Ailin berjalan mengikuti Pak Adam tanpa bicara sedikitpun. Adam mulai masuk kedalam salah satu ruangan ya itu adalah ruangan milik Adam sendiri karna Radja yang menyuruhnya membantu Ailin selama di kantor.
Adam segera menjatuhkan tubuhnya di kursi kerjanya dan menatap Ailin. Dilihatnya wanita yang masih sangat cantik dan polos.
"Silahkan duduk Nona Ailin." Ucap Adam sembari tak hentinya menatap wajah cantik wanita dihadapan itu.
"Baik Pak Adam." Sahut Ailin sembari menarik kursi dan menjatuhkan tubuhnya perlahan dikursi Tersebut. Ailin menyodorkan surat lamaran kerjanya dihadapan Adam.
Tak tertarik dengan map coklat yang Ailin sodorkan, "Kamu bisa memanggilku Kak Adam!" Ucapnya sembari mengedipkan matanya beberapa kali dan membuat Ailin tertawa geli olehnya. "lagian kamu adalah istri Radja, sahabat baikku jadi jika kita sedang berdua tidak usah terlalu formal!" pinta Adam sembari kembali mengerdilkan matanya.
Ya Adam memang terkenal pintar mengambil hati wanita jadi tak heran jika dia begitu lihainya merayu Ailin bahkan, Ailin yang sedang bersedih pun bisa tertawa lepas seperti tidak memiliki beban dipundaknya.
"Anda tau saya sudah menikah dengan Pak Radja?" Tanya Ailin dengan menatap balik Adam.
Menyandarkan punggungnya di kursi, "Tentu saja, aku teman masa kecil Radja jadi tak ada yang dia sembunyikan dari ku hal sekecil apapun" Balasnya dengan menunjukkan wajah bangga karna dia adalah satu-satunya orang yang sangat di percayai oleh Radja pemilik perusahaan itu.
"Mulai hari ini kamu menjadi sekertaris Pak Radja dan gajinya sekian juta perbulan ya!" .
Setelah mendengar nominasi yang sangatlah fantastis itu Ailin sampai berdiri dengan kasar dari posisi duduknya dan dia menatap Radja dengan wajah seakan tak percaya dengan apa yang baru dia dengan barusan. "A. . apa Pak," Ailin lupa memanggil Adam dengan sebutan Pak dan setelah sadar dia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Maksudku apakah benar apa yang Kak Adam ucapkan tadi?" Tanya Ailin mencoba memperjelas apa yang dia dengarkan tadi.
Tertawa kecil melihat sikap Ailin yang tiba-tiba heboh setelah mendengar apa yang dia ucapkan tadi, "Tidak masalah nanti juga kamu mulai terbiasa memangilku dengan sebutan Kak Adam!" Ucapnya sembari kembali mengedipkan sebelah matanya. "Ya gajinya memang segitu satu bulan! Apakah masih kurang?"
Wajah Ailin langsung bersinar seketika saat mengetahui gaji yang begitu besar, dia berfikir seharusnya tak usah menikah dengan Radja! Jika tau uang dari gajinya sudah lebih dari cukup untuk membayar pengobatan Lani, Bibi nya yang tengah terbaring tak berdaya di rumah sakit.
Memasang wajah kephoo, "Memang apa yang membuat mu menikah dengan Radja?"
"Tentu saja karna aku butuh uang! Apa lagi." Ucap Ailin menunjukkan gaya wanita matre namun aura wajahnya malah menunjukkan kesedihan yang sangat mendalam.
Kamu tidak bisa berbohong Ailin, kau bicara seolah-olah menikahi Radja hanya demi uang tapi wajahmu berbicara lain. Aku yakin pasti ada yang kamu sembunyikan dari ku. gumam Adam dalam diam sembari menatap sorot mata Ailin yang kelihatan sendu.
Meong. . meong!
Nada dering telvon Ailin yang bisa membuat orang tertawa geli.
Tersenyum kecil, "Nada dering ponselmu sungguh kekanak-kanakan sekali." Goda Adam sembari menarik punggungnya dari kursi Adam menatap kearah Ailin yang masih berdiri dihadapannya.
Karna bahagia Ailin tak mengubris candaan Adam barusan, "Bolehkah saya mengangkat telvon dulu? Ini telvon yang sangat penting." ucap Ailin dengan wajah memelas.
"Tentu saja lakukan sesuka mu! Kau adalah istri CEO" Sahutnya dengan tersenyum renyah.
Ailin sedikit menjauh dari hadapan Adam, setelah dia rasa Adam tak bisa mendengarkan suaranya dia segera menghentikan langkahnya disudut ruangan itu. Ailin segera memencet tombol hijau pada layar ponselnya "Hallo Dok, ada masalah apa anda tiba-tiba menghubungi saya?" Tanya Ailin pada dokter Jefri didalam telvon.
Menjawab dengan suara terlihat khawatir, "Ailin, nyonya Lani sedang dalam kondisi kritis dan memerlukan obat segera! Dan harganya tidak lah murah." Jelas Jefri dari dalam telvon
"Berapa harga obatnya dokter?" Tanya Ailin dengan wajah kelihatan khawatir dan tubuhnya mulai gemetaran karna takut hal yang buruk akan terjadi pada Bibi nya.
Didalam telvon dokter Jef menjelaskan biaya yang harus Ailin keluar selama masa pengobatan itu akan sangatlah mahal karna sakit Lani yang sangatlah parah.
"Lakukan yang terbaik Dok untuk Bibi saya!Nanti sore saya akan membwa uang nya " Kata Ailin sembari mengakhiri panggilan ponselnya.
Dengan mata terlihat berkaca-kaca Ailin berjalan menghampiri Adam dan dia segera mendudukkan tubuhnya di kursi yang dia duduki tadi. Wajahnya kelihatan gelisah dan Ailin tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya itu dihadapan Adam.
Merasa khawatir dengan ekspresi wajah Ailin yang tiba-tiba menjadi murung, "Ailin ada apa? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Adam dengan menunjukkan wajah khawatir.
Bicara dengan ragu-ragu, "Kak Adam, saya tau saya baru diterima berkerja! Tapi begini kemarin saya memesan baju seharga sekian juta dan barangnya akan segera dikirim. Bolehkah saya minta separuh gaji saya di awal" Ucap Ailin dengan mata masih berkaca-kaca, bahkan Ailin tak memperdulikan lagi harga dirinya yang ada didalam pikirannya adalah bagaimana caranya agar Lani cepat sembuh.
Bi Lani telah berbuat banyak untukku! Jangankan harga diri bahkan aku bisa menjual kehormatan ku demi melihatnya bisa sembuh seperti sedia kala.
Bicara dengan begitu entengnya, "Masalah sekecil ini Kamu bisa minta pada Radja! Eh tunggu, bukankah dia sudah memberi mu kartu kredit tanpa batasan limit?" Tanya Adam mencoba mengingat-ingat apa yang ada didalam memory internal otaknya.
"Aku tau! Tapi aku tidak ingin memakai uangnya jika aku masih bisa berusaha sendiri." Jawabnya dengan suara lirih namun penuh penegasan.
kamu bilang menikah dengan Radja karna butuh uang! Tapi sekarang kamu bilang lebih baik berusaha dari pada minta pada suamimu yang kaya raya itu. Aku semakin yakin kamu merahasiakan sesuatu dariku dan Radja. Begitu kira-kira arti dari sorot mata Adam pada Ailin.
"Baiklah!" Ucap Adam mengambil cek yang ada disampingnya. Adam menulis nominal yang Ailin sebutkan tadi. Dan Adam tanpa ragu segera memberikannya pada Ailin.
Mengambil cek tersebut sembari memaksakan senyumannya, "Terimakasih Kak Adam."
Setelah berbincang dan menjelaskan perkerja Ailin, Adam segera mengajak Ailin menuju meja kerjanya. Semua pekerja tak hentinya menatap Ailin dengan pandangan sinis dan mereka tak segan menunjukkan rasa tidak sukanya pada Ailin.
"Ini adalah meja kerjamu!" Ucap Adam sembari menghentikan langkahnya disalah satu meja yang masih kosong itu.
Matanya menyapu seisi ruangan tersebut, "Kaliyan semua perkenalkan, ini adalah Nona Ailin Lan serkertaris baru Pak Radja." Ucap Adam pada para perkerja yang sedang ada didalam ruangan tersebut.
Semua pegawai wanita tersenyum lembut pada Adam namun sangat jelas terlihat wajah mereka seakan murka setelah mengetahui Ailin mendapatkan posisi sebagai sekertaris CEO.
Hei! Lihatlah gadis itu masih sangat muda, pasti dia mendapatkan jabatan sekertaris CEO dengan cara kotor! Bisik perkerja lainya.
Tentu saja lihat saja baju yang dia kenakan semuanya asli dan pengeluaran terbaru tahun ini! imbuh para pegawai lainnya sembari menatap Ailin dari ujung kaki sampai ujung kepalanya.
Ailin tidak mengetahui jika Radja memberikannya barang branded yang pasti harganya tidaklah murah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Sus Susyla
riweuh baca y tor
2023-02-06
0
Nur Hayati
aku ngga ngerti thor bagaimana radja tau klu Ai Lin itu perawan klu dia aja blm menyentuhnya,..... masa ia dia tau cma dngn liat badan polos Ai Lin.... aku sungguh tidak paham
2021-07-23
0
ZuLiet
g jelas jg ailin SDH d perawanin am raja ap blom kok raja tw ailin perawan
2021-04-18
1