"Yank!" panggil Aska saat masuk kedalam kamar.
Aysel yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung melihat heran kearah suaminya. "Kenapa sih mas, teriak-teriak aja."
Aska mendekat, dia berniat melepaskan kimono yang dipakai Aysel, namun dengan cepat Aysel menahan tangan Aska.
"Gak inget umur," gerutu Aysel. Sedangkan Aska hanya nyengir mendapat gerutuan Aysel.
"Mas, ada apa manggil aku?" tanya Aysel sambil melangkahkan kakinya menuju meja rias.
"Yank, mas mau keluar dulu bentar ya, Aku mau kekantor sama si Andra."
Aysel melihat kearah suaminya. "Ka Andra bukannya udah ya pensiun ya mas?"
"Dia kan juga punya saham yank diprusahaan, jadi sekalian aja nostalgia gitu. biar dia inget kalau dia pernah jadi bawahan aku," jawab Aska dengan tergelak. Dia mengingat masa-masa muda bersama Andra, dimana Aska paling hobi membuat Andra susah.
"Pulangnya jangan terlalu sore, aku mau ajakin anak-anak makan malem bareng."
"Ia. mas pergi ya." Aska mencium pipi Aysel sebelum melangkahkan kakinya dan keluar dari kamar.
••••
Saat melihat Riana, Gio langsung tersedak.
Bagaimana tidak tersedak, Riana adalah mantan pacar dari teman Gio.
Flashback on
Gio menjadi Dosen disalah satu universitas di Surabaya. Riana adalah pacar teman Gio yang bernama Arif. Dan Gio, Arif serta Riana adalah teman seangkatan kuliah, mereka hanya berbeda jurusan saja.
Saat itu, Riana menjadi perbincangan diseluruh kampus karna vidio dirinya dengan Arif sedang melakukan hubungan badan tersebar. Namun sayang hanya wajah Riana saja yang terlihat sedangkan wajah Arif di blur. Semua menghujat Riana, bahkan Arif yang ada dividio itupun menjauhi Riana dan menghilang.
Riana mencari Arif kesana kemari untuk meminta pertanggung jawaban, karna dua hari setelah vidio Riana muncul, Riana dinyatakan hamil oleh Dokter.
Karna merasa kasihan, Gio membantu Riana mencari Arif, namun setelah sekian lama Arif bahkan tak diketahui keberadaannya.
Saat itu, Riana hancur. Dia masih kuliah. Keluarganya cukup terpandang dan pasti keluarganya akan sangat malu jika Riana hamil diluar nikah. Lalu lama kelamaan dia mengingat Gio.
riana berpikir Gio adalah mahasiswa yang miskin, karna Gio hanya nge kost ditempat yang murah dan hanya mempunyai motor matic, Riana berpikir untuk membayar Gio agar Gio mau menikahinya sampai anaknya lahir.
Dan saat Gio mendengar tawaran Riana, tentu saja Gio marah, bagaimana bisa Riana membayar lelaki untuk menutupi aibnya, pikir Gio. Dan akhirnya Gio memberitahukan siapa dia sebenarnya, dan seberapa kayanya keluarganya.
Karna terlanjur ilfeel dengan Riana, Gio memutuskan untuk menghindari Riana. Dan setelah beberapa bulan berlalu Gio mendengar bahwa Riana sudah melahirkan dan diusir oleh keluarganya.
Flashback off.
Riana juga terkejut melihat Gio, namun dia berusaha santai dan pura-pura tidak mengenal Gio karna takut aib yang lainnya akan terbongkar.
"Raffa, mana Lila?" tanya Riana, kemudian dia duduk kembali disebelah Raffael dan mendudukan Deri ditengah-tengah mereka.
"Lila sudah kembali kerumah sakit ... Riana perkenalkan dia Gio kerabatku," ucap Raffael.
Riana langsung mengulurkan tanganya untuk berjaba tangan, dia melakukan itu agar Gio tak mengatakan bahwa mereka saling mengenal.
Gio mengernyit heran dengan sikap Riana, tapi sepersekian detik akhirnya Gio mengerti kenapa Riana bersikap demikian. Gio pun membalas uluran Riana dan memandang Riana dengan sinis.
"Raf, gue mau nyusul Lila, lu lanjutin aja."
"Bukannya lu mau mesen makanan buat Lila?" tanya Raffael.
"Gue mesen ditempat lain aja." Gio langsung bangkit meninggalkan Rafael dan Riana.
"Riana, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang, jam istirahatku juga sudah habis," ucap Raffael yang sudah kehilangan selera makanya karna membayangkan Gio akan bertemu dengan Lila.
"Ta-tapi kau belum memakan makan siangmu raff."
"Aku akan makan nanti."
Setelah mereka meninggalkan Restoran, seseorang yang tadi memakai masker langsung membuka maskernya. Dan dia adalah Aska.
Setelah bertemu Andra dikantor, Aska memutuskan untuk mengajak Lila makan siang. Saat akan masuk ke Restoran matanya menangkap Raffael sedang menyuapi anak kecil, Karna penasaran dengan apa yang sedang dilakukan putranya, Aska kembali kemobilnya untuk mengambil masker dan topinya, lalu dia kembali masuk kedalam Restoran dan duduk dekat meja Raffael.
Dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Reaksi wajah Lila saat Rafael memperkenalkan Riana pada Lila. Hati Aska mencelos ketika dia menyadari bahwa Lila mencintai Raffael, dan sekarang Aska tau alasan Lila kekeh mendonorkan ginjal untuk Raffael. Dan yang ada dibenak Aska sekarang adalah sebisa mungkin dia akan menjauhkan Raffael dari Riana, dan menjodohkan Raffael dengan Lila.
••••
"Gio, kenapa kau tidak masuk?" tanya Lila saat dia melihat Gio sedang menunggunya.
"Aku akan seperti pasien jika aku menunggu diruangamu," jawab Gio sambil terkekeh. "Kau menghabiskan makan siangmu tadi?"
"Tentu, seharusnya kau mengantarkannya langsung, bukan melalui perawat, tapi terimakasih kau sudah membawakanku makan siang tadi."
Gio tersenyum, mata mereka saling memandang, bagai terhipnotis, Gio langsung menggerakan tangannya untuk mengelus rambut Lila.
Lila hanya diam mematung karna tiba-tiba Gio mengelus rambutnya. Lama mereka saling memandang, Lila langsung berdehem untuk menyadarkan Gio yang masih menaruh tangannya dikepala Lila.
Tiba-tiba suasana antara Gio dan Lila menjadu canggung. Mereka bingung harus bersikap bagaimana.
"Ayo Gio, bukankah kau mau mengantarku pulang?" tanya Lila memutus kecanggungan antara mereka.
"Ah ia. ayo!" ajak Gio kemudian dia mendahului Lila untuk berjalan kemobilnya.
Satu jam kemudian mereka sampa dirumah Aysel, karna Keinya dan Bram serta kedua adiknya sedang ada dirumah Aysel.
"Gio, kau harus ikut masuk, poppa dan momma pasti senang bertemu denganmu."
"Aku akan mampir lain kali Lila, sampaikan salam ku pada semua," balas Gio.
"Baiklah, terimakasih kau telah mengantarkan ku." Lila mencoba melepas seatbelnya, namun Lila terlihat kesulitan membuka seatbelnya. Hingga akhirnya Gio membantu Lila.
Mata mereka kembali saling memandang.
Deg
Deg
Deg
jantung Gio berpacu dua kali lebih cepat ketika memandang Lila dari dekat.
"Terimakasih Gio," ucap Lila saat seatbelnya sudah terlepas tapi Gio masih tetap memandang wajah Lila.
Lila yang gugup langsung keluar dari mobil, kemudian Gio keluar dari mobilnya, dia berjalan cepat menyusul Lila, Gio menarik tangan Lila hingga Lila berbalik dan menabrak dada Gio.
"Gi-Gio," ucap Lila terbata-bata saat Gio memeluknya.
"Lila, haruskah aku menunggu lebih lama lagi?" tanya Gio setelah Gio melepaskan pelukannya dan memegang Kedua pundak Lila.
Lila menunduk tak berani menatap Gio. Setahun lalu sebelum memutuskan menjadi Dosen di Surabaya, Gio menyatakan prasaannya pada Lila, namun saat itu Lila menolak Gio dan mengatakan bahwa dia sudah mencintai orang lain.
Setelah ditolak oleh Lila, Gio memutuskan untuk menerima tawaran sebagai Dosen di Surabaya. Alasanya yang pasti karna ingin melupakan Lila.
Tapi usahanya sia-sia. Gio bahkan tak bisa melupakan Lila, hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan kembali mengejar Lila.
Karna tak ada balasan dari Lila dan Lila masih terus menunduk. Gio memeluk Lila kembali. "Aku tak ingin memaksamu, tapi biarkan aku selalu didikatmu." Gio melepaskan pelukannya kembali. "Masuklah, besok aku akan menjemputmu." Gio meninggalkan Lila dan berjalan kearah mobil.
"Maafkan aku Gio," ucap Lila saat mobil Gio sudah melaju. Dia berjalan menunduk untuk masuk kedalam rumah. "Ya allah, kenapa sampai saat ini aku tak bisa memberi hatiku padanya," lirih Lila sambil berjalan.
••••
"Lila!" panggil Bram saat Lila hampir menabrak dirinya karna berjalan menunduk.
"Ah papih, maafkan aku."
"Kenapa dengan dirimu, apa ada masalah?" tanya Bram.
Lila menggeleng. "Aku hanya lelah papih,"
"Masuklah, semua ada didalam."
"Papih!"
"Ya."
"Bolehkah aku memeluk papih?" tanya Lila. Hari ini begitu berat bagi Lila. Rasa sakit yang dirasakan Lila setelah bertemu Riana bertambah berkali kali lipat, apalagi melihat Raffael sangat akrab dengan anak Riana.
Bram mengernyit heran dengan putrinya, tapi tak urung dia merentangkan tangannya. "Kemarilah!" titah Bram.
Lila mendekat dan memeluk Bram, dia berusaha untuk menahan tangisnya karna takut Bram bertanya apa yang sedang terjadi.
Bram mengelus rambut putrinya. "Apa kau ingin bercerita pada papih?" tanya Bram sambil mengelus rambut Lila.
Lila melepaskan pelukannya, "Aku tidak apa-apa papih."
Bram mengelus rambut putrinya. "Masuklah, papih harus mengambil sesuatu dirumah."
Lila pun masuk dan berjalan keruang keluarga saat sampai diruang keluarga dia melihat Raffael sedang mengobrol bersama Tania, Dia belum sanggup untuk melihat Raffael, jadi dia memutuskan untuk mencari Keinya.
Setelah bertanya pada art, Lila langsung menghampiri Keinya yang sedang duduk di taman belakang rumah Aysel.
"Mamih!" panggil Lila.
Keinya langsung melihat kebelakang dan tersenyum. "Kemarilah!" titah Keinya.
Lila langsung duduk disisi Keinya dan Keinya merentangkan satu tangannya agar Lila memeluknya. Lila langsung memeluk Keinya, menghirup wangi tubuh Keinya yang selalu membuatnya tenang. Lama kelamaan Lila tak mampu lagi menahan tangisnya.
Mungkin bagi orang lain terkesan lebay jika harus bersikap seperti Lila hanya karna lelaki. Tapi tidak bagi Lila. Dari kecil Lila sudah diberikan luka yang amat dalam oleh ibu kandungnya. Selama 15 tahun dia hidup dalam ketakutan, ketakutan akan dibuang oleh keluarganya dan selalu membayangkan dia akan hidup seorang diri jika keluarganya membuangnya. Dan setelah dia mencintai seorang Raffael cinta itu tidak terbalas dan tentu sakit yang dirasakan Lila berkali-kali lipat karna ditambah dengan trauma masa lalunya.
"Lila, sayang, ada apa?" tanya Keinya dengan kaget karna Lila menangis dengan tersedu-sedu.
Mungkin jika bisa, Lila ingin berteriak sekencang-kencangnya. Meminta agar beban masa lalu dan ketakutannya sirna. Tapi sayang hanya sekedar berbicara ketakutannya pada orang lain saja Lila sungguh tak sanggup.
Lila menatap melepaskan pelukannya. "Mamih, aku lelah," ucap Lila dengan berderai air mata.
Keinya menggeser duduknya sampai ke ujung, "Tidurlah." Keinya menepuk-nepuk pahanya agar Lila menjadikan pahanya sebagai bantal.
Lila langsung merebahkan tubuhnya, dia memejamkan matanya merasakan elusan tangan mamihnya yang mengelus rambut Lila.
Keinya tak pernah memaksakan ketiga putrinya untuk bercerita jika ada masalah, karna dia tau bahwa ketiga putrinya mempunyai pripasi, yang dia bisa lakukan adalah menangkan ketiga putrinya dan menjadi pendengar yang baik jika putrinya akan bercerita.
Keesokan harinya.
"Apa daddy menganggumu?" tanya Aska ketika datang kekantor Abraham grup dan masuk keruang kerja Raffael.
Raffael yang sedang memeriksa dokumen langsung melihat kearah Aska. "Masuklah dad."
Aska masuk keruangan Raffael dan duduk disofa, disusul oleh Raffael yang duduk didepan Aska.
"Ada apa daddy menyusulku kekantor?" tanya Raffael.
"Daddy ingin berbicara dengan mu?"
"Apa ada hal penting sehingga daddy menyusulku kekantor?"
"Daddy ingin ..."
Terimakasih kepada para reader yang telah memberikan votenya, aku hanya bisa berdoa agar kalian terus berbahagia karna kemurahan kalian yang telah memberikan Vote untuk Lila. sebagai bonus. Extra part untuk uncle Bram akan di up besok.
Cie digantung Ciee
Karna ini hari senin, semua Author butuh Vote, termasuk aku. Aku akan up lagi nanti malam jika rank naik. Tapi kalau ga ada yang vote aku hanya akan up satu bab. maaf ya aku kejam haha aku butuh vote kalian butuh bacaan 🤣 aku kejamnya cuman setiap haru senin aja ko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Jiong Fauziyah
naaah good popaa😊😊😊
2023-05-20
0
Yuli Astuti
kirain mantan gio
2022-08-08
0
Ilyloveme
oohh berarti anak Riana anak dr teman Gio dong
2022-06-14
0