Aku kan tadi bilang bahwa aku akan mengikutimu," balas Bram dengan santai sambil sesekali mengecup pundak istrinya.
"Ayo kita keluar, sudah terlalu lama kita berendam! aku ingin memasak dan menyuapi ketiga putriku."
"Mereka sudah besar sayang, biarkan mereka makan sendiri."
"Aku juga sudah besar, tapi sampai sekarang kau masih menyuapi ku ...Walau ketiga putriku sudah besar tapi dimataku mereka masih sama seperti dulu."
"Baiklah-baiklah, ayo kita keluar." Bram langsung bangkit dari bathube dia mengelap dirinya dengan handuk lalu memakai kimono. Dan setelah tubuhnya kering dia mulai mengelap tubuh istrinya. Itu adalah kebiasaan Bram dari dulu setiap mereka mandi bersama.
••••
"Taniaaaaaaaaa!" teriak Vania saat adiknya tidak ada dimanapun. Dan tentu saja Vania harus bekerja keras menemukan adiknya karna rumah momanya begitu luas.
"Vania, ada apa?" tanya Aysel yang keluar dari kamarnya karna mendengar teriakan Vania.
"Momma, apa momma melihat Tania?" tanya Vania.
"Tania sedang bersama popa diruangan kerja popa."
Vania pun langsung berlari kearah ruang kerja Aska.
Vania membuka ruang kerja Aska tanpa mengetuk "Tania mamih dan papih sudah sam ..." perkataan Vania terpotong saat melihat poppa dan adiknya sedang menyantap mie ayam.
"Ada apa?" tanya Tania santai.
"Kau, bagaimana kau tidak mengajaku memakan mie ayam ... Popa apa aku bukan cucumu, kenapa poppa hanya membelikannya untuk Tania." Vania berbicara sinis pada Aska.
Aska yang baru saja akan memasukan sendok kemulutnya langsung menaruh lagi sendoknya ke mangkok karna mendengar gerutuan cucunya. "Makanlah punya poppa, poppa juga belum memakannya." Aska menggeser duduknya memberikan ruang untuk Vania duduk.
"Kau berisik sekali," ucap Tania setelah Vania duduk.
Vania yang tak terima dengan ucapan adiknya dia langsung menoyor kepala Tania yang sedang mengangkat sendoknya hingga baju Tania terkena kuah mi ayam.
"Kau!" sentak Tania dengan berteriak.
Baru saja dia akan menjambak rambut kakanya, tapi perkataan popanya menghentikan pertengkaran mereka.
"Papih kalian menelpon."
Mendengar ucapan popanya, Vania dan Tania langsung saling pandang, mereka langsung berlari meninggalkan Aska dan mie ayam yang mereka akan makan.
Aska tergelak menyaksikan tingkah kedua cucunya. Padahal dia berbohong pada kedua cucunya, karna faktanya Bram tidak menelpon, dia hanya pusing mendengar perdebatan kedua cucunya, dan dengan santai Aska langsung memakan kembali mie ayam yang belum disentuh Vania.
••••
"Mamih!" panggil Lila pada Keinya yang sedang mengiris sayuran, dia langsung memeluk Keinya dari belakang.
"Sayang, kau mengagetkan mamih."
Lila terkekeh. "Mamih, kenapa mamih yang memasak, kenapa bukan koki?"
"Mamih, sudah lama tidak membuat makanan untuk ketiga putri mamih, dan mamih akan menyuapi kalian bertiga."
"Mamih, kami kan bukan anak kecil lagi."
"Tapi bagi mamih kalian tetaplah sama seperti dulu ... Lila bukankah mamih menyuruhmu ber'istrihat, kenapa kau turun?"
"Mamih, aku sudah tidak lelah," jawab Lila. "Apa ada yang bisa kubantu?" tanya Lila.
"Tidak. Kau pasti lelah biar mamih yang memasak. Duduklah! mamih akan membuatkanmu jus."
Lila melepas pelukannya dan duduk dikursi pantry. Sedangkan Keinya meninggalkan aktvitasnya yang sedang memotong sayuran untuk membuat jus untuk Lila.
"Mamih!" teriak Tania. Dia berlari kearah Keinya dan langsung memeluk Keinya yang sedang mengisi gelas dengan jus.
"Mamih, aku merindukanmu," ucap Tania.
"Mamih juga merindukanmu sayang."
"Cih, dasar lebay." Vania mendengus mendengar ucapan adiknya. Padahal dia pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan adiknya.
"Vania, Tania, ayo kekamar kaka, biarkan mamih memasak!" ajak Lila karna sepertinya akan ada pertengkaran yang akan terjadi didapur.
Lila bangkit dari duduknya diikuti Vania yang yang menggandeng tangan Lila dan tak ketinggalan Tania pun ikut menyusul kedua kakanya.
••••
"Masss!" panggil Aysel saat masuk keruang kerja Aska.
"Sini yank!" titah Aska yang baru saja beres memakan mie ayamnya.
Aysel pun duduk disebelah Aska. "Vania sama Tania udah pulang?"
"Ia, mereka baru aja pulang."
"Mas ..." Aysel tampak ragu untuk berbicara.
Melihat keragua istrinya Aska langsung membawa Aysel kepelukannya. " Kamu mau bilang sesuatu yank?" tanya Aska.
Aysel pun mengangguk. "Mas, jangan kirim lagi Raffael ke Rusia ya, kasian dia," ucap aysel sambil memainkan telunjuknya didada Aska.
Aska memejamkan matanya ketika mendengar permintaan istrinya. "maafin mas yank, mas kirim dia pergi dari Indonesia supaya dia ga salah langkah buat pilih pendamping," ucap Aska dalam hatinya.
Walau Raffa sudah dewasa, Aska tak begitu saja melepas pengawasannya pada putranya. Jika ditanya Aska tau apa tidak tentang hubunganya dengan Riana, jawabanya Aska sudah tau. Bahkan detil informasi detail tentang Riana pun aska tau.
Dia tak mungkin terang-terangan menolak hubungan Raffael dan Riana, jadi yang Aska bisa lakukan adalah mengirim Raffael pergi agar menjauh dari Riana.
"Mas ga janji ya, cabang diRusia kan emang lagi ngebutuhin banget Raffael."
"Tapi jangan lama-lama kirim Raffael ke Rusianya," pinta Aysel.
"Ia, yaudah yu kekamar!" ajak Aska.
•••••
Setelah makan malam, Vania dan Tania sudah pergi kekamar mereka masing- masing. Begitu juga dengan Bram dan Keiny.
Karna Lila belum merasakan kantuk, Lila membawa laptopnya kebeton. Dan dia duduk sambil memangku laptopnya.
Dia melihat-lihat foto dirinya dan Rafaeel. 'Raffael, kenapa sampai saat ini aku tak bisa melupakanmu," lirih Lila dengan menahan sesak didada.
Setelah dari apartemen Riana, Raffael bukannya pulang kerumahnya. Dia malah asik diam dimobil didepan rumah kakanya. Dan saat ini dia sedang melihat Lila yang sedang berada dibalkon kamarnya.
"Lila, kenapa hubungan kita begitu rumit," ucap Raffael ketika memandang Lila.
"Maafkan aku Lila, sepertinya aku harus melalukannya lebih cepat agar kau bisa melupakan ku dan tak terluka lagi karna diriku," ucap Raffael yang memandang Lila dengan tatapan sendu. Lalu dia memutuskan untuk kembali kerumahnya.
Gays jangan dulu nerka-nerka ya ikutin aja dulu alirnya.hehehe
Oh ia sekedar informasi sepertinya besok aku libur up karna besok adalah hari peringatan kematian alm bapa ku. Alfatihah untuk orang tua kita yang sudah meninggal.
Akan kembali lagi up hari minggu dengan langsung ke inti Konflik. terimakasih onty online kisss kiss kisss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Yuli Astuti
akhirnya jadi makan mi ya pop 🤭
2022-08-08
0
Yuli Astuti
poppa iseng.
2022-08-08
0
Rafika Aprilyanti Alfian
thoor bikin lila dn raffael bersatu yah thoor aku udh meleleh nih thoor air mata semoga lila dn raffael berjodoh thoor
2021-12-29
0