Radja berjalan dan dengan geram menendang kardus yang berisi buku kerja lama Ailin, hingga isi dari kardus itu berserakan kelantai. Ailin segera menyeka air matanya dan dengan kasar berdiri dari posisi duduknya. "Maaf kan saya Tuan, saya tidak menyangka jika anda akan datang secepat ini " Ujar Ailin sembari memasukkan beberapa benda yang berserakan dilantai dan segera memasukannya kembali ke kardus. "maaf Tuan, di mana kamar saya?" tanya Ailin pada Radja sembari memaksakan senyumannya.
Tentu saja itu harus Ailin lakukan Radja tidak boleh sampai tau jika dia sedang mencoba menahan amarahnya dengan berpura-pura bahagia.
"Di lantai atas hanya ada satu kamar, letakan barang rongsokan mu di sana!" Ejek Radja sembari menunjuk ke salah satu ruangan.
"Baik Tuan." Sahut Ailin singkat dengan membawa satu kardus di tangan kanan dan tangan kiri membawa tas ransel yang berisikan macam-macam barang.
Ailin berjalan tertatih tatih karna membawa barang yang begitu banyak, dan barang itu bisa dibilang sangat berat karna berisikan banyak buku dan peralatan kerja lainya.
Radja melirik Ailin yang berjalan dengan sangat pelan akhirnya karna merasa ibah Radja yang tidak tega melihat Ailin, segera merampas kasar kardus dan tas yang dibawa Ailin.
"Tuan. . tuan! mau anda kemanakan barang barang saya!" Tanya Ailin sembari mengikuti langkah panjang Radja dari belakang.
"Mau saya buang dari lantai atas!" Goda Radja sembari menahan tawanya karna melihat wajah Ailin yang kelihatan sangat lucu menurutnya jika sedang merasa kebingungan. Radja segera membuang barang Ailin kelantai setelah dia tiba dikamar yang dia tunjukkan dari lantai bawah tadi
"Cepat bereskan barangmu dan siapkan aku makan siang!" Perintah Radja sembari membanting kasar pintu kamar tersebut.
Namun karna terlalu lama mengurus barangnya didalam kamar selama hampir 2 jam. Ailin kelelahan dan dia duduk di atas ranjang. Mata Ailin mulai terasa berat dan dia mulai merasa mengantuk terlihat beberapa kali dia menguap. Akhirnya Ailin memutuskan untuk tidur sebentar namun tanpa sadar Ailin tertidur sampai sore hari dan melewatkan perintah empunya rumah tadi yang menyuruhnya menyiapkan makan siang.
Ailin mengerjap-ngerjapkan matanya dan melihat kearah jam weker yang ada di atas nakas. dilihatnya sudah pukul 19.00 tanda jika hari sudah malam. Ailin segera terbangun dengan kasar dari posisi tidurnya dia mulai merasa perutnya keroncongan karna sedari pagi belum dia sisi makanan sama sekali.
Ailin keluar dari kamar sembari memegangi perutnya yang mulai terasa perih karna seharian belum makan apapun.
"Lapar sekali!" Gumam Ailin sembari berjalan menuju dapur, "eh sialan suamiku ini sedang makan, dia bahkan tak menawarkan ku makan malam." ucap Ailin sembari melirik ke arah Radja yang dengan lahap menyantap makanan yang ada di piring nya.
Ailin pun berjalan melewati Radja menuju ke kulkas, dan betapa terkejutnya Ailin melihat tidak ada sayur ataupun apapun di dalam kulkas. Ya kulkas yang terlihat mewah itu masih kosong
kruk kruk kruk! Perut Ailin yang kosong pun mulai berbunyi lagi, "Sebaiknya aku keluar. Mencari makan." ucap Ailin sembari hendak beranjak keluar dari dapur. Namun Radja segera menghentikan langkahnya.
"Mau kemana kamu Ailin?" Tanya Radja sembari menatap Ailin dengan tatapan dingin.
Berpaling menatap Radja dengan tangan masih memegangi perutnya yang mulai terasa perih. "Aku mau cari makan!" jawab Ailin singkat.
"Ini makanlah!" Ucap Radja sembari menyodorkan satu kotak nasi, "di sini tidak ada orang jualan jika malam." imbuh Radja sembari kembali menyantap makanan dalam piringnya.
Ailin yang sudah merasa kelapa langsung menyantap nasi kotak yang tadi disodorkan oleh Radja. Bahkan karna sangat lapar Ailin makan sampai tak mengunakan sendok, dia makan mengunakan tangan dengan begitu lahapnya.
Mengerutkan dahinya menatap gaya makan Ailin yang menurutnya sangatlah horor itu, "Baru kali ini aku melihat wanita sepertinya yang tidak menjaga keanggunannya saat sedang makan bersamaku." Gumam Radja sembari menghentikan makannya karna dia sudah merasa kenyang.
Setelah selesai makan Radja segera kembali kedalam kamarnya dan Ailin masih didapur untuk membersihkan dapur Tersebut. Selesai dengan tugasnya didapur Ailin segera masuk kedalam kamarnya. Ailin membuka pintu kamar itu perlahan dan dilihatnya Radja sedang bersandar dipunggung ranjang sembari memainkan ponselnya.
Berjalan mendekati Radja, "Tuan kenapa anda tidur di kamar saya?" Tanya Ailin sembari berdiri di sisi ranjang. Karna Ailin mengingat ucapan Radja tadi jika dia tak lebih dari seorang pelayan saja bagiannya.
"Kamar mu jangan mimpi ya! Ini tempat tidur ku! Di sana kau harus tidur!" Ucap Radja dengan lantang sembari menunjuk kearah lantai dengan satu jaringan.
"Kamu tidur di bawah! Dan jangan pernah bermimpi untuk bisa tidur di ranjang bersamaku!" imbuh Radja sembari melempar bantal dan selimut ke lantai dengan kasar.
Tanpa berkata Ailin merapikan selimutnya dan tidur di lantai,
"Sialan pria ini, dia benar benar tak punya perasa'an bisa bisanya dia bicara begitu dingin pada seorang wanita." maki Ailin dalam hati karna merasa kesal dengan sikap Radja yang sangatlah sombong dan tak punya bekas kasih.
"Gadis ini sama sekali tidak membantah ucapan ku" Gumam Radja sembari mematikan lampu kamarnya dan segera tidur berselimutkan ketenangan.
Tengah malam!
"kletuk. . .kletuk!"
Bunyi gigi Ailin yang saling bergetar karna menahan kedinginan yang semakin lama semakin menusuk kedalam sendi-sendinya karna Ailin hanya mengunakan selimut yang sangatlah tipis. Ya itu adalah selimut pemberian Radja tadi,
Radja yang mulai merasa terganggu dengan bunyi suara itu segera duduk dari posisi tidurnya, "Bunyi apa ini?" Ucap Radja sembari menyalakan lampu kamarnya dan dia mencoba mencari asal dari suara gaduh itu, "Hissh! Wanita ini benar benar membuat ku kehabisan akal, bisa bisanya dia memilih kedinginan dari pada merengek minta tidur seranjang dengan ku." gumam Radja lirih sambil menatap ke arah Ailin yang sedang tidur.
Dengan perlahan Radja membopong Ailin baik keatas ranjang. Radja segera menyelimuti tubuh Ailin agar tak kedinginan dan Radja ikut masuk kedalam selimut kemudian dia memeluk tubuh Ailin yang terasa sangatlah dingin.
"Sial! jika melihat nya dari dekat begini membuat ku sangat bergairah! Padahal dia sedang tidur tapi kenapa serasa dia sedang mengoda ku," Gumam Radja lirih sembari menatap Ailin dari jarak yang sangatlah dekat.
Radja mulai tidak bisa mengontrol hasratnya dan dia hendak mengecup bibir mungil Ailin.
Membuka matanya tiba-tiba, "Heiiii Tuan apa yang mau kamu lakukan?" ucap Ailin Sembari mendorong Radja sedikit menjauhinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Lya Yanty
gag asik banget sih ..alurnya g beraturan
2021-09-21
0
LENY
Raja bucin baru tahu
2021-07-09
0
Sagu_gulaaaaa
author, seblumnya maaf.
masih banyak typo.
mohon revisinya ya
biar pembaca tidak merasa bosan saat membaca.
terima kasih
2021-04-01
3